TRIBUNWOW.COM - Rekaman mengejutkan menunjukkan saat rudal Rusia menghantam sebuah blok apartemen di Odessa, Ukraina, Sabtu (23/4/2022).
Asap hitam membubung dari bangunan tinggi yang berada di tengah kota tersebut.
Dilaporkan sedikitnya delapan orang tewas termasuk seorang bayi yang baru berusia tiga bulan.
Baca juga: Zelensky Peringatkan Warga Ukraina Tak Sembarangan Beri Informasi ke Rusia, Ini Alasannya
Baca juga: Ulangi Horor Mariupol, Rusia Kini Mulai Serang Pelabuhan Odessa meski Berjanji Mundur dari Ukraina
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Sabtu (23/4/2022), kabar tersebut disampaikan Kepala staf Presiden Ukraina, Andriy Yermak melalui layanan pesan Telegram.
Ia mengatakan delapan orang tewas sementara 18 lainnya terluka dalam serangan, yang terjadi pada malam Paskah Ortodoks.
Satu dari antara korban tersebut adalah seorang bayi yang diketahui masih berusia 3 tahun.
"(Korban) ini hanya mereka yang ditemukan. Dan kemungkinan besar, akan ada lebih banyak. Seorang anak yang harus merayakan Paskah pertamanya bersama orang tuanya. Tidak ada yang suci. Kejahatan akan dihukum," tulis Yermak.
Banyak orang Ukraina merayakan Paskah menurut kalender Julian, dengan Minggu Paskah tahun ini jatuh pada 24 April.
Blok flat yang termasuk di antara bangunan yang terkena serangan itu dan para pejabat, melaporkan bahwa Rusia menembakkan setidaknya enam rudal jelajah.
Rekaman lainnya menunjukkan asap hitam mengepul ke langit tak lama setelah gedung apartemen terkena rudal.
"Penduduk kota mendengar ledakan di berbagai daerah," kata Anton Gerashchenko, penasihat menteri dalam negeri Ukraina.
"Bangunan perumahan terkena. Sudah diketahui tentang satu korban. Dia terbakar di dalam mobilnya di halaman salah satu gedung."
Ribuan orang Ukraina telah melarikan diri ke Odessa sejak dimulainya perang dan sebelumnya hanya ada sedikit serangan di kota itu.
Dalam beberapa hari terakhir, pemerintah setempat bahkan mulai membongkar penghalang anti-tank dan beberapa pos pemeriksaan di pusat kota setelah militer Ukraina menggagalkan serangkaian serangan Rusia.
Serangan brutal hari Sabtu, bagaimanapun, membawa ketakutan baru bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin bermaksud untuk merebut seluruh Ukraina selatan.