TRIBUNWOW.COM - Selebriti Rusia, jurnalis dan tokoh masyarakat lainnya telah menyuarakan penentangan terhadap invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina pada hari Kamis, (24/2/2022).
Para aktivis pun turun tangan dan berencana untuk menggelar unjuk rasa anti-perang di pusat kota Moskow.
Sementara itu, bintang pop, pembawa acara televisi, dan sutradara film ramai-ramai mengunggah postingan di Instagram sebagai protes atas perang.
Baca juga: Ekonomi Anjlok, Putin Bersikeras Klaim Invasi Rusia ke Ukraina sebagai Bentuk Tindakan Putus Asa
Baca juga: Profil Vladimir Putin, Presiden Rusia, Disebut Pernah Bunuh Oposisi, Kini Jadi Dalang Invasi Ukraina
Dilansir The Moscow Times, Kamis (24/2/2022), protes tersebut digaungkan berbagai elemen masyarakat Rusia.
Bahkan, sosialita sekaligus mantan kandidat presiden Kesenia Sobchak juga menyatakan keberatannya.
"Kami orang Rusia akan menghadapi konsekuensi hari ini selama bertahun-tahun lagi," tulis Ksenia Sobchak.
Sebuah petisi anti-perang yang diluncurkan oleh wartawan harian bisnis Kommersant, Elena Chernenko telah mengumpulkan setidaknya 100 tanda tangan wartawan.
Penandatangan petisi tersebut termasuk karyawan media RBC, Novaya Gazeta, Dozhd, Ekho Moskvy, Snob dan The Bell, serta media pemerintah TASS dan RT.
Pemimpin redaksi Novaya Gazeta, Dmitry Muratov mengecam peringatan Putin terhadap campur tangan luar.
Ia juga menggemakan seruan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy agar Rusia menentang perang.
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2021 itu pun mengkhawatirkan potensi perang nuklir yang bisa terjadi.
"Militer memutar 'tombol nuklir' di tangannya seperti gantungan kunci dari mobil mahal. Apakah langkah selanjutnya adalah serangan nuklir? Saya tidak bisa menafsirkan kata-kata Vladimir Putin tentang senjata pembalasan dengan cara lain," kata Dmitry Muratov.
"Hanya gerakan anti-perang Rusia yang dapat menyelamatkan kehidupan di planet ini," imbuhnya.
Kemudian, koalisi 30 media independen Rusia menyatakan penentangan terhadap tindakan yang disebut sebagai pembantaian yang dimulai oleh kepemimpinan Rusia.
Menolak intervensi dari pihak mana pun, koalisi media tersebut menyatakan akan menyampaikan berita secara aktual dan sesuai fakta.