Konflik Rusia Vs Ukraina

Tak Boleh Ditukar, Rusia Ungkap Nasib Pejuang Batalyon Azov yang Dievakuasi dari Mariupol

Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan tentara Rusia terlihat menyisir jalan saat berpatroli di kota Mariupol, Ukraina, diunggah Senin (18/4/2022). Setelah dievakuasi dari pabrik baja Azovstal Mariupol, Ukraina, para pejuang Batalyon Azov tak bisa ditukar dengan tawanan perang Rusia, Selasa (17/5/2022).

TRIBUNWOW.COM - Setelah dievakuasi dari pabrik baja Azovstal Mariupol, Ukraina, para pejuang Batalyon Azov tak bisa ditukar dengan tawanan perang Rusia.

Nasib para pejuang Azov ini diungkap oleh Ketua majelis rendah parlemen Rusia, Duma Negara, Vyacheslav Volodin.

Menurut Vyacheslav Volodin, alih-alih menukar dengan tawanan perang, Rusia menyerukan agar para pejuang Azov diadili sebagai penjahat perang.

Baca juga: Isi Wawancara Jurnalis Ukraina dan Tentara Rusia, Komandan Pasukan Putin Bunuh Bawahan yang Terluka

“Penjahat Nazi tidak boleh ditukar. Mereka adalah penjahat perang dan kami harus melakukan segalanya untuk memastikan mereka diadili,” kata Vyacheslav Volodin seperti dikutip dari Al Jazeera dari kantor berita Rusia TASS.

Rusia telah lama mengklaim bahwa resimen Azov, sebuah batalion sukarelawan kontroversial yang berubah menjadi unit penjaga nasional yang memiliki hubungan dengan sayap kanan, adalah "neo-Nazi".

AS Desak Pendanaan ke Ukraina

Menteri Keuangan AS Janet Yellen telah menyerukan sekutu Washington untuk meningkatkan dukungan keuangan untuk Ukraina.

Dia mengatakan bahwa dana yang diumumkan sejauh ini tidak akan cukup bagi negara untuk memenuhi "kebutuhan dasarnya" karena memerangi ofensif Rusia.

"Kebutuhan pembiayaan Ukraina signifikan," kata Yellen dalam sambutannya yang disiapkan untuk disampaikan ke Forum Ekonomi Brussel.

“Dalam bulan-bulan sampai pengumpulan pajak dapat dilanjutkan dengan cepat, Ukraina membutuhkan dana anggaran untuk membayar tentara, karyawan dan pensiunan, serta untuk mengoperasikan ekonomi yang memenuhi kebutuhan dasar warganya,” tambahnya.

“Dalam waktu singkat, itu perlu beralih ke perbaikan dan pemulihan utilitas dan layanan penting.”

Sementara Ukraina pada akhirnya akan membutuhkan “dukungan besar-besaran” untuk rekonstruksi dan pemulihan pada skala Rencana Marshall pasca-Perang Dunia II untuk Eropa, negara itu harus mengambil “langkah demi langkah” ini, katanya.

Perang Sengit di Mariupol

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, ratusan kombatan yang menjaga benteng terakhir Ukraina di kompleks pabrik baja Azovstal, Mariupol, dilaporkan telah dievakuasi pada Senin (16/5/2022).

Dengan evakuasi ini, pertempuran antara tentara Ukraina dengan Rusia di Mariupol berakhir.

Halaman
12