TRIBUNWOW.COM - Rusia menuding pihak Amerika Serikat memberikan bantuan intelijen pada Ukraina.
Pihak intelejen AS dikabarkan terlibat dalam pertempuran di timur Ukraina, dengan memberikan arahan dan informasi.
Hal ini diungkapkan menyusul tenggelamnya kapal perang Moskva kebanggaan Rusia di Laut Hitam.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-50, Ribuan Pasukan Ukraina Menyerah hingga Kapal Rusia Hancur
Baca juga: Tuding AS Bantu Ukraina secara Terselubung, Rusia Sebut Ada Pesawat Tak Berawak Arahkan Kapal Lawan
Dilansir TribunWow.com dari media Rusia RT, Jumat (15/4/2022), AS telah meningkatkan keterlibatannya dalam krisis Ukraina dengan lebih banyak memasok senjata ke Kiev.
AS juga dikabarkan telah memutuskan untuk memberikan laporan intelijen yang dapat membantu pasukan Ukraina menyerang sasaran di Krimea.
"Seiring konflik berkembang, kami terus menyesuaikan untuk memastikan bahwa operator memiliki fleksibilitas untuk berbagi intelijen rinci dan tepat waktu dengan Ukraina,” kata seorang pejabat intelijen AS kepada Wall Street Journal.
Surat kabar itu mengatakan Washington bergerak untuk secara signifikan memperluas pembagian intelijen dengan Ukraina.
Namun AS tetap akan menahan diri dari memberikan informasi intelijen yang akan memungkinkan Ukraina untuk menyerang target di wilayah Rusia.
Laporan tersebut, yang dikonfirmasi oleh New York Times, secara khusus menyebut Krimea sebagai wilayah yang tercakup dalam kebijakan baru.
Moskow tidak setuju dengan definisi AS tentang Krimea sebagai bagian dari Ukraina.
Pasalnya, wilayah dinyatakan Rusia telah itu memisahkan diri dari Ukraina dan bergabung dengan Rusia sejak 2014.
Moskow menganggap status semenanjung itu sebagai masalah yang sudah diselesaikan.
Outlet media mengatakan perubahan kebijakan datang sebagai tanggapan atas dugaan persiapan Rusia untuk serangan besar-besaran terhadap kontingen besar pasukan Ukraina di daerah Donbass.
AS juga telah meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina, senilai 800 juta USD (sekitar Rp 11 triliun) dari Pentagon, termasuk senjata artileri, kendaraan lapis baja dan helikopter, serta senjata lainnya.
Tudingan keterlibatan AS itu diungkapkan setelah kapal penjelajah rudal Rusia Moskva, yang merupakan kapal utama Armada Laut Hitam, dilaporkan tenggelam.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kapal itu tenggelam saat ditarik ke pelabuhan untuk menghindari badai di laut, Kamis (14/3/2022).
Menurut militer Rusia, lambung kapal perang itu telah rusak oleh ledakan amunisi, yang disebabkan oleh kebakaran di kapal.
Namun, pejabat Ukraina mengklaim pasukan mereka telah menyerang armada tersebut dengan rudal anti-kapal Neptunus.
Moskva dilaporkan berada sekitar 90 kilometer selatan Odessa pada hari Rabu ketika kebakaran terjadi di atas kapal.
Para kru dievakuasi oleh kapal Armada Laut Hitam di dekatnya, dan kapal tunda dikirim untuk menarik Moskva ke Krimea untuk diperbaiki.
Pada Kamis pagi, Moskow mengatakan bahwa ledakan di kapal telah berhenti dan api telah dipadamkan, dan bahwa kapal penjelajah itu sedang dalam perjalanan ke pelabuhan untuk diperbaiki.
Masalah ini tidak disebutkan lagi selama pengarahan rutin tentang operasi militer di Ukraina di kemudian hari.
Baca juga: Euforia Dini, Jutaan Pengungsi Ukraina Kembali ke Rumah, Pejabat Kiev Ingatkan Ancaman Rusia
Baca juga: Strategi Licik Ukraina yang Berhasil Hancurkan Kapal Perang Rusia, Kecoh Armada Laut dengan Drone
Strategi Ukraina Kecoh Kapal Perang Rusia
Kapal perang kebanggaan armada Laut Hitam Rusia, Moskva, berhasil ditenggelamkan pasukan Ukraina.
Kapal perang besar yang sempat viral saat menyerang pulau Ular itu meledak oleh serangan misil Neptunus yang dilucurkan dari daratan.
Dikatakan bahwa awak kapal Moskva termakan strategi tipuan yang dipraktikkan Ukraina.
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Kamis (14/4/2022), komandan Ukraina menghancurkan kapal perang besar Moskva dengan mengecoh pertahanan militernya.
Menggunakan pesawat tak berawak TB2-Bayraktar, Ukraina mengalihkan sistem pertahanan kapal tersebut.
Memungkinkan rudal penghancur dari permukaan untuk menyerang dan menenggelamkan kapal tersebut.
Sensor pelindung kapal penjelajah berbobot 12.500 ton itu tampaknya tidak melihat roket Neptunus menuju ke arahnya.
Pasalnya, awak kapal fokus pada pelacakan drone buatan Turki itu.
Insiden ini memberikan dorongan moral untuk Kyiv, dan justru menjadi pukulan besar bagi angkatan laut Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dilaporkan, dua rudal menghantam sisi samping Moskva yang memiliki ukuran setinggi 611 kaki.
Ledakan itu mengguncang kapal tersebut dengan keras dan menyebabkan ledakan dahsyat dan kebakaran besar.
Saat api membakar Laut Hitam yang penuh badai, 510 awak kapal dengan panik naik ke sekoci dan melarikan diri.
Serangan mendadak itu terjadi pada pukul 2 pagi kemarin saat Moskva, kapal perang komando dan kontrol utama Rusia, berada 60 mil di selatan Odessa.
Kapten kapal dan petugas pertahanan udara dikatakan melacak umpan TB2, dan tidak menyadari sepasang rudal anti-kapal Neptune R360 buatan Ukraina sedang menuju ke arah mereka.
Rudal yang masing-masing seberat satu ton dan memiliki jangkauan 170 mil laut, mendekati Moskva di permukaan laut.
Rudal ini meluncur dengan lintasan yang begitu rendah di laut sehingga menyebabkan misil tersebut sulit untuk dilacak.
"Insiden itu merupakan kerugian besar lainnya dalam hal kredibilitas Rusia. Mereka telah terbukti rentan terhadap serangan," ujar seorang pejabat Barat.
"Orang-orang Ukraina telah menggunakan imajinasi mereka dan terbukti sangat pandai. Mereka mampu bertindak dengan cepat untuk memberikan efek pada pasukan Rusia."
Setelah serangan itu, kapal penjelajah yang pertama kali melaut pada tahun 1979 itu, awalnya ditarik ke arah Krimea.
Intelijen AS mengatakan kapal perang itu masih terbakar.
Namun kabar terbaru mengatakan kapal tersebut diketahui telah tenggelam lantaran kerusakannya terlalu parah.
Adapun dalam hal perangkat keras militer, Moskva merupakan kerugian tunggal terbesar bagi angkatan bersenjata Rusia sejak perang dimulai.
Insiden ini juga tercatat sebagai kekalahan pertama kapal perang terbesar dalam pertempuran sejak Perang Dunia Kedua.
Kehancuran kapal ini memiliki arti simbolis bagi Ukraina, menyusul insiden pada hari pertama perang di Pulau Ular.
Kapal perang Moskva sempat mengancam para tentara Ukraina di pulau tersebut.
Namun, seorang tentara Ukraina Roman Hrybov dengan berani justru mengusir dan memaki awak kapal tersebut meski pasukannya sedang terkepung.(TribunWow.com/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina