64 Orang Ditangkap hingga Respons Berbagai Pihak
3. 64 Orang Termasuk Anak di Bawah Umur Ditangkap
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyampaikan bahwa ada 64 orang warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, Jawa Tengah ditangkap polisi buntut kericuhan di Desa Wadas.
Meski begitu, kabar terakhir dari kepolisian menyebut bahwa warga yang ditangkap sudah dipulangkan.
Dari 64 orang yang ditangkap, ada sekitar 10 orang yang merupakan anak di bawah umur.
"Sekitar 10 orang itu anak di bawah umur," kata Julian Dwi Prasetya, kuasa hukum warga Desa Wadas dari LBH DIY, dikutip dari Kompas.com.
Julian menyebut bahwa hingga kini warga Desa Wadas yang ditahan polisi belum dikembalikan kepada keluarganya.
Bahkan, ada warga yang sudah ditahan lebih dari 24 jam.
Padahal, seharusnya pihak kepolisian sudah melepaskan mereka jika kasus ini tidak akan dilanjutkan ke proses selanjutnya.
Sebagaimana permintaan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mengtakan bahwa warga yang ditahan akan dilepas.
Julian, juga menyampaikan bahwa sebagian warga ada yang mengalami kekerasan ketika ditangkap polisi.
“Ada yang mengalami tindak kekerasan, ada yang diperlakukan tidak manusiawi juga waktu penangkapan,” ungkapnya.
4. Ramai-ramai Mengecam Tindakan Represif
Tersebarnya apa yang terjadi di Desa Wadas membuat berbagai piihak baik dari organisasi politik, organisasi keagamaan, hingga banyak tokoh memberi respons.
Kebanyakan dari mereka meminta petugas menarik pasukannya dan meminta pemerintah daerah setempat mengedepankan dialog.
Misalnya Koordinator Jaringan Gusdurian yang juga putri dari Almarhum Gusdur Alissa Wahid yang merespons cepat kabar dari Desa Wadas.
Dia, berharap bahwa pemerintah lebih mengedepankan dialog dan meminta Ganjar menunda pengukuran lahan yang dilakukan BPN.
"Berapa banyak rakyat kecil yg sudah dikorbankan atas nama pembangunan? Sampai sekarang, setiap berada di bandara Kulonprogo, saya selalu kirim fatihah utk kemaslahatan keluarga-keluarga yang dulu berjuang pertahankan tanah airnya. Semoga mereka baik-baik saja. Sampai kapan terus berulang?," katanya, Rabu (9/2/2022).
5. Ganjar Minta Maaf dan Datangi Warga
Gubernur Jawa Tengan Ganjar Pranowo juga langsung memberi respons terkait konflik di Desa Wadas.
Ganjar meminta maaf dan memastikan warga yang ditangkap dibebaskan.
Kemudian, di hari yang sama Ganjar langsung mendatangi warga di Desa Wadas dengan tangan yang masih terluka akibat kecelakaan sepeda.
Di sana, Ganjar menemui kebanyakan warga yang pro terhadap pembangunan Waduk Bener.
Dia, berpesan agar kedua belah pihak tidak berseteru dan nantinya warga yang belum setuju akan kembali diajak berunding.
"Saling menghormati, saling menghargai," kata Ganjar.
Ganjar, juga menyampaikan pesan agar uang yang didapat dari ganti rugi digunakan untuk hal produktif seperti tanah atau modal usaha.
Ganjar lalu menyarankan agar pemuda yang ada di Desa Wadas bekerja di proyek bendungan jika membutuhkan pekerjaan.
"Enggak boleh ya, besok kalau sudah ada tetap dibelikan tanah, belikan rumah lagi, kalau masih ada sisanya buat modal usaha."
6. Respons Pemerintah Pusat
Pihak pemerintah pusat yang kerap memberikan pernyataan terkait situasi di Desa Wadas adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD.
Mafud, menegaskan pengukuran tanah di Desa Wadas akan tetap berlanjut.
"Kegiatan pengukuran tanah oleh Kanwil BPN Jawa Tengah, akan tetap dilanjutkan, dengan pendampingan pengamanan yang terukur melalui pendekatan yang persuasif dan dialogis," dalam konferensi pers yang diikuti Tribunnews.com.
Meski begitu, penambangan batuan andesit dikatakan sudah melibatkan Komnas HAM.
Pihaknya juga menegaskan bahwa apa yang dibangun pemerintah ini adalah untuk kepentingan masyarakat banyak.
“Bendungan dibangun untuk mengairi lahan sawah sekitar 15 ribu hektar untuk pengadaan sumber air baku, sumber listrik, dan untuk mnegatasi banjir.”
“Jadi bendungan ini pada dasarkan untuk kepentingan rakyat, khususnya masyarakat Jateng dan sekitarnya, ini sudah dimulai sejak tahun 2013.”
"Sebagian warga sudah setuju dilakukan penambangan batu andesit di Desa Wadas untuk kepeluan bendungan itu, tapi memang sebagian lain masih belum setuju," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Mahfud meminta masyatakat tak terprovokasi dan mempercayakan permasalahan itu kepada pemerintah.
Menurutnya, penolak juga sudah menggugat secara hukum namun tetap kalah hingga kasasi di tingkat Mahkamah Agung (MA). (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Artikel ini diolah dari Kompas.com yang berjudul Apa Pentingnya Proyek Bendungan Bener dan Mengapa Terjadi Kericuhan di Desa Wadas?, dan Tribunnews.com yang berjudul Mahfud MD Tegaskan Pengukuran Tanah di Desa Wadas akan Tetap Dilanjutkan, Jadi Sumber Konflik Warga Wadas, Apa sebenarnya Batu Andesit Itu?, Awal Perlawanan Warga Wadas Menolak Pembangunan Bendungan, Takut Mata Pencaharian Hilang, Respons Ricuh Wadas, Alissa Wahid: Berapa Banyak Rakyat Kecil Dikorbankan demi Pembangunan?