TRIBUNWOW.COM - Pihak Ukraina menuntut pertanggung jawaban atas kejadian mengerikan yang ditemukan di Bucha.
Komandan Rusia yang memimpin pasukan di wilayah tersebut telah menjadi buronan negara.
Ia dituding melakukan kejahatan perang lantaran adanya bukti tentang pembunuhan hingga kasus rudapaksa di Bucha.
Baca juga: Zelensky Tahan Tangis Bertemu Warga Bucha, Dicurhati Kekejaman Rusia hingga Disanjung Rakyat Ukraina
Baca juga: Tegaskan Pembantaian di Bucha Rekayasa Ukraina, Rusia Sebut Negara-negara Barat Pilih Tutup Mata
Dilansir TribunWow.com dari Evening Standar, Selasa (5/4/2022), nama Komandan operasi Rusia di Bucha telah ditemukan oleh Ukraina di tengah tuntutan pertanggungjawaban atas kekejaman pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Koamndan tersebut adalah Letnan Kolonel Azatbek Omurbekov memimpin Brigade Senapan Bermotor Terpisah ke-64.
Ia mengepalai pasukan untuk menduduki kota di wilayah Kyiv di mana tentara Rusia dituduh membantai penduduk setempat.
Bukti yang berkembang menunjukkan kekejaman di Bucha dengan perempuan dan anak-anak setempat dilaporkan diperkosa dan ditembak.
Aktivis Ukraina dan detektif web diduga telah mengidentifikasi keberadaan pasukan Omurbekov, yang biasanya berbasis di timur jauh Rusia, dan sejumlah unit militer Rusia lainnya.
"Di Bucha ada unit militer 51460 dari desa Knyaze-Volkonskoye, wilayah Khabarovsk," bunyi laporan Kelompok relawan Tretya Sila.
"Sebentar lagi semua pembunuh, pemerkosa, dan penjarah ini akan diketahui namanya."
Relawan InformNapalm menyebut Omurbekov sebagai unit 51460 dari Brigade Senapan Bermotor Terpisah ke-64 di tengah kecurigaan kejahatan perang di Bucha.
Menurut pihak Ukraina, di kota Bucha ada pula pasukan dari beberapa unit Rusia lainnya, meskipun sejauh ini tidak ada komandan lain yang disebutkan namanya.
Namun, sumber-sumber Rusia mengklaim Ukraina bertanggung jawab atas kekejaman di Bucha dan lokasi lain dan mereka yang bersalah atas kejahatan perang.
Baca juga: Gambar Satelit Patahkan Tuduhan Rusia soal Rekayasa Mayat di Bucha, Sudah Dibiarkan Berminggu-minggu
Baca juga: Nyaris Dibeli Indonesia, Jet Tempur Sukhoi-35 Rusia Senilai Rp 700 M Luluh Lantak Ditembak Ukraina
Gambar Satelit Patahkan Tuduhan Rusia
Gambar satelit yang diambil dari atas kota Bucha, Ukraina, menunjukkan fakta berbeda dari apa yang ditudingkan Rusia.
Potret tersebut menunjukkan mayat-mayat telah berjejer di jalan-jalan Bucha sejak berminggu-minggu yang lalu.
Hal ini membantah klaim Rusia bahwa mayat itu ditempatkan di Bucha setelah pasukan mereka meninggalkan kota.
Dilansir TribunWow.com dari Daily Mail, Selasa (5/4/2022), pihak berwenang di Ukraina mengatakan sedikitnya mayat 410 warga sipil telah ditemukan di daerah di luar Kiev, khususnya di kota Bucha.
Kondisi mencengangkan itu baru diketahui setelah pekan lalu Rusia menarik pasukannya dari wilayah sekitar Kiev.
Gambar mengerikan menunjukkan banyak warga sipil dengan tangan terikat, luka tembak jarak dekat dan tanda-tanda penyiksaan.
