Konflik Rusia Vs Ukraina

Ibu di Ukraina Lihat Anaknya yang Berusia 12 Tahun Dibunuh Tentara Rusia: Tangannya Bergetar

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang ibu di Ukraina bernama Viktoria Kovalenko menyaksikan langsung anak gadisnya dibunuh oleh tentara Rusia.

TRIBUNWOW.COM - Duka masih dirasakan oleh seorang ibu di Ukraina bernama Viktoria Kovalenko.

Hanya dalam waktu satu hari, Viktoria kehilangan suami dan anak gadisnya yang berusia 12 tahun.

Mobil yang ditumpangi oleh keluarga Viktoria ditembaki oleh pasukan militer Rusia.

TKP tentara Rusia menembaki anak dan suami dari Viktoria Kovalenko. (BBC.com)

Baca juga: Kehilangan Kaki dan Matanya, Jurnalis Ini Jadi Korban Pengeboman Tentara Rusia di Ukraina

Baca juga: Dituduh Incar Kerumunan Warga Sipil saat Serang Stasiun Kramatorsk, Rusia Ungkap asal Misil

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, kejadian itu diketahui terjadi sembilan hari seusai Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.

Kala itu Viktoria bersama suaminya Petro dan anak-anaknya memutuskan untuk kabur dari Chernihiv.

Mereka pada saat itu kabur dari Chernihiv demi menyelamatkan kedua anak mereka.

Viktoria bersama suaminya membawa dua anak mereka.

Anak pertama Viktoria diketahui bernama Veronika berusia 12 tahun, sedangkan anak keduanya adalah bayi bernama Varvara yang masih berusia satu tahun.

Setelah berada di dekat Desa Yahidne, mobil yang ditumpangi Viktoria tidak bisa melaju lebih jauh sebab jalanan terhalang bebatuan.

Akhirnya keluarga tersebut memutuskan untuk keluar dan berjalan.

Beberapa detik setelah keluar dari mobil, kendaraan mereka langsung diberondong tembakkan oleh tentara Rusia.

"Veronika anak sulung saya mulai menangis karena kepala saya berdarah terkena pecahan kaca yang terlempar," tutur Viktoria.

"Veronika mulai berteriak, tangannya bergetar jadi saya berusaha menenangkannya," kata Viktoria.

Ketika Veronika turun dari mobil, tak lama kemudian ia terjatuh.

Viktoria bercerita, kepala Veronika saat itu sudah menghilang.

Berusaha tenang sambil melindungi anak bayinya, Viktoria heran dia tak kunjung mendengar suara suaminya yakni Petro.

Pada saat itu ia sadar Petro juga telah tewas.

Akhirnya Viktoria memutuskan untuk kabur dari tempat kejadian perkara (TKP).

Bersembunyi dari tempat ke tempat, akhirnya Viktoria ditemukan oleh tentara Rusia yang sedang berpatroli.

Viktori akhirnya dibawa ke basemen yang ada di Yahidne.

Selama 24 hari Viktoria menghabiskan waktu di basemen tersebut dalam kondisi yang miris.

Viktoria mengaku, jika ia diberikan kesempatan untuk menembak Presiden Rusia Vladimir Putin maka ia akan melakukannya.

"Tangan ku tidak akan bergetar," ucap Viktoria.

Minta Dibunuh seusai Suaminya Dieksekusi

Seorang wanita bernama Iryna Abramov (41) berteriak meminta ditembak mati oleh tentara Rusia seusai suaminya yakni Oleg (40) dieksekusi oleh para tentara Rusia tersebut.

Rumah yang ditinggali oleh Iryna, Oleg dan ayah Iryna yakni Volodymyr Abramov (72) di Kota Bucha, Ukraina, diserbu oleh pasukan militer Rusia tanpa alasan yang jelas.

Begitupula Oleg menjadi korban eksekusi tentara Rusia tanpa alasan yang jelas.

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, Volodymyr bercerita, pada saat pasukan Rusia datang mendobrak rumah, mereka langsung menarik Oleg ke luar.

Setelah menarik Oleg keluar, tentara Rusia itu melempar sebuah granat ke dalam rumah Volodymyr yang menyebabkan kebakaran di dalam rumah.

Sambil berusaha memdamkan api menggunakan alat pemadam kebakaran, Volodymyr berteriak meminta bantuan menantunya yakni Oleg yang ditarik ke luar oleh para tentara Rusia.

Tak lama kemudian datang seorang tentara Rusia mengatakan kepada Volodymyr bahwa Oleg tidak akan bisa membantu.

Setelah itu Volodymyr menemukan jasad Oleg di aspal di luar gerbang rumah.

Dari posisi jasad Oleg yang berlutut dan mengalami luka di kepala, Volodymyr meyakini menantunya itu diekseksui mati dari jarak dekat.

Oleg sendiri sehari-hari bekerja sebagai tukang las, bukan termasuk kombatan.

Iryna selaku istri Oleg bercerita, para tentara Rusia itu mengeksekusi Oleg tanpa alasan yang jelas.

"Mereka tidak bertanya atau mengatakan apapun, mereka hanya membunuhnya," ujar Iryna.

"Mereka meminta (Oleg) untuk melepaskan baju, berlutut, dan mereka menembaknya."

Setelah Oleg dieksekusi, Iryna sempat berlari ke luar dan melihat empat tentara Rusia yang membunuh Oleg sedang bersantai sambil meminum air.

Iryna histeris berteriak minta agar dirinya segera ditembak mati.

Namun para tentara Rusia tersebut justru menanggapi dengan bercanda.

Seorang tentara Rusia awalnya mengarahkan senjatanya ke Iryna lalu menurunkannya, kemudian mengarahkannya lagi lalu menurunkannya berkali-kali.

Pada akhirnya tentara Rusia tersebut memberi waktu tiga menit agar Iryna dan Volodymyr segera pergi dari sana.

Menurut pengakuan Volodymyr, pada akhirnya ia dan Iryna pergi meninggalkan jasad Oleg hampir selama sebulan di Bucha.

Ketika situasi mulai aman, Volodymyr mengubur Oleg seadanya di sebuah lahan dekat rumah.

Kini jasad Oleg telah dievakuasi oleh tentara Ukraina dan belum tahu dipindahkan ke mana. (TribunWow.com/Anung/Via)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina