Terkini Daerah

Gara-gara Viral, Banyak Orang Lacak Identitas Santriwati Korban Rudapaksa Guru

Penulis: anung aulia malik
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HW (36), guru di Bandung yang merudapaksa 13 santriwatinya hingga melahirkan 9 bayi. Terbaru, gara-gara masifnya pemberitaan, santriwati korban rudapaksa kembali merasa tertekan.

Sempat disebut ada 21 santriwati korban rudapaksa, diketahui hanya ada 13 yang menjadi korban dan sisanya adalah saksi.

Para korban mengalami tindakan rudapaksa dari guru mereka HW (36) di sebuah yayasan di Kota Bandung, Jawa Barat selama bertahun-tahun dan baru terungkap pada bulan Mei 2021.

Setelah dilakukan pendamingan kepada para korban, terungkap cara-cara licik yang dilakukan oleh tersangka untuk memperdaya para santriwati.

Informasi ini diungkap oleh Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P22TP2A) Kabupaten Garut, Diah Kurniasari Gunawan dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Sabtu (11/12/2021).

Diah bercerita, ketika menjemput para korban, ia menemukan ada beberapa wanita yang sudah melahirkan anak dari tersangka.

"Waktu itu kami jemput ada lima anak balita dan tiga wanita hamil," ujar dia.

Dalam melakukan aksinya, tersangka diketahui selalu mempengaruhi korban lewat bujukan hingga doktrin bahwa murid harus patuh kepada guru.

"Jadi awalnya dia (tersangka) suka curhat bahwa istrinya tidak melayani dengan baik," ujar Diah.

Diah menyampaikan, tipu daya tersangka bisa memengaruhi korban lantaran semua korban masih di bawah umur.

Diah bercerita, tersangka bertahun-tahun melakukan ancaman terhadap para santriwatinya.

Saking seringnya ditekan oleh tersangka, para santriwati merasa terbiasa dengan ancaman dari tersangka.

“Orangtua tidak diberi kebebasan menengok anak-anak, anak-anak juga tidak bebas pulang, paling kalau mau Lebaran, hanya 3 hari, itu pun diancam dilarang melapor pada orangtuanya,” ujar Diah.

Diah mengetahui persis bagaimana kehidupan para korban karena dirinya terjun langsung melakukan pendampingan.

Ia bercerita, para korban kompak saling membantu satu sama lain.

Mereka membagi tugas mulai dari memasak, mencuci hingga menjaga anak hasil rudapaksa tersangka.

Halaman
123