"Saya marah, geram. Waktu itu dini hari saya mendengar kenyataan pahit itu, istri saya saat itu pun sampai kejang-kejang selama dua jam," katanya.
Keluarganya, kata dia, saat itu seperti hancur seketika.
Istrinya tiba-tiba kejang-kejang hingga akhirnya jatuh sakit usai mendengar cerita anaknya yang masih di bawah umur itu.
Pikiran jahat, juga sempat terlintas di kepalanya.
"Kalau waktu itu saja istri saya meninggal karena kejang-kejang akibat mengetahui anak saya jadi korban, saya tidak akan segan untuk bunuh dia," kata YY.
YY termasuk sebagai orangtua yang pertama kali mengetahui kasus ini dan melaporkannya kepada pihak kepolisian.
Dia ingat betul bahwa hari itu merupakan tiga hari setelah keluarganya merayakan hari raya lebaran.
Anaknya yang biasa tinggal di pondok pesantren itu tengah pulang untuk menghabiskan masa liburannya setelah biasanya menghabiskan hari-harinya di tempat mengerikan itu.
Melihat anaknya, dia mulai curiga karena mengalami perubahan fisik yang sangat drastis setelah lama tidak pulang.
Saat malam tiba, anaknya yang masih di bawah umur itu meminta dia untuk mengantarnya ke WC pada malam hari.
"Setelah mengantar anak saya BAB di belakang malam-malam, anak saya kok jalannya begini," ungkapnya.
Dirinya, mengaku tidak langsung bertanya kepada anaknya terkait kecurigaannya itu.
Saat itu, dia memilih berkonsultasi kepada tokoh agama setempat dengan mengajak anaknya juga.
Setelah beberapa kali konsultasi, barulah sang anak mau terbuka kepada orangtuanya.
"Akhirnya, anak saya terbuka mengaku sama ibunya, bahkan (mengaku) sudah punya anak," ucapnya.