Konflik Rusia Vs Ukraina

20 Ribu Tentara Bayaran Rusia sampai di Ukraina, Terungkap Bayaran Pejuang Suriah yang Ikut Perang

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga dan tentara Suriah berbondong-bondong mendaftar menjadi relawan perang membantu Rusia melawan Ukraina. Terbaru, 20.000 pasuka Suriah, Libya, dan tentara bayaran lain dikerahkan Rusia ke Ukraina, Rabu (20/4/2022).

TRIBUNWOW.COM - Rusia telah mengerahkan hingga 20.000 tentara bayaran dari Suriah, Libya dan tempat lain ke Ukraina.

Terungkap bahwa Rusia menawarkan jumlah yang tak sedikit untuk mengiming-imingi para tenbtara tersebut agar bersedia mempertaruhkan nyawa.

Dapat diprediksi bahwa dalam waktu dekat, Rusia akan melancarkan serangan baru di wilayah Donbas Ukraina.

Pasukan tentara Rusia terlihat menyisir jalan saat berpatroli di kota Mariupol, Ukraina, diunggah Senin (18/4/2022). (AFP/ Alexander Nemenov)

Baca juga: Yakin Bakal Tewas, Warga Suriah Ungkap Alasan Ingin Bantu Rusia di Konflik Ukraina

Baca juga: Demi Nafkahi Keluarga, Warga Suriah Akui Dibayar Rusia Rp 90 Juta per Bulan untuk Perangi Ukraina

Dilansir TribunWow.com dari The Guardian, 19/4/2022), menurut seorang pejabat Eropa, para tentara bayaran itu dikirim ke pertempuran tanpa alat berat atau kendaraan lapis baja.

Pejabat itu mengatakan perkiraan keterlibatan tentara bayaran di lapangan di Ukraina timur berkisar antara 10 ribu hingga 20 ribu

Namun masih sulit untuk merinci angka itu antara warga Suriah, Libya, dan pejuang lain yang direkrut oleh perusahaan tentara bayaran Rusia, Grup Wagner.

"Apa yang dapat saya katakan kepada snda adalah bahwa kami melihat beberapa perpindahan dari daerah-daerah ini, Suriah dan Libya, ke wilayah Donbas timur, dan orang-orang ini terutama digunakan sebagai massa melawan prajurit pertahanan Ukraina," kata pejabat itu.

"(Pasukan) Ini infanteri. Mereka tidak memiliki alat berat atau kendaraan."

Mantan tentara Suriah telah ditawari gaji bulanan antara $ 600 (sekitar Rp 8,6 juta) dan $ 3.000 (sekitar Rp 43 juta) tergantung pada pangkat dan pengalaman, untuk berperang di Ukraina.

Kelompok Wagner juga dilaporkan telah memindahkan sebagian besar tentaranya yang telah berperang di Libya ke Ukraina.

Sementara itu, bulan lalu intelijen militer Ukraina mengklaim bahwa Rusia telah membuat kesepakatan dengan panglima perang Libya yang didukung Moskow, Khalifa Haftar, untuk mengirim pejuang Libya.

Tentara bayaran ini dikerahkan sebagai upaya Rusia untuk merebut sebanyak mungkin wilayah Ukraina timur.

Pejabat pertahanan barat menilai keputusan ini terlalu terburu-buru untuk mendapatkan kemenangan agar dapat diumumkan pada parade militer 9 Mei di Moskow untuk memperingati perang Dunia Kedua.

Baca juga: Rusia Serang Donbass, Ahli Duga Putin Ingin Hapus Ukraina dari Peta hingga Potensi Pakai Nuklir

Baca juga: Disebut Ukraina Tak Lagi Sensor Markas Militer Rusia, Google Buka Suara soal Foto Satelit

Gelombang Pertama Kedatangan Tentara Wagner

Kelompok tentara bayaran Wagner yang disewa Rusia dikabarkan telah berada di Ukraina.

Dikhawatirkan sebanyak 1.000 prajurit terlatih telah dikerahkan ke medan perang.

Perusahaan militer bayangan itu dikatakan kerap diandalkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melakukan pekerjaan kotor dari jarak jauh.

Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Selasa (5/4/2022), sebuah gambar beredar menunjukkan seorang tentara mengenakan lencana kelompok paramiliter Wagner.

Tentara itu terlihat membawa senapan AK-15 yang digunakan oleh pasukan khusus Rusia di depan hotel Park Inn milik Radisson di Donetsk, yang digunakan sebagai kantor Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa yang diakui PBB.

Gambar pertama yang menunjukkan keberadaan kelompok tersebut diambil oleh Koresponden perang pro-Kremlin Semyon Pegov di Ukraina.

Philip Ingram, seorang mantan perwira intelijen Inggris, mengatakan kepada The Times bahwa senjata yang dibawa tentara Wagner menunjukkan bahwa Rusia sedang menggunakan jasanya.

"GRU menggunakan Wagner sebagai pasukan yang ditugaskan melakukan operasi kotor yang dapat disangkal," kata Ingram.

"Fakta bahwa mereka menggunakan AK-15, senapan serbu baru Spetsnaz (pasukan khusus Rusia), merupakan indikasi yang jelas bahwa mereka dikontrak dan dikomandoi oleh pasukan khusus Rusia."

Grup Wagner dikatakan telah ditugaskan untuk membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan tokoh senior Ukraina lainnya, termasuk Klitschko bersaudara.

Kelompok ini dikenal memiliki moto 'Kematian adalah bisnis kami dan bisnis adalah baik.'

Kelompok tentara bayaran, yang dianggap sebagai pendukung Putin, termasuk di antara daftar individu dan organisasi yang dijatuhi sanksi oleh Inggris.

Tentara sewaan tersebut diduga dijalankan oleh oligarki Yevgeny Prigozhin, sekutu dekat presiden Rusia yang sering dijuluki 'koki Putin'.

Pasukan ini diterbangkan ke Ukraina beberapa minggu lalu dengan tawaran sejumlah besar uang untuk misi tersebut.

Sumber-sumber intelijen Inggris mengatakan pekan lalu pasukan itu telah dikerahkan ke Donbas setelah tentara Rusia mengalami kekalahan besar.

Diperkirakan 1.000 tentara bayaran dan komandan senior telah berada di wilayah Ukraina.

Diketahui, pasukan ini sebelumnya telah dikerahkan ke Afrika, untuk melakukan operasi operasi hitam yang diinginkan Kremlin sambil menghindari tanggung jawab langsung.

Pada bulan Desember, Uni Eropa menuduh Wagner pelanggaran hak asasi manusia yang serius di Ukraina, Suriah, Libya, Republik Afrika Tengah, Sudan dan Mozambik.

Pasukan tersebut dituding melakukan kekejaman pada warga sipil meliputi pembunuhan, pemerkosaan dan penyiksaan.

Namun, Rusia terus-menerus menyangkal keberadaan kelompok tersebut dan asal-usulnya tidak jelas, meskipun pertama kali muncul pada tahun 2014 di Donbas.

Awalnya, kelompok itu hanya terdiri dari beberapa ratus veteran tentara Rusia.

Mereka diperintahkan untuk membunuh para pemimpin Donbas yang secara luas mendukung Rusia, tetapi menolak untuk mengikuti instruksi dari Kremlin.

Menurut pakar keamanan negara, pembunuhan ini kemudian disalahkan pada pasukan Ukraina.

Pendiri dan pemimpin Wagner adalah Dmitry Utkin, mantan letnan kolonel Spetsnaz yang menamai kelompok tersebut dari kode namanya di Spetnaz.

Tentara bayaran adalah ilegal di Rusia tetapi Putin menggunakan Wagner untuk menghancurkan pemberontak Suriah dan bahkan menghadiahkan Utkin sebuah medali.

Namun, pada akhirnya, Grup Wagner menjadi sangat berbahaya sehingga bahkan pemerintah Rusia pun menolak untuk membiayai mereka.  (TribunWow.com)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina