TRIBUNWOW.COM - Kementerian Pertahanan Rusia akhirnya buka suara terkait kondisi para tahanan perang yang dievakuasi dari kompleks pabrik baja Azovstal, Mariupol, Ukraina.
Kini prajurit dan tentara Ukraina yang tadinya terjebak di Azovstal telah dibawa masuk ke teritorial Rusia.
Berdasarkan rekaman yang dipublikasikan oleh Kemenhan Rusia, para tahanan perang berada dalam kondisi yang nyaman dan layak.
Baca juga: Rusia Ungkit WHO yang Diam Tak Bereaksi saat Tentara Ukraina Gunakan RS untuk Kepentingan Militer
Baca juga: Putin Puji Perjuangan Para Tentara Rusia yang Muslim di Ukraina: Menunjukkan Keberanian
Dikutip TribunWow.com dari tass.com, diketahui mereka kini berada di Yelenovka, Republik Rakyat Donetsk.
Di sana, setiap tahanan perang diberikan kasur pribadi.
Seorang tahanan perang yang berbicara dalam video yang beredar, memberikan pengakuan bahwa dirinya dna rekan-rekannya juga diberikan makanan yang berkualitas secara rutin.
Ia juga mengaku, pihak Rusia memberikan perawatan medis dan memperlakukan tahanan perang secara manusiawi.
"Apa yang kita dapat lebih baik dibandingkan yang kita harapkan," kata seorang letnan tentara Ukraina.
"Tidak ada yang menghina kami, tidak ada yang memiliki masalah pribadi. Mereka menyediakan bantuan kepada rekan saya sesama tentara, Saya dijanjikan bahwa semua yang menderita luka serius telah dievakuasi dan lukanya diobati."
"Saya harap mereka akan mendapat perawatan lebih lanjut," ujar dia.
Sebelumnya, pemerintah Rusia merilis sebuah video menampilkan momen pasukan nasionalis Azov dan tentara Ukraina yang terjebak di pabrik baja Azovstal, Mariupol menyerah kepada tentara Rusia.
Video ini dipublikasikan oleh Kementerian Pertahanan Rusia.
Setelah menyerah, prajurit Azov yang menyerah kemudian diangkut bus dibawa ke wilayah Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, video ini diketahui dirilis pada Selasa (17/5/2022).
Menurut keterangan Kemenhan Rusia, total ada 265 prajurit Azov plus tentara Ukraina di Mariupol yang menyerah.
Dalam video yang dirilis Kemenhan Rusia, tampak para prajurit Ukraina yang menyerah pasrah digeledah oleh tentara Rusia.
Mereka tampak hanya membawa barang-barang seadanya tanpa senjata dan perlengkapan militer atau perang, seperti helm.
Beberapa prajurit yang dievakuasi tampak harus ditandu oleh rekan-rekan mereka.
Pada bagian video lainnya, tampak petugas medis memberikan pertolongan kepada prajurit yang menyerah.
Per Senin (16/5/2022) sejumlah prajurit Ukraina yang diblokade di pabrik baja Azovstal, Mariupol telah berhasil dievakuasi.
Diketahui ada ratusan prajurit Ukraina di Azovstal yang kini dipindahkan ke teritorial milik Rusia.
Dalam proses evakuasi ini, pemerintah Ukraina menyebut para prajurit di Azovstal telah menyelesaikan misi mereka.
Dikutip TribunWow.com, media asal Inggris Sky News menyebut pemerintah Ukraina berusaha menghindari menggunakan kata menyerah terkait evakuasi para prajurit di Azovstal.
Di sisi lain, dalam media Rusia rt.com, diberitakan bahwa pemerintah Ukraina menginstruksikan para prajurit di Azovstal agar menyerah kepada tentara Rusia supaya bisa dievakuasi.
Pejabat pemerintahan Ukraina menyatakan akan menyelamatkan seluruh nyawa para prajurit yang terjebak di Azovstal.
Kendati demikian masih belum jelas apakah status para prajurit Azovstal itu kini merupakan tahanan perang Rusia atau bukan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan perlu waktu untuk memulangkan para prajurit Azovstal tersebut kembali ke Ukraina.
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, para prajurit Azovstal tersebut kini ada yang dirawat di rumah sakit di daerah milik Rusia.
Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, Hanna Maliar mengatakan, para prajurit Azovstal itu nantinya akan menjadi objek prosedur pertukaran.
Tidak dijelaskan detail apa yang dimaksud dengan prosedur pertukaran tersebut.
Namun spekulasi yang muncul di publik adalah para prajurit Azovstal tersebut akan ditukar dengan tentara Rusia yang menjadi tahanan perang di Ukraina.
Kendati demikian masih belum diketahui kapan pertukaran tersebut akan dilakukan.
Baca juga: Akhirnya Menyerah ke Rusia, Pasukan Azov Ukraina Pernah Pamer Pencapaian Bunuh Ribuan Musuh
Baca juga: Sosok Diduga Orang Dalam Pemerintahan Rusia Ungkap Putin Lakukan Operasi Perut
Sebelumnya, pemerintah Ukraina telah memerintahkan para prajurit yang terkurung di pabrik baja Azovstal, Mariupol, agar menyerah kepada tentara Rusia.
Perintah ini disampaikan oleh Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina pada Senin (16/5/2022).
Ironisnya, beberapa kali pasukan di Azovstal memberikan pernyataan tidak akan menyerah dari tentara Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, militer Ukraina menyampaikan, misi pasukan yang berada di mariupol telah selesai.
Militer Ukraina juga menyampaikan perintah terbaru kepada pasukan yang ada di Azovstal untuk menyelamatkan nyawa seluruh prajurit yang ada di sana.
Setelah diberikan perintah untuk menyerah, pada Senin (16/5/2022) telah berhasil dievakuasi 264 tentara yang terkurung di Azovstal.
Kini 53 prajurit yang terluka berada di sebuah rumah sakit di Novoazovsk, dan 211 tentara lainnya berada di Yelenovka.
Kedua wilayah itu diketahui berada di Republik Rakyat Donetsk.
Pemerintah Rusia menduga ada sekira 2,200 orang yang terkurung di pabrik baja Azovstal.
Dilansir TribunWow.com dari Aljazeera, Senin (16/5/2022), Anna Malyar, wakil menteri pertahanan Ukraina, mengatakan bahwa sebuah pertukaran akan dilakukan untuk kepulangan mereka.
Malyar mengatakan bahwa misi sedang dilakukan untuk menyelamatkan pejuang yang tersisa di dalam pabrik baja Azovstal, benteng perlawanan terakhir di Mariupol.
“Berkat para pembela Mariupol, Ukraina mendapatkan waktu yang sangat penting,” kata Malyar.
"Dan mereka memenuhi semua tugas mereka. Tetapi tidak mungkin untuk membuka blokir Azovstal dengan cara militer."
Azovstal telah menjadi simbol perlawanan Ukraina terhadap invasi berkelanjutan Rusia ke negara itu.
Sekitar 600 tentara diyakini berada di dalam pabrik, di mana mereka terus bertempur bahkan setelah seluruh kota jatuh ke tangan pasukan Rusia.
"Kami berharap bahwa kami akan dapat menyelamatkan nyawa orang-orang kami," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam sebuah pidato pada Senin malam.
"Ada yang terluka parah di antara mereka. Mereka menerima perawatan. Ukraina membutuhkan pahlawan Ukraina hidup-hidup."
Hoda Abdel-Hamid dari Al Jazeera, melaporkan dari Odesa, mengatakan sebuah sumber mengindikasikan bahwa sejumlah anggota resimen Azov sayap kanan telah memutuskan untuk menyerah, tetapi belum ada konfirmasi resmi.
"Dalam beberapa hari terakhir, kami telah mendengar dari Presiden Zelensky dan dari pejabat senior lainnya di sini bahwa ini adalah negosiasi yang sangat sulit," kata Abdel-Hamid.
Resimen Ukraina di pabrik baja mengatakan pihaknya memenuhi perintah untuk menyelamatkan nyawa tentara dengan mengevakuasi mereka.
"Untuk menyelamatkan nyawa, seluruh garnisun Mariupol menerapkan keputusan yang disetujui dari Komando Militer Tertinggi dan mengharapkan dukungan dari rakyat Ukraina," kata resimen Azov dalam sebuah posting media sosial.
Dikatakan pasukannya di Mariupol telah bertahan selama 82 hari, mengulur waktu untuk memerangi pasukan Rusia.
Penyelamatan dilakukan beberapa jam setelah Rusia mengatakan telah setuju untuk mengevakuasi tentara Ukraina yang terluka ke fasilitas medis di Novoazovsk.
"Kesepakatan telah dicapai tentang pemindahan yang terluka," kata kementerian pertahanan negara itu pada hari Senin (16/5/2022).
"Sebuah koridor kemanusiaan telah dibuka di mana prajurit Ukraina yang terluka dibawa ke fasilitas medis di Novoazovsk."
Baca juga: VIDEO Serangan Rusia ke Mariupol, Jatuhkan Bom Fosfor & Artileri ke Pabrik Baja Azovstal Ukraina
Baca juga: Sebut Elon Musk Manusia Super, Komandan Ukraina Minta Bantuan agar Lolos Kepungan Rusia di Mariupol
Alasan Tak Mau Menyerah
Presiden Rusia Vladimir Putin pada beberapa minggu yang lalu mengeluarkan instruksi kepada pasukan militernya untuk memblokade pabrik baja Azovstal di Mariupol, Ukraina agar tidak ada yang bisa masuk dan keluar.
Namun Rusia juga telah menyampaikan bahwa warga sipil dibebaskan keluar dari Azovstal kapanpun mereka mau, begitu pula dengan kombatan yang memilih untuk menyerah.
Sementara itu, kelompok prajurit neo Nazi Ukraina bernama resimen Azov yang ada di Azovstal tegas menolak untuk menyerah kepada Rusia.
Dikutip TribunWow.com dari rt.com, pernyataan ini disampaikan oleh prajurit Azov bernama Ilya Samoylenko.
Pada Minggu (8/5/2022), di hadapan para jurnalis, Ilya menyebut opsi menyerah sama sekali tidak dapat diterima.
Menurut Ilya, menyerah kepada tentara Rusia sama saja dengan memberikan hadiah untuk musuh.
Ilya menyampaikan, resimen Azov hanya bersedia meninggalkan Azovstal jika mereka dievakuasi oleh pemerintah Ukraina atau bantuan dari negara lain.
Menurut penuturan Ilya, para prajurit Ukraina yang terkurung di Azovstal sudah tidak lagi memiliki senjata yang memadai untuk melakukan perlawanan.
Meskipun memiliki persediaan makanan dan minuman, mereka mengakui tak akan bisa memberikan perlawanan kepada para tentara Rusia.
Ilya menyebut ada ratusan tentara Ukraina dalam kondisi terluka masih terkurung di Azovstal.
Mereka menunggu bantuan dari pemerintah Ukraina untuk melakukan evakuasi.
"Kami akan terus berperang selama kita masih hidup," ujar Wakil Komandan Resimen Azov, Sviatoslav Palamar.
Penduduk Ukraina yang dievakuasi dari Mariupol berhasil tiba di kawasan Zaporizhzhia dengan selamat.
Delapan bus tersebut dilaporkan membawa 174 warga sipil Mariupol, termasuk 40 orang yang dievakuasi dari pabrik baja Azovstal yang terkepung di pelabuhan Laut Hitam.
Diketahui, 40 orang itu dievakuasi pada hari Sabtu dari pabrik baja Azovtal, di mana tentara Ukraina terakhir di kota yang hancur itu bersembunyi dan dikelilingi oleh pasukan Rusia.
Mereka tiba di Zaporizhzhia yang dikuasai Ukraina pada hari Minggu, (8/5/2022).
Pengungsi, beberapa dengan anak kecil, meninggalkan bus putih yang telah mengangkut mereka ke tempat parkir pusat perbelanjaan di Zaporizhzhia, sebuah kota di Ukraina selatan yang telah menjadi pusat bagi mereka yang melarikan diri dari daerah yang diduduki Rusia.
Dilansir TribunWow.com dari South China Morning Post, Senin (9/5/2022), koordinator kemanusiaan PBB di Ukraina, Osnat Lubranim memberitakan kabar gembira tersebut melalui akun Twitter miliknya.
"Saya lega mengonfirmasi bahwa kami berhasil membawa 174 orang lagi ke tempat yang aman dari neraka Mariupol hari ini," cuit Lubrani.
"Pekerjaan kita belum selesai. Saya tidak melupakan mereka yang ditinggalkan," tambahnya.
Dalam sebuah pernyataan, Lubrani mengatakan lebih dari 600 orang kini telah dievakuasi dari Mariupol melalui jalur yang aman.
Namun, masih banyak yang tidak dapat bergabung dengan konvoi tersebut.
"Kami akan melanjutkan keterlibatan kami dengan kedua pihak yang berkonflik untuk memastikan bahwa mereka yang ingin pergi memiliki jaminan untuk melakukannya dengan aman dan ke arah pilihan mereka," ujar Lubrani.
Sebelumnya pada hari Minggu, tentara Ukraina yang bertahan di pabrik baja menegaskan bahwa mereka tidak akan menyerah.
"Kami, semua personel militer di garnisun Mariupol, kami telah menyaksikan kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia, oleh tentara Rusia," kata Ilya Samoilenko, seorang perwira intelijen resimen Azov.
"Kami adalah saksi. Menyerah bukanlah pilihan karena Rusia tidak tertarik dengan hidup kita."
Pembantu presiden Ukraina, Mykhaylo Podolyak, mengatakan di media sosial pada hari Minggu bahwa Kyiv tidak akan berhenti sampai berhasil mengevakuasi semua orang dari Azovstal.
Sabtu malam, Kyiv meminta badan bantuan Medecins Sans Frontieres (MSF) untuk mengevakuasi tentara terakhir yang tersisa di sana, banyak dari mereka terluka.
Ukraina juga mengatakan semua warga sipil wanita, anak-anak dan orang tua telah dievakuasi dari pabrik Azovstal.
Pabrik baja Azovstal adalah kantong terakhir perlawanan Ukraina di kota pelabuhan yang hancur dan nasibnya telah mengambil nilai simbolis dalam pertempuran yang lebih luas sejak invasi Rusia.(TribunWow.com/Anung/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina