TRIBUNWOW.COM - Beberapa hari yang lalu sempat viral di media sosial sebuah curhatan seorang warga sipil bernama Meta (32) kena omelan seorang oknum polisi bernama Aipda Rudi Panjaitan yang merupakan Anggota Reserse Kriminal Polsek Pulogadung.
Meta yang baru saja dirampok dan kehilangan barang berharga justru kena marah Aipda Rudi gara-gara korban memiliki banyak kartu anjungan tunai mandiri (ATM).
Setelah kasus ini viral, Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Timur telah menyampaikan permohonan maaf.
Baca juga: Viral Ibu-ibu di Jakbar Karungi Kucing Hidup-hidup, Histeris saat Diamankan Polisi
Baca juga: Ketua P2TPA Garut Ungkap Santriwati Korban HW Diasingkan ke Ruang Khusus saat Hamil: Merinding Saya
Dikutip dari Kompas.com, hukuman mutasi telah diberikan kepada Aipda Rudi.
Yang bersangkutan kini dimutasi ke Polres Jakarta Timur.
"Sudah dimutasikan di Polres Jakarta Timur. Kan jabatannya Unit Serse Pulogadung, kemudian dipindahkan ke Polres Jaktim, nonjob, jadi Basium atau Bintara Seksi Umum itu dalam rangka pembinaan," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan, Senin (13/12/2021).
Sementara itu, ada juga kemungkinan Aipda Rudi dipindahkan ke luar Polda Metro Jaya.
"Untuk tadi juga Kapolda sudah memberikan arahan terkait usulan untuk hukumannya adalah disiplin, dipindahkan atau mutasi, tour of area, jadi keluar dari Polda Metro Jaya. Nanti di Polda mana pun itu, nanti secara berjenjang melalui Polda kemudian ke Mabes Polri," ucap Kapolres Jakarta Timur Kombes Erwin Kurniawan.
Kombes Erwin bersama Kombes Zulpan juga telah meminta maaf karena ada oknum yang berlaku tak sesuai aturan.
"Kami menghaturkan maaf atas pelayanan dan perilaku anggota kami yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku," ujar Kombes Zulpan.
"Hal-hal yang tidak pantas tersebut akan kami telusuri, kami juga sudah menyatakan sudah minta maaf. Kami luruskan, ini kami akan tegakkan aturan sesuai dengan aturan yang berlaku," kata Kombes Erwin.
"Ngapain sih Punya ATM Banyak"
Sebelumnya, Meta (32) yang menjadi korban perampokan menceritakan kisahnya yang merasa diperlakukan tidak menyenangkan saat melapor ke kantor polisi pada Selasa (7/12/2021).
Awalnya Meta yang yang baru pulang kerja dari Tangerang ke Jakarta berhenti di satu ATM dalam minimarket Jalan Sunan Sedayu, Kecamatan Pulogadung.
Usai meninggalkan minimarket, dirinya merasa diikuti oleh satu pengemudi sepeda motor yang juga menunujuk bagian belakang.
"Saya jalan terus, nah beberapa meter lagi ada lagi motor, dia ketuk spion saya. Tapi saya hiraukan, sampai dua kali saya hiraukan," kata Meta saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Minggu (12/12/2021).
Saat itu waktu masih menunjukkan pukul 19.20 WIB, ia kemudian panik karena ada orang lain yang melakukan tindakan serupa.
Dirinya memutuskan untuk menepikan kendaraan depan satu pabrik yang dinilai aman karena memiliki penerangan terang dan ramai.
Meta lalu keluar untuk memastikan kendaraannya.
Tapi saat lengah itu pelaku yang membuntuti korban membuka pintu mobil lalu mengambil tas Meta yang berada di bagian dalam mobil.
"Enggak lama sadar tas saya diambil dari mobil, padahal di sekitar situ ada tukang bensin eceran juga. Tapi mereka juga engeh, karena posisi pencuri lagi jongkok," ujarnya.
Meta yang menghentikan mobilnya dan pencuri yang mengambil barang miliknya tersorot CCTV, hingga kemudian viral di media sosial.
Ia yang langsung melapor ke kantor polisi merasa tidak diperlakukan menyenangkan karena laporannya justru diremehkan.
Seorang personel Polsek Pulogadung yang tidak berpakaian dinas malah menegur Meta saat dia menjelaskan kronologis kejadian dan rincian barang hilang di antaranya lima kartu ATM.
"Ngapain sih punya ATM banyak-banyak intinya. Memang ibu enggak tahu adminnya itu mahal begitu. Terus saya saja punya ATM cuman Mandiri sama BRI saja," tuturnya menirukan ucapan.
Oknum polisi itu dinilai tidak memiliki empati pada pihak yang baru menjadi korban pencurian.
Dia bahkan sempat mengurungkan niat membuat laporan kasus pencurian dialami karena mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari anggota Polsek Pulogadung.
"Nah kan maksudnya bukan sesuatu yang penting dan enggak banget disampaikan oleh polisi. Dan saya langsung sudah ilfeel (tidak menyenangkan) lah istilahnya. Ini polisi gimana sih engga ada iba, enggak ada simpati," lanjut Meta.
Seusai mendapat teguran dari polisi, Meta langsung naik ke lantai dua untuk membuat laporan tanpa mendapat arahan lebih lanjut.
Perlakuan tidak menyenangkan kembali dialami Meta saat menemui anggota Polsek Pulogadung lain diduga di ruang pembuat laporan atau Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT).
Menurutnya dalam ruang SPKT dia hanya dimintai keterangan nama, tanggal lahir, dan rincian barang yang hilang, tanpa menjelaskan kronologis pencurian yang dialami di Jalan Sunan Sedayu.
"Jadi tidak ada tindak lanjut prosedurnya apa. Enggak ada sama sekali dari polisi di sana itu. Malah saya disuruh pulang sama polisi yang tadi di lobby (berpakaian bebas). Sudah ibu mendingan pulang saja tenangin diri," sambung dia menirukan ucapan anggota Polsek Pulogadung. (TribunWow.com/Anung/Afzal Nur Iman)
Artikel ini diolah dari Tribun Jakarta yang berjudul Propam Periksa Anggota Polres Jakarta Timur yang Tolak Laporan Korban Perampokan dan Mau Lapor Kasus Pencurian Tapi Malah Dicuekin Polisi, Wanita Ini Dapat Perlakuan Tak Menyenangkan serta Kompas.com dengan judul "Anggota Polsek yang Marahi Korban Pencurian di Rawamangun Di-nonjob-kan"