"Hanya ini (senjata nuklir) yang dapat mengakhiri konfrontasi yang terjadi, tidak hanya dengan otoritas Ukraina, tapi dengan seluruh negara barat yang aktif dan terlibat dalam konflik militer di Ukraina," ungkap Kiva.
"Jika seseorang berpikir ini tidak sesuai aturan, ingat: negara barat yang menulis aturan tersebut sesuai dengan kepentingan mereka dan agar semakin efektif menghancurkan mu," tulisnya.
Kiva diketahui dikeluarkan dari parlemen Ukraina pada bulan Maret lalu.
Saat ini Kiva diduga sedang bersembunyi di Rusia.
Baik Rusia maupun Ukraina kini telah sama-sama mengumumkan babak baru konflik telah dimulai.
Kedua belah pihak mengatakan konflik akan berlanjut di wilayah Donbass.
Dimulainya babak baru peperangan ini turut mengundang kekhawatiran sejumlah pihak.
Dikutip TribunWow.com dari Sky News, eks duta besar Inggris untuk Rusia mengutarakan kekhawatirannya bahwa bukan tidak mungkin Rusia akan menggunakan senjata nuklir.
Kekhawatiran ini telah dijawab oleh pemerintah Rusia.
Pada Selasa (19/4/2022), Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov ditanya apakah Rusia mempertimbangkan menggunakan senjata nuklir di Ukraina.
Jawaban yang diberikan oleh Lavrov cenderung abu-abu dan tidak tegas.
"Dalam tahap ini, kita mempertimbangkan opsi menggunakan senjata konvensional," ujar Lavrov.
Sky News mendeskripsikan jawaban dari Lavrov dapat diartikan sebagai ancaman.
Konflik antara Rusia dan Ukraina diprediksi akan menjadi awal pecahnya perang dunia ketiga.
Analisis ini disampaikan oleh Wang Wen selaku Dekan Eksekutif Institut Studi Keuangan Chongyang (RDCY), Wakil Dekan Sekolah Jalur Sutra, Universitas Renmin China.