Konflik Rusia Vs Ukraina

Minta Doa Masyarakat, Jokowi Pamit Kunjungi Rusia dan Ukraina: Ajak 2 Pemimpin untuk Dialog

Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pergi meninggalkan Indonesia pada Minggu (26/6/2022) untuk melakukan serangkaian perjalanan ke beberapa negara, sekaligus menjalankan misi perdamaian Rusia-Ukraina.

Pernyataan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, Sabtu (25/6/2022).

"Kemungkinan besar, perang ini akan berakhir di meja negosiasi," kata Stoltenberg.

Stoltenberg menjelaskan, saat ini tanggung jawab NATO adalah untuk memastikan Ukraina memiliki posisi yang kuat saat melakukan perundingan dengan Rusia agar kedaulatan negara di Eropa tetap terjaga.

Menurut Stoltenberg, cara paling ampuh untuk membantu Ukraina adalah dengan mengirimkan bantuan militer, ekonomi, hingga sanksi terhadap musuh Ukraina yakni Rusia.

Saat ditanya kapan negosiasi damai akan terwujud, Stoltenberg menolak untuk berkomentar.

"Perdamaian selalu dapat dicapai jika Anda menyerah," kata dia.

"Namun Ukraina berperang demi kemerdekaannya, demi haknya untuk berdiri, demi hak untuk menjadi negara demokrasi tanpa menyerah kepada kekuatan Rusia."

"Dan Ukraina siap untuk membayar harga yang sangat tinggi untuk mengorbankan diri mereka demi nilai-nilai tersebut."

"Bukan hak kita untuk menjelaskan kepada mereka sejauh mana pengorbanan harus dilakukan," papar Stoltenberg.

Baca juga: Sempat Diunggah di Medsos, Walikota di Jerman hingga Spanyol Video Call dengan Pejabat Ukraina Palsu

Ukraina Menyerah Tak Jadi Gabung ke NATO

Sementara itu, pemerintah Ukraina menegaskan tidak akan lagi mengejar-ngejar agar bisa diterima menjadi anggota NATO.

Selama konflik Rusia-Ukraina berjalan, pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin berkali-kali memperingatkan agar Ukraina tidak bergabung ke NATO karena dapat membahayakan kedaulatan Rusia.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, saat ini Ukraina dipastikan tidak akan lagi berupaya untuk bergabung dengan aliansi militer yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) tersebut.

Informasi ini disampaikan oleh penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Igor Zhovkva, Sabtu (25/6/2022).

Halaman
123