Putin mengatakan Ukraina melanggar perjanjian Minks lantaran melakukan blokade selama 8 tahun di wilayah Donest dan Luhanks atau yang dikenal sebagai Donbass.
"Namun, untuk penyesalan kami, orang-orang yang tinggal di sana menemukan diri mereka dalam blokade selama delapan tahun," tutur Putin.
"Otoritas Kiev secara terbuka mengumumkan bahwa mereka telah mengorganisir blokade wilayah ini, mereka berani mengumumkan bahwa ini adalah blokade, meskipun awalnya telah meninggalkan itu, dan melanjutkan tekanan militer."
Akhirnya, Rusia memutuskan untuk mendukung pasukan separatis di Donetsk dan Luhanks untuk mendapatkan kemerdekaan mereka.
Sebelum melakukan invasi, Rusia telah mengakui kedaulatan Republik Donetsk (DPR) dan Republik Luhanks (LPR).
Hal ini dipicu ucapan petinggi Ukraina yang menekankan adanya keterpaksaan untuk melakukan perjanjian Minks.
"Pihak berwenang Kiev benar-benar di depan umum, melalui mulut para pemimpin tinggi pemerintah, mengumumkan bahwa mereka tidak bermaksud untuk melakukan Perjanjian Minsk," sebut Putin.
Presiden 69 tahun itu menegaskan Rusia harus ikut campur untuk menghentikan genosida yang dilakukan Ukraina pada warga Donbas.
Karenanya, pihaknya nekat untuk menyerang dengan tujuan demiliterisasi dan denazifikasi Ukraina.
"Rusia harus mengakui negara-negara ini sebagai negara yang mandiri dan mandiri, untuk tujuan mengakhiri genosida pada orang yang tinggal di wilayah ini," pungkasnya.
Namun, Rusia juga menuntut pengakuan Ukraina atas wilayah semenanjung Krimea yang berhasil direbutnya dari negara Zelensky.
Baca juga: Moldova Adakan Rapat Darurat setelah Alami Rentetan Pengeboman, Bersiap Hadapi Invasi Rusia?
Baca juga: Wajah Prajurit Sukarelawan di Bucha Dimutilasi Pasukan Rusia, Tentara Ukraina: Dunia Harus Melihat
Rusia Dikabarkan akan Invasi Moldova
Negara tetangga Ukraina, Moldova, resmi mendaftarkan diri sebagai anggota Uni Eropa (EU).
Setelah sebelumnya sekutu Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko terlihat menyiarkan rencana invasi ke negara tersebut.
Beredar kabar bahwa hal ini merupakan implementasi obsesi Putin untuk kembali mengibarkan bendera Uni Soviet.