Konflik Rusia Vs Ukraina

Disebut Ukraina Tak Lagi Sensor Markas Militer Rusia, Google Buka Suara soal Foto Satelit

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto satelit fasilitas militer milik Rusia yang ditangkap oleh citra satelit Google.

TRIBUNWOW.COM - Pasukan militer Ukraina menyatakan Google sudah tidak lagi menyensor atau menutupi foto satelit markas militer pasukan Rusia.

Diketahui Ukraina membagikan sejumlah foto satelit fasilitas militer milik Ukraina di Murmansk, Kamchatka, dan Kursk.

Beberapa foto yang ditampilkan adalah foto kapal induk Rusia yang diketahui bernama Flota Sovetskogo Soyuza Kuznetsov.

Foto satelit fasilitas militer milik Rusia yang ditangkap oleh citra satelit Google. (Google)

Baca juga: Cari Untung hingga Ingin Rusia Lemah, China hingga Eks CIA Ungkap Alasan AS Terlibat Konflik Ukraina

Baca juga: 4 Hasil Sadapan Percakapan Tentara Rusia, Dibebaskan Istri Berbuat Cabul hingga Pergi Bersama Mayat

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, kemudian lapangan terbang milik angkatan udara Rusia di Murmansk hingga Kursk.

Selanjutnya foto kapal tempur Rusia sedang bersandar di dermaga termasuk kapal tempur bertenaga nuklir bernama Peter yang agung.

Ditampilkan juga foto satelit pembangkit listrik tenaga nuklir milik Rusia.

Menanggapi statement pasukan militer Ukraina, Google menyatakan sejak awal memang foto-foto satelit markas Rusia tidak pernah disensor.

"Kita belum pernah membuat perubahan sensor pada citra satelit kami di Rusia," ujar juru bicara Google.

Sementara itu media asal Rusia mengonfirmasi bahwa foto-foto yang disebar oleh pasukan militer Ukraina memang benar merupakan sejumlah fasilitas militer milik Rusia.

Sebelumnya, jejak foto dan video tenggelamnya kapal perang Moskva kebanggaan Armada Laut Hitam Rusia beredar di media sosial.

Potret kapal yang jadi sorotan saat menyerang pasukan Ukraina di Pulau Ular itu tampak oleng dan mengalami kebakaran hebat.

Sejumlah ahli pun menganalisi penyebab kebakaran Moksva yang hingga kini masih menjadi kontroversi antara Rusia dan Ukraina.

Diketahui, Moskva dikabarkan tenggelam pada Jumat (15/4/2022).

Ukraina menyatakan kapal tersebut tenggelam akibat dua rudal Neptunus yang dilontarkannya.

Sementara, pihak Rusia mengklaim kapal tersebut mengalami kebakaran dan tenggelam akibat badai yang terjadi di laut.

Namun, foto dan video tersebut menunjukkan kondisi laut dalam keadaan yang tenang tanpa adanya tanda-tanda badai.

Adapun gambar-gambar itu disebut diambil pada 15 April, sehari setelah Ukraina mengklaim telah menyerang Moskva.

Para ahli telah meyakini bahwa kapal dalam rekaman tersebut adalah kapal perang Moskva, terlihat dari kesamaan potret dengan ciri pada foto-foto armada tersebut yang dirilis sebelumnya.

Dalam video berdurasi tiga detik yang diduga diambil dari kapal penyelamat Rusia, menunjukkan Moskva oleng ke sisi kiri.

Ini menunjukkan bahwa Moskva yang rusak telah kehilangan daya apungnya.

Sebuah kapal penarik, kemungkinan Shakhter Rusia, ada di sebelah kanannya.

Asap terlihat mengepul dari kapal, dengan bagian freeboard rusak berat.

Lubang juga terlihat di bagian lain dari freeboard, menunjukkan air dalam jumlah besar telah memasuki kapal tersebut.

Tampaknya semua sekoci penyelamat di kapal telah digunakan.

Dilansir Sky News, Senin (18/4/2022), analis pertahanan H I Sutton membagikan grafik yang melabeli bagian-bagian berbeda dari kapal perang dan menyoroti area utama kerusakan.

Menulis di situs webnya, Sutton mengatakan bahwa bukti yang terbatas dalam foto-foto tersebut menimbulkan keraguan atas klaim Rusia soal akibat kebakaran.

Ia membandibandingkan dengan klaim Ukraina bahwa kapal itu terbakar akibat rudal yang diluncurkannya.

"Kerusakan tidak mengesampingkan serangan rudal, dan kemungkinannya menjadi penyebab (kebakaran) tetap ada. Terlihat kemungkinan bekas tusukan (rudal) di sisi lambung di bawah tempat api berada," tulis Sutton dikutip TribunWow.com.

"Tapi perlu pemeriksaan lebih dekat untuk memastikan apakah itu disebabkan oleh rudal, atau hanya kerusakan akibat kebakaran."

Kiev mengklaim berhasil menyerang Moskva dengan dua rudal Neptunus buatan Ukraina.

Pejabat AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa versi tersebut lebih dapat dipercaya.

BBC menunjukkan rekaman itu kepada tiga pakar angkatan laut yang setuju bahwa kerusakan itu tampak konsisten dengan serangan rudal, tetapi tidak setuju apakah penyebab lain masih mungkin terjadi.

Jonathan Bentham, dari Institut Internasional untuk Studi Strategis, menyimpulkan bahwa kapal dalam gambar itu pasti kapal penjelajah kelas Slava dan mungkin Moskva.

Bentham mengatakan kerusakan terlihat yang diderita oleh kapal penjelajah itu tampaknya disebabkan oleh serangan rudal Neptunus, tetapi menekankan tidak mungkin untuk mengesampingkan penyebab lain pada tahap ini.

"Bekas asap di sisi kiri kapal tampaknya berada di dekat garis air. Itu mungkin mengindikasikan adanya rudal sea-skimming, seperti yang dilaporkan rudal Neptunus," kata Bentham.

Pakar lain, Laksamana Muda Chris Parry, yang sebelumnya memimpin kapal perusak Angkatan Laut Kerajaan Inggris, mengaku yakin kerusakan itu disebabkan oleh serangan rudal.

"Anda dapat melihat sisi kapal yang meledak sangat bergerigi," kata Parry.

"Jika itu adalah ledakan internal, anda akan melihat lapisan yang menonjol ke luar daripada ke dalam. Tapi ini menunjukkan penetrasi dan ledakan berikutnya. Tidak diragukan lagi itu dihantam oleh satu atau dua rudal."

Mantan komandan NATO itu mengatakan satu penjelasan untuk asap yang membumbung adalah bahwa rudal yang disimpan di atas kapal meledak dalam serangan.

Hal ini menyebabkan kebocoran bahan bakar di sepanjang dek kapal, menyebabkan kebakaran dahsyat.

"Anda dapat melihat geladak benar-benar tertekuk, seluruh kapal tampak seperti habis terbakar. Saya pikir bahan bakar telah mengalir di sepanjang geladak, bahkan di bagian belakang," ujar Parry.

Pakar militer lainnya, Sidharth Kaushal dari Royal United Services Institute, mencatat bahwa area utama kerusakan akibat kebakaran adalah tempat amunisi untuk senjata anti-pesawat kapal berada.

"Satu hipotesis adalah bahwa kebakaran dimulai oleh serangan awal membuat amunisi dari senjata anti-pesawat terpanggang," kata Kaushal.

Sebelumnya, pada awal invasi, Moskva sempat viral setelah menyerukan pasukan perbatasan Ukraina yang mempertahankan Pulau Ular di Laut Hitam untuk menyerah.

Namun, seorang tentara Ukraina Roman Hrybov dengan berani justru mengusir dan memaki awak kapal tersebut meski pasukannya sedang terkepung.

Baca juga: Rudal Dibalas Rudal, Rusia Kembali Serang Kiev dan Kota Ukraina Lain Balas Tenggelamnya Kapal Moskva

Baca juga: Strategi Licik Ukraina yang Berhasil Hancurkan Kapal Perang Rusia, Kecoh Armada Laut dengan Drone

Nasib 500 Awak Kapal Moskva

Kapal perang raksasa Moskva kebanggaan Armada Laut Hitam Rusia dikabarkan tenggelam.

Sejumlah kontroversi menyertai musnahnya kapal militer yang dikatakan meledak akibat rudal Ukraina.

Di sisi lain, pihak Ukraina dan Rusia memberikan pernyataan berbeda mengenai nasib sekitar 500 awak kapal tersebut.

Kapal perang Moskva menembakkan rudal dari arah laut ketika melakukan demontrasi kemampuan militer Rusia, diunggah Jumat (15/4/2022). (Capture YouTube euronews)

Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Sabtu (16/4/2022), citra satelit radar dari Laut Hitam utara pada tiga hari lalu menunjukkan gambaran kapal perang Moskva era Soviet, yang menurut Ukraina dihantam oleh dua rudal jelajah Neptunus.

Kapal lain juga terlihat hadir, dengan laporan menunjukkan bahwa mereka adalah kapal penyelamat.

Naval News menemukan Moskva dalam citra satelit yang menggunakan radar aperture sintetis (SAR), yakni teknologi yang dapat 'melihat' melalui awan.

Satelit pengambil gambar itu melewati daerah yang dimaksud sekitar pukul 18:30 waktu setempat pada Rabu.

Citra ini menunjukkan dengan tepat koordinat kapal yang cocok dengan kapal Rusia itu di posisi timur Pulau Ular di Laut Hitam, 80 mil laut dari Odesa dan 50 mil laut dari bentangan terdekat garis pantai Ukraina.

"Berdasarkan analisis oleh sejumlah orang, kami yakin bahwa ini menunjukkan jam-jam terakhir Moskva," kata Naval News dalam laporannya.

Disinggung juga klaim Ukraina yang menyerang kapal dengan dua rudal jelajah anti-kapal Neptunus itu sangat memungkinkan karena posisi Moskva berada dalam jangkauan.

Disebutkan juga bahwa posisi kapal perang besar itu sesuai dengan pola lokasi sebelumnya karena diposisikan di lepas pantai Ukraina pada 12 April.

Analisis citra satelit juga menemukan kapal lain di perairan sekitar Moskva, menunjukkan Rusia meluncurkan misi penyelamatan untuk menyelamatkan awak kapal.

Namun, Rusia tidak menyebutkan serangan Ukraina dan mengklaim kapal itu tenggelam oleh kebakaran yang mengakibatkan amunisi meledak.

Sementara Rusia belum merilis informasi tentang korbannya, Kyiv mengklaim bahwa semua awak tewas dalam serangan terhadap kapal tersebut.

Dilaporkan bahwa misi penyelamatan Kremlin gagal karena cuaca badai pada saat itu.

Kabar ini didukung informasi dari Ilya Ponomarev, seorang politisi yang diasingkan dari Rusia karena menentang pencaplokan Krimea oleh Putin pada tahun 2014.

Ia mengatakan hanya 58 dari 510 awak kapal Moskva yang selamat.

Ini berarti ada kemungkinan bahwa 452 orang tewas bersama kapal tersebut.

Angka tersebut, meski belum dikonfirmasi, konsisten dengan kerugian yang mungkin diderita kapal perang serupa jika meledak.

Rusia mengklaim semua pelaut Moskva berhasil dievakuasi, tetapi video yang diambil di Sevastopol semalam menunjukkan lusinan mobil yang konon milik para pelaut masih diparkir di pelabuhan.

Video tersebut menjadi bukti bahwa para pelaut Rusia belum juga kembali untuk mengambilnya.

Desas-desus juga mulai beredar di media Ukraina bahwa Laksamana Igor Osipov, komandan armada Laut Hitam Rusia, telah ditangkap.

Anton Gerashchenko, seorang penasihat Kementerian Dalam Negeri Kyiv, mengklaim bahwa ledakan itu begitu kuat sehingga kapal Armada Laut Hitam tenggelam dalam hitungan menit.

Dia mengaku telah mendengar ini dari sumber di Sevastopol, markas Armada Laut Hitam Rusia.

'Rupanya, akibat kebakaran itu, hulu ledak rudal jelajah P-1000 besar Vulkan, meledak. Dan ada 16 dari senjata itu di atas kapal penjelajah (Moskva)," kata Gerashchenko.

"Akibatnya semua awak kapal penjelajah Moskva meninggal. Termasuk kapten kapal, Anton Kuprin."

"Kepemimpinan Armada Laut Hitam Federasi Rusia telah sengaja menyembunyikan kebenaran dari kerabat dan teman-teman dari anggota kru."

Sementara itu, sebuha video memperlihatkan terakhir kalinya kapal Moskva terlihat di perairan.

Video itu menunjukkan kapal Moskva saat meninggalkan pelabuhan Sevastopol pada Minggu (10/4/2022).(TribunWow.com/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina