Konflik Rusia Vs Ukraina

Intelijen Rusia Sebut AS Latih Teroris ISIS Pakai Alat Militer Canggih untuk Bantu Perang di Ukraina

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bendera ISIS

TRIBUNWOW.COM - Amerika Serikat (AS) disebut aktif merekrut anggota teroris ISIS untuk membantu Ukraina melawan Rusia.

Informasi ini disampaikan oleh Badan Intelijen Asing Rusia (SVR).

Tak hanya merekrut, militer AS disebut juga memberikan pelatihan kepada para anggota teroris tersebut.

Baca juga: Sosok Diduga Orang Dalam Pemerintahan Rusia Ungkap Putin Lakukan Operasi Perut

Baca juga: Bandingkan Jumlah Korban Tewas, Wali Kota Mariupol Sebut Putin Lebih Jahat Dibanding Hitler

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, SVR menilai pemerintah AS siap menggunakan semua cara untuk meraih tujuan geopolitik mereka.

Perekrutan anggota ISIS ini diketahui terjadi di markas militer AS di Suriah yang bernama al-Tanf.

Al-Tanf diketahui terletak berbatasan dengan Jordan dan Irak.

SVR mengatakan, sebanyak 60 militan ISIS telah dibebaskan dari penjara yang ada di Suriah lalu dipindahkan ke al-Tanf.

Para anggota teroris yang direkrut untuk membantu Ukraina selanjutnya menjalani pelatihan di al-Tanf.

Di sana para anggota teroris tersebut dilatih cara menggunakan senajta anti-tank, drone pengintai dan penyerang, hingga peralatan mata-mata dan komunikasi canggih.

Menurut SVR, AS tak mempertimbangkan bahaya atau konsekuensi dari tindakan mereka merekrut anggota ISIS.

Di sisi lain, seorang pejabat tinggi pemerintah Rusia secara pribadi menganggap Amerika Serikat (AS) sebagai negara musuh.

Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin yakni Dmitry Peskov pada Selasa (17/5/2022).

Peskov mengungkit bagaimana negara-negara barat saat ini semakin terang-terangan terlibat dalam konflik antara Ukraina dan Rusia.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, sampai saat ini secara resmi pemerintah Rusia masih menganggap AS sebagai negara yang tak bersahabat.

Peskov mengungkit bagaimana cadangan devisa milik Rusia yang disimpan di institusi-institusi negara-negra barat saat ini tengah dibekukan.

"Itu adalah uang yang dimiliki oleh Anda (masyarakat) dan saya," kata Peskov.

"Itu dicuri dari kita."

Peskov turut mengungkit bagaimana penasihat pasukan militer Inggris juga terang-terangan terlibat mengarahkan pasukan nasionalis Ukraina tentang taktik yang harus dilakukan serta memberikan intelijen.

Selanjutnya, Peskov juga menuding adanya strategi provokasi tak manusiawi yang dilakukan oleh warga asing di Ukraina.

Peskov mencontohkan tragedi pembantaian di Bucha yang menurutnya Rusia hanya dijadikan kambing hitam.

Peskov mengatakan, perang melawan AS sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2005 silam.

Kala itu Rusia mencoba mendirikan sebuah media berbahasa Inggris yang bertujuan memberikan pandangan alternatif kepada para pembacara di negara-negara barat.

Namun pendirian media massa tersebut menerima banyak protes dan penolakan.

Menurut Peskov, saat ini dunia tengah menghadapi badai momen kebenaran.

Baca juga: Ditawari Kamar Bayar Pakai Seks, Gadis Ukraina Ungkap Sisi Gelap Mengungsi ke Inggris

Baca juga: Kejadian Langka di TV Pemerintah Rusia, Narasumber Eks Tentara Rusia Justru Unggulkan Ukraina

Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-83

Memasuki hari ke- 83 sejak invasi Rusia ke Ukraina, belum ada tanda-tanda pembicaraan damai akan dilangsungkan.

Namun di sisi lain, evakuasi para tentara yang terjebak di Pabrik Baja Azovtal, Mariupol mulai berhasil dilaksanakan.

Sementara itu, pihak Rusia masih teralihkan oleh niatan negara tetangganya, Finlandia dan Swedia yang hendak bergabung dengan NATO.

Dilansir dari The Guardian, Selasa (17/5/2022), berikut rangkuman perkembangan invasi Rusia ke Ukraina yang disusun TribunWow.com.

Kondisi Perang Ukraina

Presiden Ukraina Volodomyr Zelensky mengkonfirmasi bahwa evakuasi pasukan Ukraina yang terluka dari pabrik baja Azovstal, Mariupol sedang berlangsung.

Disebutkan bahwa lebih dari 260 pejuang telah diangkut keluar dari pabrik.

Kata staf umum angkatan bersenjata, pasukan telah memenuhi misi tempur mereka.

Terkait hal itu, wakil menteri pertahanan Ukraina mengatakan prosedur pertukaran akan dilakukan untuk membawa pulang para pengungsi.

Para pejabat Ukraina mengklaim bahwa pasukan yang melakukan serangan balik terhadap pasukan Rusia di timur laut negara itu telah mendorong mereka mundur dari kota Kharkiv dan maju sejauh perbatasan dengan Rusia.

Di sisi lain, sumber-sumber militer Barat mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin kini terlibat dalam perang di Ukraina pada tingkat kolonel atau brigadir.

Pemimpin Rusia itu dilaporkan sangat terlibat secara pribadi sehingga dia membantu menentukan pergerakan pasukan di Donbas.

Di lapangan, pasukan Rusia telah menembaki posisi garis depan di daerah Donbas timur Ukraina ketika pertempuran menjadi semakin terfokus di Severodonetsk, kota paling timur yang masih dipegang oleh pasukan Ukraina setelah lebih dari 11 minggu perang.

Akibat betrokan yang terjadi, Satuan Tugas Pasukan Gabungan Ukraina mengatakan pada hari Senin bahwa 20 warga sipil, termasuk seorang anak, tewas dalam penembakan Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk.

Baca juga: 260 Tentara Ukraina Berhasil Dievakuasi dari Pabrik Baja Mariupol, Ini Tawaran yang Disetujui Rusia

Baca juga: Ukraina Klaim Pasukannya Capai Perbatasan Rusia, Anak Buah Zelensky: Tuan Presiden, Kami Berhasil

Respons Internasional

Setelah Swedia dan Finlandia kemarin mengkonfirmasi rencana untuk bergabung dengan NATO, Swedia berusaha untuk mengatasi penolakan Turki dengan mengirimkan diplomat ke negara itu.

Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengatakan tidak akan menyetujui hal tersebut, dan bahwa delegasi dari negara-negara tidak perlu repot-repot datang.

Terkait niat kedua negara tetangganya itu, Putin mengatakan Rusia tidak memiliki masalah dengan Finlandia dan Swedia.

Padahal sebelumnya Rusia menentang keras bergabungnya dua negara itu ke NATO, bahkan sempat mengancam dengan nuklir.

"Jadi dalam hal ini tidak ada ancaman langsung ke Rusia dari ekspansi untuk memasukkan negara-negara ini," kata Putin.

Komentar itu tampaknya menandai perubahan besar dalam retorika, setelah bertahun-tahun menyebut perluasan NATO sebagai ancaman langsung terhadap keamanan Rusia.

Namun dia mengatakan bahwa perluasan infrastruktur militer di wilayah mereka akan menuntut reaksi dari Moskow.

Di sisi lain, raksasa makanan cepat saji Amerika McDonald's akan keluar dari pasar Rusia, Senin (16/5/2022).

McDonald's mengaku akan menjual bisnisnya yang berjumlah 850 gerai di negara yang semakin terisolasi itu.

Sementara itu, pemerintah kota Moskow akan mengambil alih sebuah pabrik milik pembuat mobil Perancis Renault.

Rencananya, pemerintah akan menggunakannya untuk menghidupkan kembali Moskvitch era Soviet dalam nasionalisasi besar pertama perusahaan asing di Rusia selama perang di Ukraina. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait lainnya