TRIBUNWOW.COM - Nasib tragis menimpa R (21), seorang pemuda asal Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
R babak belur seusai disekap dan dianaiaya sejumlah oknum polisi pada Jumat (24/12/2021) hingga Sabtu (25/12/2021).
Ia disekap satu malam hingga akhirnya berhasil bebas berkat bantuan temannya yang juga polisi berinisial S.
Tak hanya disekap dan dianiaya, rambut R juga dicukur oleh polisi yang diduga berjumlah lebih dari 10 orang itu.
Sumpah serapah dan kalimat tak pantas juga dilontarkan oknum yang disebut-sebut polisi baru.
Kapolres Nunukan, AKBP Ricky Hadianto membenarkan adanya kejadian itu.
Baca juga: Seusai Aniaya Istri hingga Tewas, Pria Ini Tak Berdaya Dibacok Keluarga Korban yang Balas Dendam
Baca juga: Viral Aniaya dan Lecehkan Penumpang Wanita, Sopir Taksi Online Ngaku Diancam akan Dibunuh Korban
Ricky mengatakan pelaku penganiayaan tersebut adalah polisi baru.
"Pelakunya polisi baru, adapun masalah kebijakan untuk penindakan, sudah saya ambil," ucap Ricky, dikutip dari Kompas.com, Kamis (30/12/2021).
"Polisi baru yang masih bujang, semua tidak boleh keluar asrama. Ini juga sebagai langkah agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari."
"Mereka tidak boleh meninggalkan asrama."
Kini, pihaknya masih memeriksa para pelaku.
"Untuk internalnya, sekarang dalam proses bagian Propam. Mereka masih melakukan interogasi, dan saya belum menerima laporan secara keseluruhan," sambungnya.
Kronologi
Penyekapan dan penganiayaan ini bermula dari permasalahan sepele.
Saat itu, R yang sedang lewat melambaikan tangan dan berteriak pada dua sepeda motor yang dikira adalah kenalannya.
Tindakan R itu ternyata menyinggung dua pengendara motor yang ternyata merupakan oknum polisi itu.
"Saya didatangi oleh dua orang yang kukira temanku, awalnya yang bawa motor suruh saya duel dengan yang diboncengnya," ucap R.
"Tapi karena perawakannya kecil, dia suruh saya lawan dia saja. Saya emosi, langsung saja saya hantam pelipisnya."
Menurut R, saat itu pengendara tersebut memintanya menunggu di lokasi.
Tiba-tiba muncul lima orang tak dikenal dan langsung memukuli R.
R diseret ke aspal, diminta tiarap dan diminta menengadah.
Tak hanya itu, R juga sempat melihat pistol diarahkan ke kepalanya.
R mengaku terkejut saat otang yang dia pukul ternyata adalah oknum polisi.
"Kepala saya ditodong pistol dan digetok. Di situ saya tahu yang saya pukul ternyata polisi," ucap R.
Baca juga: Kader Satgas PDIP Viral Aniaya Pelajar, Ibu Korban Bantah Pengakuan Pelaku: Tidak Ada Kata Damai
Baca juga: Resmi Tersangka, Ini Tampang Kader Satgas PDIP yang Viral Aniaya Pelajar di Minimarket Medan
Disekap di Sebuah Kost
R kemudian dibawa menggunakan sepeda motor ke sebuah kost di wilayah Pasar Baru nunukan.
Di sana, sudah ada beberapa orang yang menunggunya.
Tak berselang lama, muncul lagi sejumlah orang dari asrama polisi.
R mengetahui sekelompok orang itu dari asrama polisi karena ada temannya berinisial S di sana.
Mengetahui R jadi korban pengeroyokan, S sempat berusaha menengahi namun tak digubris para pelaku.
"Pintu dikunci, dan saya jadi bulan bulanan lebih dari sepuluh orang. Pukulan, tendangan saya terima," kata R.
"Saya hanya bisa melindungi muka dengan kedua tangan sampai bengkak bengkak membiru."
"Tidak ada artinya saya teriak minta ampun meski darah sudah keluar dari mulut dan hidung saat itu."
Selain itu, para oknum polisi tersebut juga mencukur rambut R menggunakan pisau.
Pemukulan terjadi hingga pukul 06.00 WITA.
"Jam enam pagi pintu sempat terbuka, saya lari keluar masih dikejar. Begitu kedapatan, saya kembali dihajar, saya diinjak injak, ada warga setempat yang melihat tapi tidak mau ikut campur karena mereka bilang bahwa mereka aparat polisi," imbuh R.
Baca juga: Pengakuan Kader Satgas PDIP yang Viral Aniaya Pelajar di Medan: Korban Tidak Sopan
Diselamatkan Teman
Melihat kondisi R babak belur, S pun langsung mengantarkannya pulang.
S juga meminta maaf karena tak bisa menolong R saat dikeroyok sejumlah oknum polisi.
"Keluarga membawa saya visum, dan melaporkan kejadian itu ke Propam Polres Nunukan," tutur R.
"Saya juga heran kenapa sampai disekap dan dihajar ramai-ramai di kostan. Kalau pun bersalah, seharusnya diselesaikan di kantor polisi, apalagi lokasinya tidak jauh dari KSKP (Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan)."
"Sampai hari ini juga tidak ada permintaan maaf dari mereka, padahal kasusnya sudah diketahui pihak Polres Nunukan." (TribunWow.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengaku Salah Panggil, Pemuda di Nunukan Disekap dan Dipukuli Oknum Polisi Sampai Pagi", dan "Pemuda di Nunukan Disekap dan Dipukuli Sampai Pagi, Kapolres: Pelakunya Polisi Baru"