TRIBUNWOW.COM - Sejumlah negara di Afrika diketahui memiliki hubungan dekat dengan Rusia dan tak sedikit yang mengambil sikap netral terhadap konflik yang terjadi di Ukraina.
Namun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah memperingatkan langsung kepada pimpinan negara-negara di Afrika bahwa mereka sebenarnya dijadikan sandera oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dikutip TribunWow.com dari skynews, pernyataan ini disampaikan oleh Zelensky saat berdiskusi dengan Uni Afrika pada Senin (20/6/2022).
Baca juga: 4 Bulan Perangi Ukraina, Rusia Kehilangan 4 Persen Kekuatan Militernya, 33 Ribu Tentara Tewas
"Mereka mencoba memanfaatkanmu dan penderitaan rakyat untuk memberikan tekanan," kata Zelensky.
Zelensky mengatakan, Rusia melakukan tindakan ini karena kini tengah diberikan sanksi ekonomi oleh banyak pihak.
Seusai berdiksusi dengan Zelensky, Komisioner Uni Afrika Moussa Faki Mahamat menyampaikan posisi Uni Afrika mendesak diadakan dialog untuk mengakhiri konflik.
Sementara itu Pimpinan Uni Afrika sekaligus Presiden Senegal, Macky Sall menegaskan Afrika mendukung resolusi konflik secara damai dan kebebasan untuk berdagang.
Sebagai informasi, jutaan orang di Afrika, di antaranya Ethipoia dan Somalia saat ini tengah kesulitan memenuhi kebutuhan pangan di tengah konflik yang terjadi antara Rusia-Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri diketahui sempat bertemu dengan para pemimpin Uni Afrika.
Dalam pertemuan tersebut, mereka akan membahas mengenai ketahanan pangan dan krisis yang mengancam.
Putin kabarknya akan memberi tahu AU bahwa Moskow tidak dapat disalahkan atas krisis pangan yang mempengaruhi benua mereka.
Dilansir TribunWow.com dari Al Jazeera, Jumat (3/6/2022), TV pemerintah menunjukkan Putin menyapa Presiden Senegal Macky Sall, ketua AU, dan Moussa Faki Mahamat, ketua Komisi AU, pada awal pembicaraan di resor Sochi Rusia selatan.
Sebagai informasi, tentara Rusia telah merebut sebagian besar garis pantai selatan Ukraina selama perang 100 hari.
Kapal perang Rusia juga mengontrol akses ke pelabuhan Laut Hitam negara itu yang menghambat kegiatan ekspor dan impor.
Namun mereka terus menyalahkan Ukraina dan Barat atas terhentinya ekspor gandum Ukraina.