Konflik Rusia Vs Ukraina

Eks Presiden AS Bill Clinton Akui Pernah Persilakan Putin Bergabung ke NATO

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton. Terbaru, pada Kamis (7/4/2022), Bill Clinton mengakui pernah mempersilakan Putin untuk bergabung ke NATO.

TRIBUNWOW.COM - NATO atau North Atlantic Treaty Organization adalah sebuah Pakta Pertahanan Atlantik Utara yang didirikan oleh sejumlah negara Eropa dan Amerika Serikat (AS).

NATO sendiri merupakan satu dari beberapa alasan Rusia melakukan operasi militer spesial di Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu.

Rusia khawatir apabila Ukraina bergabung dengan NATO maka kedaulatan Rusia dapat terancam lantaran Ukraina berbatasan langsung dengan Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin saat berpidato di depan masyarakat Rusia dalam perayaan peringatan aneksasi semenanjung Krimea, Jumat (18/3/2022). Dalam pidato tersebut, Putin menyinggung kondisi terkini perang di Ukraina. (YouTube Newzee)

Baca juga: Rusia Curiga Mayat Tentaranya Dimanfaatkan Intelijen Ukraina untuk Taktik Provokasi

Baca juga: Akui Merasa Merinding, Petinggi Militer Ukraina Ceritakan Kasus Tentara Rusia Rudapaksa Nenek-nenek

Terlebih pasukan militer AS dan negara NATO lainnya dapat dikirimkan ke Ukraina jika Ukraina bergabung ke NATO.

Namun seorang mantan Presiden AS ternyata pernah mempersilakan Rusia bergabung ke NATO.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, informasi ini diungkapkan oleh Bill Clinton selaku Presiden AS ke-42.

Pada Kamis (7/4/2022), Bill Clinton bercerita ia pernah menawarkan eks Presiden Rusia Boris Yeltsin lalu Presiden Rusia saat ini Vladimir Putin.

"Kita membiarkan pintu terbuka untuk Rusia menjadi anggota NATO," jelas Bill Clinton.

Pada akhir Februari 2022 lalu, Putin mengakui pernah berbincang dengan Bill Clinton soal NATO pada tahun 2000 silam.

Putin saat itu bertanya bagaimana reaksi AS jika Rusia bergabung dengan NATO.

Menurut keterangan Putin, ia mendeskripsikan reaksi Bill Clinton agak terkendali.

Kemudian pada saat melakukan interview dengan BBC di tahun 2000, Putin tak menampik ada kemungkinan Rusia bergabung dengan NATO.

Sementara itu, agresi militer yang dilakukan Rusia di Ukraina diperkirakan justru akan mendorong lebih banyak negara lain untuk bergabung dengan NATO.

Padahal, Presiden Rusia Vladimir Putin menjadikan keinginan Ukraina bergabung dengan NATO sebagai alasan untuk menyerang.

Alih-alih memberikan pelajaran untuk negara lain, Rusia kini justru menghadapi hasil yang berlawanan dengan tujuannya.

Halaman
1234