Konflik Rusia Vs Ukraina

Mirip AS, Inggris Turut Latih Langsung Tentara Ukraina untuk Perangi Rusia

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan militer Ukraina saat menjalani pelatihan di masa-masa awal terjadinya konflik melawan Rusia.

Turner menyampaikan, Putin dipastikan tidak akan mau menyetujui resolusi jika Rusia tidak memeroleh teritori baru dalam konflik ini.

Terkait kemungkinan penggunaan senjata nuklir, Turner menyampaikan sulit untuk menilai potensi terjadinya penggunaan senjata nuklir.

Turner mengatakan, jika Rusia kalah dalam konflik ini, tak menutup kemungkinan Rusia akan menggunakan senjata nuklir.

AS Latih Langsung Tentara Ukraina

Hampir tiga bulan berlalu semenjak konflik antara Rusia dan Ukraina terjadi pada 24 Februari 2022 lalu.

Seiring berjalannya waktu Amerika Serikat (AS) semakin terlibat dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.

Dari yang awalnya hanya memberikan sanksi ekonomi, kini AS menyatakan akan melatih para tentara Ukraina untuk menggunakan senjata yang telah dikirimkan oleh negeri Paman Sam tersebut.

Dikutip TribunWow.com dari RT.com, namun Kementerian Pertahanan AS alias Pentagon menyatakan tidak akan terjun langsung ke Ukraina untuk memberikan pelatihan.

Pernyataan ini disampaikan oleh Pentagon pada Senin (18/4/2022).

Pentagon menyatakan, pelatihan akan dilakukan di negara dunia ketiga, namun tak disebutkan di negara mana pelatihan akan dilakukan.

Nantinya, tentara Ukraina yang mendapat pelatihan dapat mengajari rekan-rekan mereka setelah kembali pulang ke Ukraina.

Di saat yang sama, AS dapat menghindari ikut campur turun langsung ke Ukraina.

Satu dari beberapa pelatihan yang diberikan adalah cara menggunakan bom drone yang bernama Switchblade kamikaze drone.

Sejak awal terjadinya konflik pada 24 Februari 2022 lalu, pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menyuplai senjata ke Ukraina yang totalnya mencapai Rp 37 miliar.

Presiden AS Joe Biden berdalih bantuan ini diberikan kepada Ukraina agar Ukraina mampu bertahan dari serangan Rusia dan agar Ukraina tidak jatuh ke tangan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Halaman
1234