TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Rusia menyatakan sudah merekrut sebanyak 16 ribu warga Timur Tengah untuk ikut bertempur membantu Rusia melawan Ukraina.
Di media sosial Suriah banyak warganet yang meminta untuk mendaftar menjadi relawan tentara membantu Rusia.
Informasi ini dibeberkan oleh seorang warga Suriah yang identitasnya dirahasiakan.
Baca juga: Membelot ke Ukraina, Sejumlah Tentara Rusia Buat Divisi Baru Lawan Pasukan Putin
Baca juga: Tentara Rusia Ramai-ramai Memberontak, Abaikan Instruksi Komandan hingga Tembak Pesawat Sendiri
Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, diketahui ada dua kontrak yang ditawarkan oleh pemerintah Rusia.
"Ada dua kontrak yang ditawarkan, satu untuk berperang di garis depan dibayar sebesar tujuh ribu dollar (setara Rp 100 juta)," ujar warga Suriah tersebut.
Kontrak lainnya adalah bertugas di belakang medan perang dan akan dibayar sebesar 3,5 ribu dollar atau setara Rp 50 juta.
"Setahu saya setidaknya ada 200 orang telah mendaftar," ujar warga Suriah tersebut.
Warga Suriah itu mengatakan 80 persen orang yang mendaftar melakukannya demi bisa memeroleh uang untuk makan.
Pusat perekrutan relawan perang itu diketahui dibuka di Aleppo, Hama, Raqqa, Deir Al-Zour, dan Damascus.
Konflik antara Rusia dan Ukraina saat ini turut berdampak buruk terhadap perekonomian Suriah.
Warga Suriah yang identitasnya dirahasiakan ini mengaku ikut mendaftar dan ia meyakini 90 persen warga Suriah yang ikut berperang di Ukraina akan tewas di medan perang.
"Keluarga saya tidak ingin saya pergi, tetapi saya harus pergi demi uang," ujarnya.
Kontroversi Relawan Perang
Beragam kontroversi terjadi di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022 lalu.
Satu dari beberapa kontroversi tersebut adalah warga negara lain yang kini dipersilakan untuk ikut berperang.