TRIBUNWOW.COM - Rusia mengungkap dokumen dan bukti lain terkait laboratorium biologis yang didanai AS di Ukraina.
Bukti yang dikumpulkan menunjukkan bahwa Kiev berencana menggunakan drone untuk menyebarkan patogen berbahaya.
Dilaporkan senjata biologis pemusnah massal itu akan dilepaskan di wilayah Donbass dan Rusia.
Baca juga: 3 Skenario Akhir Rusia Vs Ukraina, Putin Pakai Taktik Anaconda hingga Potensi Perang Senjata Kimia
Baca juga: Jenis Senjata Kimia yang Dimiliki Rusia, Sebabkan Kerusakan Saraf hingga Organ Dalam Terbakar
Dilansir TribunWow.com dari Russia Today, Rabu (30/3/2022), hal ini diungkapkan juru bicara militer Mayor Jenderal Igor Konashenkov dalam pertemuan rutin.
Pihaknya menuturkan isi laporan yang menyatakan rencana penyebaran senjata biologis itu dilakukan dari udara.
Sementara, agen yang digunakan untuk melepas zat berbahaya tersebut adalah sebuah drone yang diketahui sering digunakan militer Ukraina dalam perang.
"Adanya dokumen tentang rencana rezim Kiev untuk menggunakan kendaraan udara tak berawak yang mampu membawa dan menyemprotkan zat mematikan," kata Konashenkov.
"Membuktikan bahwa rezim Kiev secara serius mempertimbangkan kemungkinan penggunaan senjata biologis terhadap populasi Donbass dan Federasi Rusia,” tambahnya
Kementerian Pertahanan juga telah mengidentifikasi pejabat tertentu AS yang terlibat dalam pengembangan senjata biologis di negara Eropa Timur tersebut.
Namun, tidak ada bukti langsung yang diberikan untuk mendukung pernyataan tersebut.
"Ada pejabat tertentu yang mengambil bagian dalam pembuatan komponen senjata biologis,” lanjut jenderal tersebut.
Namun, dia tidak menyebutkan nama mereka, hanya mengatakan mereka adalah kepala divisi dan karyawan Departemen Pertahanan AS, serta kontraktor utamanya.
"Operasi ini terkait langsung dengan putra presiden AS saat ini, Hunter Biden,” tambah Konashenkov, mengutip investigasi di media Barat.
Pekan lalu, Daily Mail menerbitkan email yang menunjukkan hubungan Biden dengan kontraktor Pentagon Metabiota, yang mengkhususkan diri dalam meneliti potensi patogen penyebab pandemi yang dapat digunakan sebagai senjata biologis.
Keterlibatan Biden dalam pendanaan AS untuk biolab Ukraina dikemukakan oleh Letnan Jenderal Igor Kirillov, komandan Pasukan Perlindungan Nuklir, Biologis dan Kimia Rusia, dalam sebuah pengarahan Kamis lalu.
Konashenkov berjanji hasil analisis lebih lanjut dari dokumen dan bukti lain yang diperoleh dari biolab Ukraina akan dibagikan secara lebih rinci dalam waktu dekat dalam sebuah pengarahan khusus.
Baca juga: AS Mengelak, Rusia Ungkap Bukti Lab Senjata Biologis di Ukraina, Penyakit Menular dari Kelelawar
Baca juga: Rusia Bongkar Bukti Keterlibatan AS Dalam Lab Pengembangan Patogen Berbahaya di Ukraina
Rusia Sebut Ukraina Panik
Di tengah konflik dengan Ukraina, pemerintah Rusia mengklaim menemukan bukti adanya keterlibatan Amerika Serikat (AS) dengan sejumlah bio lab di Ukraina yang meneliti penyakit berbahaya.
Menurut keterangan pemerintah Rusia, total terdapat 30 biolab di Ukraina yang aktif bekerjasama dengan AS.
Dikutip TribunWow.com dari RT.com, informasi ini disampaikan oleh Letjen Igor Kirilov selaku komandan pasukan Rusia dalam bidang pertahanan terhadap radiologi, kimiawi, dan biologis.
Letjen Kirilov menjelaskan, sebagian besar lab tersebut aktif sejak tahun 2014 lalu.
Ia juga menyampaikan, sejak lab-lab itu didirikan, sejumlah negara di Eropa pada saat yang sama mengalami peningkatan kasus penyakit menular seperti difteri, tuberculosis (TBC), hingga campak.
Letjen Kirilov melanjutkan, sejak Putin mengumumkan operasi militer spesial pada Kamis (24/2/2022), lab-lab kerja sama dengan AS yang ada di Ukraina buru-buru menghancurkan virus dan patogen yang sedang mereka teliti.
Letjen Kirilov mengklaim memiliki bukti dokumen yang berisi proses penghancuran virus dan patogen berbahya tersebut.
Berdasarkan keterangan dokumen yang diklaim diamankan oleh pasukan Rusia, penyakit berbahaya yang dipelajari di antaranya adalah anthrax.
Penelitian tersebut diduga juga memiliki kaitan dengan program militer.
Letjen Kirilov menjelaskan di bagian barat Kota Lvov, sebanyak 320 wadah berisi patogen berbahaya telah dihancurkan.
"Jika koleksi (patogen) tersebut jatuh ke tangan para ahli di Rusia, mereka sangat mungkin membuktikan Ukraina dan AS telah melanggar konvensi senjata biologis," jelasnya.
Kekhawatiran Letjen Kirilov adalah bahan-bahan penelitian yang diperlukan untuk kepentingan program militer telah dikirim ke AS.
Sementara itu Kementerian Pertahanan AS menyatakan tuduhan Rusia adalah sekadar disinformasi.
Sebelumnya, dikutip TribunWow.com dari kanal berita Rusia, Ria Novosti, Selasa (8/3/2022), Moskow mengaku telah menerima dokumen terkait dari karyawan laboratorium biologi Ukraina.
Dalam berkas tersebut, karyawan tersebut mengkonfirmasi bahwa komponen senjata biologis sedang dikembangkan di Ukraina, dekat dengan wilayah Rusia.
Perwakilan resmi Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov mengungkapkan temuan tersebut.
"Dalam operasi militer khusus, fakta pembersihan darurat oleh rezim Kiev dari jejak program biologis militer yang dilaksanakan di Ukraina, yang didanai oleh Departemen Pertahanan AS, terungkap," ujar Konashenkov.
Menurut militer Rusia, setelah dimulainya invasi atau operasi khusus ke Ukraina, Pentagon disebut mengalami ketakutan serius.
Disebutkan bahwa AS khawatir dunia akan mengetahui pelaksanaan eksperimen biologis rahasia yang dilakukan di wilayah Ukraina.
Maka dilakukanlah upaya untuk menyembunyikan pelanggaran oleh Washington dan Kiev terhadap aturan pertama Konvensi PBB tentang Larangan Senjata Bakteriologis (Biologis) dan Racun.
Kementerian Kesehatan Ukraina dituduh telah mengirim instruksi ke semua laboratorium biologi untuk segera menghilangkan stok patogen berbahaya.
Menurut Konashenkov, virus atau patogen tersebut bisa menyebabkan wabah penyakit serius jika dilepaskan ke udara.
Ia pun mendapat laporan adanya penghancuran penelitian besar-besaran yang dilakukan saat agresi pertama Rusia dimulai pada Kamis (24/2/2022).
"Kami telah menerima dokumentasi dari karyawan laboratorium biologi Ukraina tentang penghancuran darurat patogen yang sangat berbahaya pada 24 Februari, yakni agen penyebab wabah, antraks, tularemia, kolera, dan penyakit mematikan lainnya," ungkap Konashenkov.
Dalam waktu dekat, Kementerian Pertahanan Rusia bermaksud untuk mempresentasikan hasil analisis dokumen yang diterima.(TribunWow.com/Via/Anung)
Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina