Dikutip TribunWow.com dari Sky News, diketahui Macron menyampaikan saran tersebut bertepatan dengan 100 hari berlangsungnya konflik antara Rusia dan Ukraina yang terjadi sejak Februari 2022 lalu.
"Kita harus jangan mempermalukan Rusia sehingga ketika tiba hari di mana perang berakhir kita bisa membangun jalan keluar lewat jalur diplomatik," ujar Macron.
Macron meyakini Prancis berperan untuk menjadi penengah dalam antara konflik Rusia dan Ukraina.
Saran dari Macron ini telah dijawab oleh Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba.
"Ajakan untuk menghindari mempermalukan Rusia hanya akan mempermalukan Prancis dan seluruh negara lain yang menyetujui ajakan tersebut," ujar Kuleba.
Kuleba meminta kepada seluruh negara agar fokus mengembalikan Rusia di posisinya semula.
Macron sendiri sudah beberapa kali berkomunikasi langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin lewat sambungan telepon membahas negosiasi antara Rusia dan Ukraina.
Sebelumnya, setelah berbulan-bulan ketegangan antara Moskow dan Kyiv, Rusia melancarkan invasi ke Ukraina melalui darat, udara dan laut pada Kamis (24/2/2022).
Hal ini memicu kecaman global dan serangkaian reaksi dari seluruh dunia.
Barat dengan cepat menanggapi dengan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang masih berlanjut.
NATO juga hendak menambah anggota dengan mendaftarnya Swedia dan Finlandia, meskipun ada peringatan dari Rusia terhadap langkah tersebut.
Sementara percabangan sistem keuangan dan perdagangan global sedang berlangsung.(TribunWow.com/Anung/Via)