Hal ini membuat semakin banyak pemimpin dunia telah menyuarakan kemarahan dan menyerukan sanksi yang lebih keras terhadap Moskow.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menepis tuduhan bahwa pasukan Rusia melakukan kekejaman pada warga sipil.
Ia menyebut klaim tersebut sebagai provokasi bertahap tetapi belum memberikan bukti empiris yang memperlihatkan bahwa mereka tidak bertanggung jawab.
Lavrov menyebut Rusia telah meninggalkan wilayah tersebut sejak 30 Maret tanpa ada mayat berserakan.
Ia menuding Ukraina sengaja meletakkan mayat-mayat tersebut setelah pasukan Rusia pergi.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengeluarkan pernyataan panjang yang mengatakan tidak ada warga sipil yang mengalami kekerasan di tangan pasukan Rusia dan bahwa gambar-gambar itu adalah rekayasa.
Namun, analisis citra satelit yang dibagikan oleh New York Times dan pemeriksa fakta di BBC bertentangan dengan penyangkalan Rusia.
NYT telah mengambil gambar satelit yang diarsipkan yang kemudian mereka cocokkan dengan foto yang diambil oleh anggota media di lapangan di Bucha.
Gambar setlit tersebut membuktikan bahwa mayat-mayat itu ada di sana sebelum pasukan Rusia mundur pada 30 Maret.
Surat kabar itu mencocokkan hingga 11 mayat di jalan-jalan dalam sebuah video yang diambil oleh penduduk setempat pada 2 April dengan citra satelit dari 11 Maret.
Bukti tersebut menunjukkan bahwa mayat-mayat itu telah berada di sana selama berminggu-minggu.
Gambar berikutnya yang diperoleh MailOnline dari 19 Maret berkorelasi dengan video yang sama.
Video kedua menggambarkan tiga mayat lagi yang menunjukkan gambar satelit muncul di sana antara 20 dan 21 Maret, sekali lagi sebelum Rusia mengatakan mereka meninggalkan kota.
Pihak Rusia juga menyebutkan bahwa mayat-mayat di Bucha tak terlihat kaku atau yang disebut sebagai rigor mortis.
Klaim ini dinilai menguatkan tudingan Rusia bahwa mayat tersebut masih dalam kondisi baru.
Namun, seorang ahli patologi forensik yang telah bekerja pada penyelidikan kejahatan perang mengatakan bahwa setelah empat hari, proses pengerasan mayat biasanya telah mereda.
Ahli patologi juga mengatakan bahwa penampilan korban kekerasan sangat bervariasi tergantung pada senjata yang digunakan dan keadaan lainnya.
Mereka mengatakan bahwa tidak selalu ada genangan darah yang terlihat, terutama jika korban berpakaian untuk cuaca dingin.
Rusia juga mengklaim bahwa berita tentang kekejaman tidak muncul sampai empat hari setelah pasukan ditarik pada 30 Maret, tetapi ada bukti mayat di jalan-jalan yang dibagikan secara online pada 1 April.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan klaim pembantaian warga sipil di pinggiran Kiev sebagai provokasi yang menimbulkan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan global.
Sebelumnya, Lavrov bersumpah bahwa Rusia akan mengadakan konferensi pers di New York di mana mereka akan menyajikan materi paling rinci untuk menunjukkan sifat sebenarnya dari insiden di Bucha.
Tetapi pada konferensi pers yang diadakan malam ini, utusan Rusia untuk PBB, Vasily Nebenzya, tidak menunjukkan bukti bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas kekejaman atau bahwa gambar-gambar itu telah direkayasa.
Sebaliknya, Nebenzya mengatakan Rusia akan memberikan bukti dugaan itu kepada Dewan Keamanan PBB pada kesempatan paling awal.
"Kami memiliki bukti empiris untuk mendukung ini," kata Nebenzya kepada wartawan pada konferensi pers.
"Kami bermaksud untuk menyerahkan mereka ke Dewan Keamanan sesegera mungkin sehingga masyarakat internasional tidak disesatkan oleh plot palsu Kiev dan sponsor Baratnya." (TribunWow.com/Via)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina