Hal ini diungkapkan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu saat tampil dalam sebuah acara TV, Rabu (20/4/2022).
Ia mengatakan Turki ingin merundingkan diakhirinya konflik di Ukraina, sementara beberapa anggota NATO lainnya justru ingin melihatnya berlarut-larut sebagai cara untuk merugikan Rusia.
Dalam kesempatan yang sama, Cavusoglu membahas keputusan Turki untuk tidak memberikan sanksi kepada Moskow.
Ia juga membahas mengapa pembicaraan di Istanbul antara Rusia dan Ukraina dianggap gagal.
"Ada negara-negara di dalam NATO yang menginginkan perang Ukraina berlanjut. Mereka melihat kelanjutan perang sebagai pelemahan Rusia. Mereka tidak terlalu peduli dengan situasi di Ukraina,” kata Cavusoglu dilansir TribunWow.com dari media Rusia RT, Rabu (20/4/2022).
Dalam artikel tersebut dicantumkan juga kecurigaan mengenai pihak yang dimaksud Turki.
Antara lain yakni Amerika Serikat yang selama ini dianggap vokal menentang Rusia.
Dikutip pula perkataan Presiden AS Joe Biden pada awal bulan ini yang menyebut bahwa konflik di Ukraina bisa berlanjut untuk waktu yang lama.
Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengatakan pada Selasa (19/4/2022), bahwa Barat bersatu untuk tidak membiarkan Rusia menang dan bertekad terus mempersenjatai militer Ukraina sehingga dapat terus mempertahankan diri terhadap serangan Rusia.
Di sisi lain, Turki telah memutuskan untuk tidak bergabung dengan sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia.
Pasalnnya, Cavusoglu menilai sanksi tersebut hanya bersifat sepihak, tidak seperti sanksi mengikat yang diputuskan di PBB.
Ankara mengartikulasikan posisinya pada hari pertama konflik Ukraina, yaitu melanjutkan kontak diplomatik dengan kedua belah pihak, sebagai negara yang dipercaya kedua belah pihak.
Turki tidak berharap banyak setelah pembicaraan pertama Rusia-Ukraina di Antalya.
Namun, Cavusoglu mengaku memiliki harapan yang tinggi setelah pembicaraan lanjutan di Istanbul, .
Namun, Ukraina mundur dari kesepakatan yang dicapai di sana setelah gambar dugaan pembantaian di Bucha, yang ditudingkan Kiev dilakukan oleh pasukan Rusia.