Konflik Rusia Vs Ukraina

Cerita Warga Mariupol yang Dievakuasi dari Bunker: Kami Sudah Tak Lihat Matahari Begitu Lama

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengungsi dari Mariupol tiba di Kota Zaporizhzhia, Ukraina. Sejumlah warga sipil yang berhasil dievakuasi dari Mariupol, Ukraina menceritakan kondisinya selama terisolasi.

TRIBUNWOW.COM - Sejumlah warga sipil yang berhasil dievakuasi dari Mariupol, Ukraina menceritakan kondisinya selama terisolasi di pabrik baja.

Dikutip dari BBC Indonesia, kota Mariupol diketahui sudah dikepung pasukan Rusia selama berminggu-minggu.

Mereka sekarang diungsikan ke wilayah yang sama-sama dikuasai Ukraina dan Rusia.

Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-68, Warga Mariupol Kembali Dievakuasi hingga Bantahan Menteri Putin

Beberapa warga Mariupol meninggalkan pabrik baja Azovstal. Ini merupakan pertahanan terakhir pasukan Ukraina di kota yang memiliki nilai strategis signifikan.

Rusia menyatakan bahwa puluhan warga sipil telah tiba di sebuah desa yang mereka kuasai.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyebut sekelompok besar warga sipil juga sedang dalam perjalanan menuju Zaporizhzhia, kawasan yang dikuasai Ukraina.

"Kelompok pertama yang terdiri dari sekitar 100 orang sudah menuju ke daerah yang dikendalikan," cuit Zelensky melalui akun Twitter miliknya.

"Besok Senin kami akan bertemu mereka di Zaporizhzhia. Terima kasih kepada tim! Sekarang mereka, bersama dengan PBB, sedang mengevakuasi warga sipil lainnya dari pabrik," kata Zelensky.

PBB mengkonfirmasi bahwa "operasi lintas yang aman" mulai mengevakuasi warga Ukraina pada Sabtu (30/04). Mereka bekerja sama dengan Palang Merah.

Baca juga: Menlu Rusia Bantah Putin Beri Tenggat Waktu Menang Perang Ukraina hingga Hari Kemenangan 9 Mei

Konvoi evakuasi, menurut PBB, tiba pada Sabtu pagi.

Namun lembaga itu tidak merinci lokasi tujuan evakuasi dan jumlah orang yang mereka ungsikan.

Informasi rinci dapat mengganggu kelancaran operasi, begitu pernyataan PBB.

Rekaman jurnalis kantor berita Reuters dari kompleks pabrik baja di Mariupol memperlihatkan warga sipil, terutama perempuan dan anak, yang dibantu berjalan di atas tumpukan puing-puing, lalu masuk ke bus tanpa jendela.

Seorang perempuan yang memiliki bayi berusia enam bulan berkata telah terperangkap di pabrik baja itu selama dua bulan.

Perempuan lain yang berusia lebih tua mengatakan, mereka kehabisan makanan.

Halaman
1234