China tidak mengutuk invasi Rusia yang memiliki ikatan ekonomi kuat dengan Beijing.
Alih-alih, China berbicara tentang masalah keamanan yang yang perlu didiskusikan oleh semua pihak.
Sementara dunia internasional geger karena penemuan warga sipil dibunuh oleh pasukan Rusia di Bucha, media pemerintah China tak banyak meliput.
Adapun sejak dimulainya invasi lebih dari sebulan yang lalu, China tetap menggambarkan bahwa Amerika Serikat adalah penjahatnya.
David Bandurski, co-direktur Proyek Media China mencatat bahwa ada sejarah panjang kerja sama antara outlet pemerintah China dan lembaga Rusia seperti Sputnik dan Russia Today.
“Kita harus memahami informasi sebagai bagian dari itu (kerjasama-red),” kata David Bandurski.
Wu Min Hsuan, seorang ahli disinformasi pemerintah China sekaligus pendiri Doublethink Lab yang berbasis di Taiwan, membenarkan klaim tersebut.
"Mereka menggunakan krisis ini sebagai kesempatan sempurna untuk memperkuat narasi lama mereka di China, menyerang AS dan NATO," kata Hsuan.
Di sisi lain, Hu Qingxin, seorang veteran media yang sekarang berbasis di Hong Kong, mengatakan bahwa sikap China terhadap Rusia dan AS didasari kepentingan geopolitik.
"Pandangan umum adalah bahwa sementara perang itu buruk, kita harus mendukung Rusia dalam pertempuran ini untuk membela kepentingan China. Karena tanpa Rusia untuk menahan Barat, China akan menjadi target berikutnya,” kata Hu Qingxin.
Pandangan seperti itu tidak terbentuk dalam sehari tetapi ditanamkan dari waktu ke waktu, tegasnya.
“Media negara mungkin telah memberi informasi, tetapi sentimen publik selalu ada. Orang-orang memuja Putin, karena dia bersekutu dengan Xi Jinping. Mereka memiliki citra orang kuat dan gaya pemerintahan yang sama,” kata Hu Qingxin.
Ia juga mengaku terkejut dengan beberapa komentar radikal yang dia lihat secara online, terutama yang mendukung perang dan menawarkan untuk menerima para wanita Ukraina.
Diketahui, China memiliki salah satu lingkungan media paling ketat di dunia dan didominasi oleh media yang didukung negara.
Platform internet dan media sosialnya juga dipantau oleh perangkat sensor besar yang menghapus informasi apa pun yang dianggap sensitif.