Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky Copot 2 Pejabat Tinggi Ukraina di Tengah Invasi Rusia, Sebut Dugaan sebagai Mata-mata

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Keamanan Ukraina Ivan Bakanov (kiri), Jaksa Agung Ukraina Iryna Venediktova (tengah) dan Menteri Dalam Negeri Ukraina Denys Monastyrskyi di Kyiv pada Jumat (6/8/2021). Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky copot Ivan Bakanov dan Iryna Venediktova, Minggu (17/7/2022).

TRIBUNWOW.COM - Ukraina menghadapi gejolak baru ketika PresidenUkraina Volodymyr Zelensky mengumumkan telah memberhentikan dua pejabat penegak hukumnya, Minggu (17/7/2022).

Dilansir TribunWow.com, para pejabat yang sedang dalam status penangguhan itu disinyalir melakukan pengkhianatan.

Namun, kantor kepresidenan menerangkan bahwa pe-nonaktifan sementara itu bukan berarti bahwa mereka dipecat.

Baca juga: Eks Panglima Tertinggi Sekutu NATO Sebut Konflik Rusia-Ukraina Mirip Perang Korea, Ini Penjelasannya

Zelensky mengatakan dia memberhentikan jaksa agung Iryna Venediktova dan kepala keamanan Ivan Bakanov di tengah tingginya jumlah kasus dugaan makar oleh aparat penegak hukum Ukraina.

Dalam pidato nasional, Zelensky mengatakan lebih dari 650 kasus dugaan pengkhianatan dan persekongkolan dengan Rusia oleh pejabat keamanan Ukraina sedang diselidiki saat ini.

Termasuk 60 kasus terkait pejabat yang katanya tetap berada di wilayah yang diduduki oleh Rusia dan bekerja melawan negara kita.

"Sejumlah besar kejahatan terhadap fondasi keamanan nasional dan hubungan yang terjalin antara pejabat penegak hukum Ukraina dan layanan khusus Rusia menimbulkan pertanyaan yang sangat serius bagi para pemimpin terkait," kata Zelensky seperti dilaporkan The Moscow Times, Senin (18/7/2022).

"Setiap pertanyaan seperti itu akan dijawab."

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky saat memberikan pidato di sebuah kampus di Kanada, 23 Juni 2022. Terbaru, Zelensky menyindir Israel yang enggan memberikan sanksi ke Rusia. (YouTube CBC News: The National)

Namun dilansir Ukrinform, Senin (18/7/2022), keputusan Presiden untuk mencopot Iryna Venediktova dan Ivan Bakanov rupanya tidak berarti bahwa mereka dipecat.

Pemeriksaan resmi akan dilakukan, setelah itu Presiden akan memutuskan apakah akan mengajukan mosi yang sesuai di parlemen.

"Sekarang kita tidak berbicara tentang pemecatan kedua pejabat ini. Jaksa Agung dicopot dari kantornya, dan mosi Dinas Keamanan Ukraina ditangguhkan dari tugasnya. Ini karena fakta bahwa Presiden dan kita semua memiliki sudah cukup lama mengharapkan kepala badan-badan ini untuk mengambil langkah-langkah yang lebih spesifik dan, mungkin, radikal untuk membersihkan kolaborator dan pengkhianat negara," terang Andriy Smyrnov, Wakil Kepala Kantor Kepresidenan.

Menurutnya, di bulan keenam perang, pengkhianat terus diidentifikasi di lembaga penegak hukum ini hampir setiap minggu.

Sehingga hal ini dinilai perlu untuk mencegah potensi pengaruh kedua pejabat ini dalam proses pidana terhadap pejabat yang diduga bekerja sama dengan Rusia.

Smyrnov memberi tahu bahwa pemeriksaan dan penyelidikan resmi akan dilakukan sehubungan dengan Bakanov dan Venediktova.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan dan penyelidikan resmi ini, Presiden akan membuat keputusan tentang perlunya mengajukan mosi ke parlemen untuk menyetujui pemberhentian Jaksa Agung dan Kepala Dinas Keamanan Ukraina," tegas Smyrnov.

Baca juga: Ungkit Masa Genting Konflik Rusia-Ukraina, Muncul Petisi Minta Zelensky Legalkan Nikah Sesama Jenis

Zelensky Pecat Kepala Keamanan

Sebelumnya, Zelensky dilaporkan melakukan perjalanan pertamanya ke wilayah timur yang dilanda perang, Minggu (29/5/2022).

Padalah situasi masih sangat rawan karena pasukan Rusia memperketat cengkeraman mereka di sekitar kota-kota utama di wilayah Donbas.

Dilansir TribunWow.com dari The Moscow Times, Minggu (29/5/2022), Zelensky mengunjungi Kharkiv yang berhasil kembali diduduki Ukraina.

Gambar selebaran yang diambil dan dirilis pada 4 April 2022 oleh layanan pers kepresidenan Ukraina menunjukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky (tengah) mengunjungi kota Bucha, barat laut ibukota Ukraina, Kyiv. - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada 3 April 2022 bahwa kepemimpinan Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil di Bucha, di luar Kyiv, di mana mayat-mayat ditemukan tergeletak di jalan setelah kota itu direbut kembali oleh tentara Ukraina. Kementerian Pertahanan Rusia menolak tuduhan pada hari yang sama dengan alasan bahwa pasukan Rusia meninggalkan Bucha pada 30 Maret sementara bukti pembunuhan disajikan empat hari kemudian. (Photo by UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS SERVICE / AFP) (AFP/STR))

Baca juga: Kotanya Hancur karena Konflik, Warga Ukraina Salahkan Zelensky: Kenapa Putin Menyerang? Ini Politik

Kantor kepresidenan memposting video di Telegram tentang sosok sang presiden yang mengenakan rompi antipeluru saat melihat bangunan yang hancur di Kharkiv dan sekitarnya.

Dalam perjalanannya ke Kharkiv, Zelensky membahas rencana rekonstruksi dengan pejabat setempat.

Ia mengatakan adanya peluang bagi daerah yang hancur akibat serangan Rusia untuk memiliki wajah baru.

Menurut pejabat setempat, lebih dari 2.000 blok apartemen telah dihancurkan seluruhnya atau sebagian oleh serangan Rusia di wilayah tersebut.

Saat kunjungannya, Zelensky mengumumkan telah memecat kepala keamanan kota timur laut itu dengan teguran publik yang jarang terjadi.

Ia mengatakan petugas itu dipecat karena tidak bekerja untuk mempertahankan kota sejak hari-hari pertama perang skala penuh, tetapi hanya memikirkan dirinya sendiri.

Dikatakan bahwa sementara yang lain telah bekerja keras dengan sangat efektif, mantan kepala itu tidak melakukannya.

Meskipun Zelensky tidak menyebutkan nama pejabat itu, laporan media Ukraina mengidentifikasi dia sebagai Roman Dudin, kepala dinas keamanan SBU wilayah Kharkiv.

Sementara itu sepertiga wilayah Kharkiv tetap berada di bawah kendali Rusia.

"Kami pasti akan membebaskan seluruh wilayah," kata Zelensky melalui tayangan video di Telegram.

"Kami melakukan segala yang kami bisa untuk menahan serangan ini."

Di Kharkiv sendiri, penduduk sudah kembali beraktivitas seperti biasa.

Para pelanggan telah kembali ke Crystal Cafe yang terkenal di taman umum pusat setelah dibuka kembali pada akhir April.

Penduduk datang untuk minum kopi, makan, atau mencicipi es krim 'Biloshka', hidangan khas Crystal yang disajikan sejak tahun 1960-an.

"Kami perlu mempertahankan pekerjaan. Kota ini akan kembali sedikit demi sedikit," kata manajer kafe, Alyona Kostrova, 36, kepada AFP.(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina