Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Klaim Miliki Bukti Rencana Kotor Ukraina yang Didukung AS, Ungkap Insiden Ledakan Kimia

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Elfan Fajar Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Bahan Kimia. Terbaru, Rusia mengklaim miliki bukti rencana provokasi Ukraina untuk gunakan senjata kimia berbahaya, kamis (7/4/2022).

Gavrilov memperingatkan bahwa salah satu skenario yang mungkin terjadi adalah ledakan tangki rel kereta api dengan klorin seberat hingga 800 ton di stasiun kereta api Kochetok, Wilayah Kharkov.

"Tidak mengherankan bahwa Washington telah menyerahkan sejumlah pakaian perlindungan bahan kimia ke Kiev. Pada saat yang sama, untuk menutupi skema curang seperti itu, tanpa dasar menuduh Rusia merencanakan provokasi," ujare Gavrilov.

"Dengan melakukan itu, ia mengikuti kebiasaan kebiasaan aksi fitnah. Ini bukan pertama kalinya mereka menggunakan trik seperti itu."

Dilansir TribunWow.com dari TASS, Rabu (6/3/2022), Gavrilov juga mencurigai indikasi penggunaan senjata kimia berbahaya oleh Ukraina di wilayah Kharkov.

Sebelumnya, Ukraina juga dituduh melakukan hal serupa di wilayah Sumy dan Luhanks.

Dalam sebuah wawancara di saluran berita televisi Rossiya-24, Gavrilov menyebut rencana tersebut didukung oleh sekutu barat.

Ia mengatakan bahwa Kiev mungkin tidak berhenti meledakkan bahan kimia beracun di wilayah Kharkov untuk menyalahkan serangan artileri Rusia.

"Kami menduga bahwa rezim di Kiev, mengandalkan dukungan dari penangan Baratnya, akan meledakkan sejumlah bahan kimia di wilayah permukiman Kharkov untuk menyalahkan artileri Rusia dan serangan lainnya," kata Gavrilov.

"Kami telah memperingatkan mereka terhadap skenario semacam ini dan memperingatkan bahwa trik yang mereka gunakan sebelumnya tidak akan berhasil."

Baca juga: Rusia Yakin Tentaranya dalam Bahaya di Tangan Ukraina, Sebut Jadi Subyek Penyiksaan dan Intimidasi

Baca juga: Beredar Video Tentara Ukraina Pukuli Tahanan, Ramai-ramai Ejek Korban yang Ngompol saat Dihajar

Rusia Sebut Ukraina Panik

Di tengah konflik dengan Ukraina, pemerintah Rusia mengklaim menemukan bukti adanya keterlibatan Amerika Serikat (AS) dengan sejumlah bio lab di Ukraina yang meneliti penyakit berbahaya.

Menurut keterangan pemerintah Rusia, total terdapat 30 biolab di Ukraina yang aktif bekerjasama dengan AS.

Dikutip TribunWow.com dari RT.com, informasi ini disampaikan oleh Letjen Igor Kirilov selaku komandan pasukan Rusia dalam bidang pertahanan terhadap radiologi, kimiawi, dan biologis.

Letjen Kirilov menjelaskan, sebagian besar lab tersebut aktif sejak tahun 2014 lalu.

Ia juga menyampaikan, sejak lab-lab itu didirikan, sejumlah negara di Eropa pada saat yang sama mengalami peningkatan kasus penyakit menular seperti difteri, tuberculosis (TBC), hingga campak.

Halaman
1234