TRIBUNWOW.COM - Invasi Rusia ke Ukraina yang digelar sejak Kamis (24/2/2022), memasuki hari ke-100 hari ini, Jumat (3/6/2022).
Kyiv pun mengatakan bahwa Moskow sekarang menguasai 20 persen wilayah Ukraina.
Sementara itu pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin terus menggempur wilayah Donbas Timur.
Baca juga: Putin Bentuk Pasukan Khusus Bersenjata Nuklir, Klaim demi Cegah Agresi Barat ke Rusia
Baca juga: Bahas Konflik Ukraina Lewat Telepon, 2 Kolonel Tentara Rusia Gosipkan Putin
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, setelah lebih dari 100 ribu tentara Rusia berkumpul di perbatasan Ukraina pada hari-hari menjelang invasi 24 Februari, para analis membuat prediksi mengerikan bahwa tentara Moskow akan menyapu kemenangan dalam hitungan hari.
Namun sebaliknya, pasukan Ukraina telah melakukan pertahanan sengit selama 100 hari terhadap 'operasi militer khusus' Rusia.
Pasukan Putin pun telah dipaksa untuk mengarahkan pandangan mereka untuk merebut bagian timur negara itu setelah diusir dari sekitar ibu kota Kyiv.
Rusia juga diklaim telah menderita kerugian besar di tangan perlawanan Ukraina yang sangat cakap.
Tapi sementara pasukan Kyiv telah mengejutkan banyak orang dengan pertahanan mereka yang kokoh, ribuan warga sipil telah tewas dalam penembakan Rusia tanpa pandang bulu.
Jutaan orang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan kejahatan perang mengerikan yang dilakukan oleh pasukan Putin telah terungkap.
Saat perang telah memasuki bulan keempat, Ukraina juga mengalami kerugian militer yang besar.
Dan meskipun kemajuan mereka jauh lebih lambat dari yang diperkirakan Moskow, pasukan Rusia telah memperluas kendali melampaui 16.600 mil persegi yang diambil ketika Rusia merebut Krimea dan sebagian Donbas pada tahun 2014.
"Hari ini, sekitar 20 persen wilayah kami berada di bawah kendali penjajah," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidatonya kepada anggota parlemen Luksemburg, Kamis (2/6/2022).
Dia menambahkan bahwa serangan Rusia di Donbas timur sekarang telah membunuh hingga 100 tentara Ukraina setiap hari.
Para ahli pun mengatakan militernya berpacu dengan waktu untuk menerima lebih banyak persenjataan Barat, atau menghadapi prospek mundur daripada dikepung di wilayah tersebut.
"Jika kita memenangkan perang ini, semua orang Eropa akan dapat terus menikmati kebebasan mereka,' kata Zelensky.
"Tetapi jika satu orang yang ingin menghancurkan kebebasan di Ukraina dan Eropa ini menang, maka masa kelam akan datang untuk semua orang di benua itu."
Baca juga: Pernah Diusulkan Zelensky, Rusia akan Adakan Pemilihan Suara di Donbas agar Lepas dari Ukraina
Baca juga: 100 Hari Invasi Rusia ke Ukraina, Berikut Rangkuman Harian Konflik Antara Putin dan Zelensky
Zelensky akan Diadili oleh Rusia
Politisi pro-Rusia menyatakan akan mengadili Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai pelaku kejatahan perang jika ia berhasil ditangkap.
Pernyataan ini disampaikan oleh anggota parlemen Republik Rakyat Donbas, Yelena Shishkina pada Rabu (1/6/2022).
Yelena menyebut, pelaku kejahatan perang tidak sebatas mereka yang melakukan kriminal di lapangan.
Dilansir TribunWow.com dari newsweek.com, Yelena memaparkan pengambil kebijakan juga tergolong pelaku kejahatan perang.
"Pelaku kejahatan militer tidak hanya mereka yang memegang senjata di tangan mereka dan menarik pelatuk. Ada juga jenderal yang memberikan perintah, dan presiden juga," ujar Yelena.
Yelena juga mengatakan, pemerintahan Ukraina telah membebaskan kelompok neo Nazi beraktivitas di teritorial mereka.
Ia menjelaskan, ketika telah dikumpulkan bukti oleh aparat penegak hukum, maka mereka yang bersalah akan dihukum.
Sementara itu, dua tentara Rusia ditetapkan sebagai pelaku kejahatan perang seusai ditangkap oleh pasukan militer Ukraina.
Alexander Ivanov (21) dan Alexander Bobykin (26) ditempatkan dalam sebuah ruangan kaca saat dihadirkan dalam pengadilan di Ukraina.
Saat dipertontonkan ke publik, kedua tentara Rusia itu mengatakan di depan media bahwa mereka menyalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin atas konflik yang terjadi di Ukraina.
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, keduanya juga menyebut perang di Ukraina adalah sebuah kegagalan.
Ivanov dan Bobykin ditetapkan sebagai pelaku kejahatan perang karena menembak 38 misil ke pemukiman warga sipil dan sekolah di awal-awal konflik terjadi.
Keduanya menerima vonis hukuman penjara 12 tahun.
Saat diwawancarai oleh media asal Inggris The Sun, Bobykin berharap konflik di Ukraina segera berakhir.
Bobykin bahkan mengaku sempat berniat untuk membelot ke pasukan militer Ukraina.
"Putin sebaiknya menghentikan perang sekarang. Ini adalah sebuah kesalahan. Perang ini adalah sebuah kegagalan," kata Bobykin.
Bobykin turut menyesali telah terlibat dalam konflik di Ukraina. (TribunWow.com/Via/Anung)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina