TRIBUNWOW.COM - Dua negara tetangga Rusia, Finlandia dan Swedia dikabarkan akan segera mendaftarkan keanggotaannya ke NATO.
Hal ini nekat dilakukan setelah Rusia melakukan invasi ke Ukraina pada akhir Februari.
Padahal, pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin sudah terang-terangan mengancam niat dua negara netral tersebut.
Namun tampaknya Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin dan Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson memutuskan untuk mengabarkan peringatan tersebut.
Baca juga: Menlu Rusia Nilai Ukraina Terang-terangan Jadi Boneka NATO
Baca juga: Rusia Singgung Potensi Bentrok dengan AS dan NATO yang Gelar Latihan Militer Besar-besaran di Arktik
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Selasa (26/4/2022), surat kabar Swedia dan Finlandia melaporkan masing-masing pemerintahnya telah setuju untuk mengajukan keanggotaan NATO.
Keduanya akan bersama-sama melakukan pendaftaran yang akan dilakukan pada pertengahan bulan depan.
Surat kabar Finlandia Iltalehti mengatakan bahwa pemerintah Swedia telah menyatakan keinginannya kepada Finlandia agar mereka melamar bersama dalam minggu mulai 22 Mei.
Sumber-sumber pemerintah Swedia juga telah mengkonfirmasi informasi tersebut ke tabloid Expressen Swedia.
Meningkatnya dukungan di Swedia dan Finlandia, untuk bergabung dengan NATO dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Meskipun bukan anggota, kedua negara Nordik ini bekerja sama erat dengan NATO, seperti misalnya mengizinkan pasukan aliansi untuk melakukan latihan di tanah mereka.
Helsinki dan Stockholm juga secara substansial mengintensifkan kerja sama pertahanan bilateral mereka dalam beberapa tahun terakhir.
Dan pada awal bulan ini, muncul wacana bahwa wilayah Nordik akan bergabung dengan NATO dalam beberapa bulan mendatang di tengah agresi Rusia.
Pada Rabu (13/4/2022), Swedia mengisyaratkan niatnya untuk mengajukan keanggotaan NATO, sebuah langkah yang membuat marah anggota parlemen Moskow.
Sumber mengatakan kepada surat kabar SVD Swedia tentang langkah tersebut pada hari yang sama ketika sesama Finlandia memulai diskusi untuk memutuskan bergabung dengan NATO.
Finlandia, bersama dengan negara tetangga Swedia, secara historis menghindari keanggotaan NATO, meskipun memiliki hubungan dekat dengan Barat, dalam upaya untuk tidak memprovokasi Rusia.
Namun invasi Putin ke Ukraina telah secara tegas mengubah opini publik di negara-negara Skandinavia setelah Rusia memulai perang dengan rentetan retorika tentang menghentikan ekspansi NATO.
Baca juga: Konflik Ukraina Belum Selesai, Militer Rusia Bergerak ke Finlandia yang Berencana Gabung NATO
Baca juga: 3 Skenario yang Bisa Membuat NATO Akhirnya Turun Tangan Terlibat Perang Rusia dan Ukraina
Ancaman Rusia pada Finlandia dan Swedia
Rusia mengangkat isu nuklir untuk mengancam Swedia dan Finlandia.
Pasalnya, dua negara itu sedang meninjau pengaturan keamanan mereka setelah Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan invasi ke Ukraina.
Jajak pendapat di kedua negara menunjukkan dukungan untuk bergabung dengan NATO.
Dilansir TribunWow.com dari Sky News, Kamis (14/3/2022), Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, mengatakan Moskow akan merespons dengan keras.
Ia mengancam akan menghilangkan status bebas nuklir di wilayah semenanjung Baltik.
"Tidak ada lagi pembicaraan tentang status bebas nuklir untuk Baltik, keseimbangan harus dipulihkan," kata Medvedev.
"Sampai hari ini, Rusia belum mengambil tindakan seperti itu dan tidak akan melakukannya."
Merasa rencana negara untuk bergabung ke NATO sebagai kondisi darurat, Rusia akan mengerahkan pasukan di perbatasan dengan Finlandia.
"Tentu (mereka) harus diperkuat," imbuh Medvedev mengacu pada penguatan militer di perbatasan.
"(Rusia) secara serius memperkuat pengelompokan pasukan darat dan pertahanan udara (dan) mengerahkan pasukan angkatan laut yang signifikan di Teluk Finlandia."
Sebagai tanggapan, Menteri Pertahanan Lithuania Arvydas Anusauskas mengatakan Rusia sudah memiliki senjata nuklir di kawasan Baltik.
Senjata ini telah ditempatkan di daerah kantong Kaliningrad Rusia di Laut Baltik sejak sebelum invasi ke Ukraina dimulai.
Kaliningrad merupakan wilayah di tepi Laut Baltik, diapit oleh anggota NATO, Lithuania dan Polandia.
"Ancaman Rusia saat ini terlihat cukup aneh ketika kita tahu bahwa, bahkan tanpa situasi keamanan saat ini, mereka menyimpan senjata 100 km dari perbatasan Lituania," kata menteri tersebut.
"Senjata nuklir selalu disimpan di Kaliningrad. Komunitas internasional, negara-negara di kawasan itu, sangat menyadari hal ini. Mereka menggunakannya sebagai ancaman."
Perdana Menteri Lithuania Ingrida Simonyte juga mengatakan bahwa ancaman nuklir itu bukan hanya sekali dua kali dilakukan Rusia.
Di sisi lain, Medvedev mengatakan Moskow akan memiliki daftar musuh yang resmi bertambah jika NATO mengakui keanggotaan negara lain.
Menulis di Telegram, dia mengklaim NATO sedang bersiap untuk menerima Finlandia dan Swedia dengan prosedur birokrasi minimal.
Ia menekankan bahwa tanggaapan Rusia harus dipertimbangkan dengan kepala dingin.
Diketahui, Perdana Menteri Swedia dan Finlandia, Magdalena Andersson dan Sanna Marin, bergabung dalam konferensi pers bersama di Stockholm pada hari Rabu.
Marin mengatakan Finlandia siap membuat keputusan untuk bergabung dengan NATO dalam beberapa minggu menyusul debat ekstensif di badan legislatif Eduskunta yang memiliki 200 kursi.
Medvedev mengklaim pendapat Swedia dan Finlandia tentang bergabung dengan aliansi itu masih terbelah meskipun ada upaya maksimal dari propagandis dalam negeri.
Dia juga membantah bahwa invasi ke Ukraina menjadi penyebab Swedia dan Finlandia pertimbangkan keanggotaan ke NATO.
"Upaya untuk menyeret mereka ke dalam aliansi telah dilakukan sebelumnya," bantah Medvedev.(TribunWow.com/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina