Konflik Rusia Vs Ukraina

Siap Hadapi Konvoi Pasukan Rusia, Warga Kiev Ukraina: Kami akan Menyambut dengan Bom Molotov

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pergerakan besar konvoi militer Rusia ke Kiev, Ukraina, terekam satelit, Selasa (1/3/2022). Warga Kiev bersiap hadapi serangan massal Rusia.

TRIBUNWOW.COM - Ketegangan meningkat seiring beredarnya gambar satelit yang menunjukkan pergerakan besar-besaran pasukan Rusia ke ibukota Ukraina, Kiev.

Dikhawatirkan militer Rusia akan melakukan serangan massal untuk merebut kota berpenduduk 2,8 juta jiwa tersebut.

Warga Ukraina yang masih bertahan di Kiev pun menuturkan suasana mencekam dan kesiapannya menghadapi perang.

Petugas pemadam kebakaran bekerja di sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak di Koshytsa Street, pinggiran ibukota Ukraina Kiev, di mana sebuah peluru militer diduga ditembakkan, pada 25 Februari 2022. - Pasukan Rusia yang menyerang menekan jauh ke Ukraina saat pertempuran mematikan mencapai pinggiran Kyiv, dengan Ledakan terdengar di ibu kota pada Jumat pagi yang digambarkan oleh pemerintah yang terkepung sebagai "serangan roket yang mengerikan". Ledakan di Kiev memicu hari kedua kekerasan setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menentang peringatan Barat untuk melancarkan invasi darat skala penuh dan serangan udara yang dengan cepat merenggut puluhan nyawa dan menelantarkan sedikitnya 100.000 orang. (Photo by GENYA SAVILOV / AFP) (AFP/GENYA SAVILOV)

Baca juga: Hari Keenam Invasi Rusia ke Ukraina, Alun-alun Kota dan Pemukiman Warga di Kharkiv Hancur Total

Baca juga: Solusi Putin Atasi Anjloknya Ekonomi Rusia, Terapkan Langkah Darurat Lawan Sanksi Invasi Ukraina

Dilansir kantor berita independen Rusia, The Moscow Times, Selasa (1/3/2022), gambar satelit menunjukkan penumpukan kendaraan lapis baja dan artileri yang panjang di 30 km utara Kiev.

Barisan tersebut memiliki panjangnya lebih dari 65 kilometer dan menutupi seluruh jalan dari dekat bandara Antonov di luar Kiev hingga ke kota Prybirsk.

"Beberapa kendaraan berjarak cukup jauh sementara di bagian lain peralatan dan unit militer melaju dua atau tiga kendaraan di jalan," tulis perusahaan pencitraan satelit AS Maxar dalam sebuah keterangan.

Di kota, barikade darurat memenuhi jalan-jalan dan penduduk membentuk antrean panjang di luar beberapa toko yang masih menyediakan kebutuhan pokok.

"Kami akan menyambut mereka dengan bom molotov dan peluru di kepala," kata seorang pegawai bank bernama Viktor Rudnichenko kepada AFP.

"Satu-satunya bunga yang mungkin mereka dapatkan dari kita adalah untuk kuburan mereka."

Di desa Shaika dekat Kiev, Natasha (51), membuka kantin di gereja lokal untuk memberi makan tentara dan sukarelawan.

"Penembakan dan pengeboman membuat kami terjaga sepanjang malam," ujar Natasha.

Per hari ini, Badan Pengungsi PBB mendata ebih dari 660.000 orang telah melarikan diri ke luar negeri.

Tercatat negara tetangga Polandia saja, telah menampung hampir 400.000 orang pengungsi Ukraina.

Iryna Plakhuta, seorang eksekutif berusia 43 tahun yang sedang hamil, harus meninggalkan keluarganya di ibu kota karena khawatir akan keselamatannya.

"Suamiku tetap tinggal di Kiev," ujar Iryna Plakhuta.

"Ia melindungi Ukraina. Ini sangat sulit."

Badr Tawil (2)3, seorang pelajar, termasuk di antara sekelompok warga Israel yang dievakuasi dari Ukraina yang mendarat pada Selasa di bandara Ben Gurion di luar Tel Aviv.

"Kami baru bangun satu kali dan kami mendengar suara-suara di sekitar kami. Bom di mana-mana. Jadi kami memutuskan untuk pergi, meninggalkan Ukraina saja," tuturnya.

Baca juga: Kekuatan Nuklir Rusia Dalam Kondisi Siaga Satu, Siap Menyerang Ukraina di Tengah Upaya Perdamaian

Baca juga: Media Rusia Sebut Prajurit Ukraina Berencana Lakukan Provokasi Tembaki Rumah Warga Sipil

Media Rusia Beritakan Ukraina Ditinggal Sendirian

Satu hari telah berlalu sejak Rusia melakukan operasi militer di Ukraina sejak Kamis (24/2/2022).

Pada Jumat (25/2/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mencurahkan perasaannya yang merasa dibiarkan sendirian menghadapi Putin dan pasukan Rusia.

Diberitakan oleh media asal Rusia yakni Rusia Today (RT), Zelensky saat ini siap untuk mengambil posisi netral di antara NATO dan Rusia.

Dituliskan bahwa Presiden Ukraina menyebut Kiev saat ini ditinggal sendirian untuk bertahan setelah NATO "takut" untuk memberikan jaminan kepada Ukraina.

Zelensky disebut mungkin membuka ruang untuk negosiasi bersama Rusia guna mengakhiri invasi pasukan Putin.

Namun sebelum bernegosiasi, Zelensky ingin agar pihaknya mendapat jaminan keamanan.

Berikut kutipan pidato terbaru Zelensky yang mencurahkan perasaannya kini merasa ditinggal sendirian.

"Saya bertanya kepada mereka (negara-negara barat) apakah kamu bersama kami?" ujar Zelensky.

"Mereka menjawab, mereka bersama kita namun mereka tidak mau menerima kita ke aliansi."

"Saya telah bertanya ke 27 pimpinan negara di Eropa apakah Ukraina akan bisa bergabung bersama NATO, saya tanya langsung ke mereka. Mereka semua takut dan tidak menjawab."

Sementara itu pada Kamis (24/2/2022), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sempat menyampaikan pidato yang berisi keinginannya berdamai dengan Rusia.

"Rakyat Ukraina dan pemerintah Ukraina menginginkan perdamaian,” katanya.

Kendati demikian, Zelensky juga menyatakan bahwa jika perdamaian tidak bisa terjadi, maka Ukraina akan melawan agresi Rusia.

"Tetapi jika kami diserang, jika kami menghadapi upaya untuk mengambil negara kami, kebebasan kami, kehidupan kami dan kehidupan anak-anak kami, kami akan membela diri."

"Ketika Anda menyerang kami, Anda akan melihat wajah kami, bukan punggung kami," ujarnya.

Menurut pengakuan Zelensky, dirinya sempat meminta telepon dengan Putin pada Rabu malam namun tidak ada respons.

Kini Ukraina telah memberlakukan keadaan darurat nasional yang mana pemerintah berwenang memberlakukan pembatasan pergerakan, memblokir demonstrasi dan melarang partai dan organisasi politik. 

Dalam pengumuman agresi ke Ukraina, Putin meminta agar para prajurit Ukraina menyerah dan pulang ke keluarga mereka masing-masing di rumah.

Putin juga memberikan peringatan dan ancaman kepada mereka yang berani menganggu Rusia.

Ditayangkan dalam YouTube The Telegraph, Kamis (24/2/2022), Putin menyatakan akan ada konsekuensi besar jika ada yang berani menganggu Rusia.

Berikut pengumuman invasi yang disampaikan oleh Putin.

"Saya memutuskan untuk menjalankan sebuah operasi militer spesial," ujar Putin.

"Operasi ini bertujuan untuk melindungi orang-orang yang telah menjadi korban perundungan dan target genosida oleh rezim Kiev yang terjadi selama delapan tahun."

"Oleh karena itu, kami akan berjuang untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi di Ukraina dan akan membawakan keadilan kepada mereka yang telah melakukan beragam kejahatan terhadap manusia, termasuk masyarakat Rusia."

"Kami meminta Anda untuk menanggalkan senjata dan segera pulang ke rumah."

"Saya akan jelaskan: seluruh prajurit dari militer Ukraina bebas untuk pergi meninggalkan area perang dan pulang ke keluarga mereka."

"Siapapun yang mencoba menghentikan Rusia dan mengancam negara dan masyarakat kami, Rusia akan segera merespons dan ada konsekuensi serius yang belum pernah Anda hadapi sepanjang sejarah."

"Kami siap untuk keadaan apapun," tegas Putin. (TribunWow.com/Via/Anung)

Berita terkait Konflik Rusia Vs Ukraina