Para pemimpin Ukraina sering menyerukan senjata dan peralatan Barat kelas atas, menggantungkan harapan mereka untuk kemenangan pada permintaan rudal antitank baru, howitzer, dan roket berpemandu satelit.
Tetapi di atas kebutuhan akan alat perang, pasukan Ukraina perlu tahu cara menggunakannya.
Tanpa pelatihan yang tepat, dilema yang dihadapi unit Sersan Pysanka akan menyebar dalam skala yang jauh lebih besar.
Para analis mengatakan hal itu dapat menggemakan pendekatan gagal Amerika Serikat dalam memasok militer Afghanistan dengan peralatan yang tidak dapat dipertahankan tanpa dukungan logistik besar-besaran.
"Warga Ukraina sangat ingin menggunakan peralatan Barat, tetapi membutuhkan pelatihan untuk memeliharanya," kata Michael Kofman, direktur studi Rusia di C.N.A., sebuah lembaga penelitian di Arlington, Va.
"Beberapa hal tidak bisa untuk dilakukan secara terburu-buru."
Baca juga: Pilih Menyerah ke Rusia, Tentara Azov Ukraina Ungkap Taktik Licik Pasukannya, Korbankan Rakyat Sipil
Baca juga: 5 Bukti Rusia Pelaku Pembantaian di Bucha, Warga Melihat, Foto Satelit hingga Video Kamar Penyiksaan
Isu Oknum Militer hingga Pejabat di Ukraina Salahgunakan Bantuan
Diberi perlengkapan dan senjata seadanya, seorang warga negara asing (WNA) yang menjadi tentara sukarelawan di Ukraina menceritakan betapa buruknya perlakuan Ukraina kepada para relawan.
Bantuan senjata hingga perlengkapan militer yang begitu banyak dari negara-negara barat ternyata tak semuanya sampai ke tujuan.
Banyak faktor menyebabkan bantuan tidak digunakan sebagaimana mestinya karena adanya korupsi hingga campur tangan oknum.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, temuan ini dilaporkan oleh media asal Kanada Toronto Star.
Laporan dilakukan dengan mewawancarai sejumlah WNA yang menjadi tentara sukarelawan hingga sebuah kelompok di Kanada yang mengumpulkan dana untuk membantu keperluan militer para tentara Ukraina.
Banyak para sukarelawan yang berpengalaman di perang Irak hingga Afghanistan menolak untuk maju berperang di Ukraina karena minimnya senjata dan perlengkapan.
Sementara itu ada pula sukarelawan yang dengan senang hati maju memerangi pasukan RUsia hanya dengan bekal tiga buah magazin dan satu senjata AK-47 tanpa rompi dan helm.
Pemerintah Ukraina juga dituding tidak memberi pelatihan yang cukup kepada para relawan sebelum mereka dikirimkan maju ke garis depan.