Konflik Rusia Vs Ukraina

Nasib Malang Gadis Ukraina Diduga menjadi Korban Rudapaksa 2 Pria di Lokasi Pengungsian

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Ukraina berbondong-bondong mengungsi ke negara tetangga, pada 1 Maret 2022. Terbaru, seorang gadis pengungsi Ukraina diduga menjadi korban rudapaksa di pengungsian, Selasa (15/3/2022).

Seorang pria berusia 49 tahun ditahan di Wroclaw, Polandia, setelah dia diduga memikat wanita muda itu dengan tawaran bantuan melalui internet.

"Tersangka bisa menghadapi hingga 12 tahun penjara karena kejahatan brutal," kata pihak berwenang.

"Dia bertemu gadis itu dengan menawarkan bantuannya melalui portal internet."

"Gadis itu melarikan diri dari Ukraina yang dilanda perang, ia tidak berbicara bahasa Polandia. Dia memercayai seorang pria yang berjanji untuk membantu dan melindunginya. Sayangnya, semua ini ternyata merupakan manipulasi yang menipu."

Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-14, Pengungsi Berhasil Diamankan hingga RS Bersalin Mariupol Hancur

Baca juga: Curhat Pengungsi Ukraina yang Terdampak Invasi Rusia, Berhari-hari Tanpa Makanan hingga Kedinginan

Tangisan Pengungsi Ukraina: Ini Seperti Neraka

Pemerintah Polandia mengatakan lebih dari 115.000 pengungsi Ukraina telah mencari perlindungan.

Sebagian besar dari para pengungsi tersebut masuk lewat perbatasan utama Polandia-Ukraina di Medyka.

Para pengunsi membawa cerita kelam mengenai pengalaman mereka menghindar dari perang.

Namun hal ini tak menyurutkan keinginannya untuk kembali ke Ukraina dan berperang jika dibutuhkan.

Dilansir Aljazeera, Minggu (27/2/2022), Badan Perlindungan Pengungsi PBB mengatakan lebih dari 120 ribuĀ  pengungsi Ukraina telah meninggalkan negara itu sejak Rusia menginvasi Ukraina.

Tetapi bagi sebagian besar pengungsi Ukraina, butuh berhari-hari untuk melarikan diri dari perang.

Helena (49), dari Drohobych di Ukraina barat, menuturkan pengalamannya sembari menyeruput teh dan makan sandwich yang dia terima dari sukarelawan.

Dia memiliki keluarga di Poznan, Polandia, dan merasa lega lantaran perjalanan yang sulit itu akan segera berakhir.

Tak seperti biasanya, ia butuh waktu 24 jam untuk menyeberangi perbatasan dan tiba di tempat yang aman.

"Pengalaman itu seperti neraka," kata Helena kepada Al Jazeera sebelum kemudian menangis.

Halaman
123