Konflik Rusia Vs Ukraina

Intelijen Rusia Sebut AS Latih Teroris ISIS Pakai Alat Militer Canggih untuk Bantu Perang di Ukraina

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bendera ISIS

Presiden Ukraina Volodomyr Zelensky mengkonfirmasi bahwa evakuasi pasukan Ukraina yang terluka dari pabrik baja Azovstal, Mariupol sedang berlangsung.

Disebutkan bahwa lebih dari 260 pejuang telah diangkut keluar dari pabrik.

Kata staf umum angkatan bersenjata, pasukan telah memenuhi misi tempur mereka.

Terkait hal itu, wakil menteri pertahanan Ukraina mengatakan prosedur pertukaran akan dilakukan untuk membawa pulang para pengungsi.

Para pejabat Ukraina mengklaim bahwa pasukan yang melakukan serangan balik terhadap pasukan Rusia di timur laut negara itu telah mendorong mereka mundur dari kota Kharkiv dan maju sejauh perbatasan dengan Rusia.

Di sisi lain, sumber-sumber militer Barat mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin kini terlibat dalam perang di Ukraina pada tingkat kolonel atau brigadir.

Pemimpin Rusia itu dilaporkan sangat terlibat secara pribadi sehingga dia membantu menentukan pergerakan pasukan di Donbas.

Di lapangan, pasukan Rusia telah menembaki posisi garis depan di daerah Donbas timur Ukraina ketika pertempuran menjadi semakin terfokus di Severodonetsk, kota paling timur yang masih dipegang oleh pasukan Ukraina setelah lebih dari 11 minggu perang.

Akibat betrokan yang terjadi, Satuan Tugas Pasukan Gabungan Ukraina mengatakan pada hari Senin bahwa 20 warga sipil, termasuk seorang anak, tewas dalam penembakan Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk.

Baca juga: 260 Tentara Ukraina Berhasil Dievakuasi dari Pabrik Baja Mariupol, Ini Tawaran yang Disetujui Rusia

Baca juga: Ukraina Klaim Pasukannya Capai Perbatasan Rusia, Anak Buah Zelensky: Tuan Presiden, Kami Berhasil

Respons Internasional

Setelah Swedia dan Finlandia kemarin mengkonfirmasi rencana untuk bergabung dengan NATO, Swedia berusaha untuk mengatasi penolakan Turki dengan mengirimkan diplomat ke negara itu.

Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan mengatakan tidak akan menyetujui hal tersebut, dan bahwa delegasi dari negara-negara tidak perlu repot-repot datang.

Terkait niat kedua negara tetangganya itu, Putin mengatakan Rusia tidak memiliki masalah dengan Finlandia dan Swedia.

Padahal sebelumnya Rusia menentang keras bergabungnya dua negara itu ke NATO, bahkan sempat mengancam dengan nuklir.

"Jadi dalam hal ini tidak ada ancaman langsung ke Rusia dari ekspansi untuk memasukkan negara-negara ini," kata Putin.

Halaman
1234