TRIBUNWOW.COM - Sepanjang 2021, publik digegerkan dengan kabar pembunuhan satu keluarga di sejumlah daerah.
Ada beberapa kasus yang berhasil diungkap, namun ada juga yang hingga kini masih menjadi misteri.
Pembunuhan satu keluarga di sejumlah daerah dipicu masalah beragam.
Berikut TribunWow.com rangkum sejumlah kasus pembunuhan satu keluarga yang terjadi sepanjang 2021:
1. Pembunuhan di Subang
Sejak 18 Agustus 2021 lalu, publik digegerkan dengan pembunuhan Tuti Suhartini (55) dan anaknya, Amalia Mustika Ratu (23).
Ibu dan anak itu ditemukan tak bernyawa di dalam bagasi mobil Alphard miliknya yang terparkir di Dusun Ciseuti, Desa/Kecamatan Jalancagak, Subang, Jawa Barat.
Sosok pembunuh Tuti dan Amalia belum juga terungkap setelah berlalu lebih dari 100 hari lamanya.
Polisi telah memeriksa 55 saksi, termasuk orang terdekat korban.
Baca juga: Kasus Subang, Kuasa Hukum Akui Ponsel hingga Stik Golf Yosef Belum Dikembalikan Polisi, Kenapa?
Baca juga: 107 Hari Misteri Kasus Subang, Pengacara Ungkap HP dan Sejumlah Barang Yosef Masih Ditahan Penyidik
Di antaranya, Yosef (55) suami Tuti sekaligus ayah kandung Amalia, Yoris (34) anak sulung Tuti dan kakak kandung Amalia, Muhammad Ramdanu alias Danu (21) keponakan Tuti, dan sejumlah saudara kandung Tuti.
Istri muda Yosef, Mimin Mintarsih (51) juga turut diseret dalam kasus pembunuhan ini.
Yosef dan Mimin disebut-sebut memiliki hubungan yang buruk dengan korban semasa hidup.
Sementara itu, polisi masih dibingungkan dengan TKP yang dikabarkan sudah tak steril.
Pasalnya, saksi Danu mengaku sempat masuk ke TKP dan membersihkan bak mandi di sana.
Muncul pula dugaan oknum bantuan polisi (banpol) yang menyuruh Danu membersihkan TKP, sehari setelah penemuan mayat.
2. Pembunuhan Ibu dan Bayinya di Kupang
Duka mendalam tengah dirasakan oleh keluarga besar seorang wanita berinisial AE (30).
AE ditemukan tewas mengenaskan bersama anaknya yang masih bayi L (1) di sebuah penggalian pipa proyek SPAM di Kecamatan Alak, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Sabtu (30/10/2021).
Namun baru tiga minggu setelah korban ditemukan, identitas keduanya berhasil terungkap.
Dikutip dari Tribunnews.com, keduanya ditemukan tewas dalam kondisi terbungkus kantong plastik.
Ibu dan anak itu terpantau terakhir pergi dari rumah pada 27 Agustus 2021.
Hal ini diungkapkan oleh SM selaku orangtua AE.
Menurut keterangan SM, korban saat itu dijemput oleh rekan korban inisial AR dan B, pada 27 Agustus 2021.
Setelah saat itu, ponsel milik korban sudah tak pernah aktif.
Baca juga: Kronologi 11 Tahun Ayah Cabuli Anak Kandung di Salatiga, Plastik Lilin Dijadikan Alat Kontrasepsi
Baca juga: 1 Bulan Hilang, Ibu dan Bayi di Kupang Ditemukan Tewas di Dalam Kantong Plastik
Ia sempat bertanya kepada AR mengenai keberadaan AE namun AR menyatakan tidak tahu apa-apa.
AR mengaku AE sempat pergi bersama seorang pria bernama Randy.
"Kami putus komunikasi dengan Astri sejak akhir Agustus hingga ada penemuan jenazah ibu dan anak akhir Oktober lalu," ujar SM, Kamis (25/11/2021).
Sebelum menghilang tanpa jejak, AE sempat berencana mengikuti tes CPNS di Kampus Politeknik Negeri Kupang pada 15 September 2021.
"Rencana tes PNS tanggal 15 September tapi tidak jadi karena anak saya ini menghilang," kata SM.
Terbaru, pelaku pembunuhan menyerahkan diri.
Pelaku adalah pria berinisial RB alias Randy.
3. Pembunuhan Ayah dan Kakak Kandung
Sugeng (49) dan anak sulungnya, Riski (21), dibunuh anak keduanya, M Arsyad (20).
Ayah dan anak sulung ditemukan tewas di Jalan Tengku Umar Amir hamzah, Gang Pribadi, Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat, Medan.
Kabid Humas Polda Sumatera Utara (sumut), Kombes Pol Hadi Wahyudi mengatakan Arsyad tega membunuh ayah dan kakak kandungnya karena sakit hati.
Disebutnya, Arsyad sakit hati karena diperlakukan seperti anak tiri oleh Sugeng.
"Jadi, pelaku merasa dianak tirikan oleh ayahnya. Karena permintaan abangnya selalu dipenuhi," ucap Hadi.
"Sementara permintaan pelaku tidak pernah dituruti. Karena itu timbullah niat untuk membunuh ayah dan abang kandungnya tersebut."
Selain membunuh ayah dan kakaknya, Arsyad disebut-sebut juga sempat ingin membunuh sang ibu.
Hal itu diungkap kerabat korban, Jon.
Baca juga: Kronologi Pembunuhan Berantai Nenek, Kakek, dan Cucu di Sintang, Mayat Ditemukan Berselang Sehari
Ia meyakini Arsyad kerasukan hingga tega menghabisi nyawa Sugeng dan Riski secara sadis.
"Kejadian sebenarnya sekira pukul 19.00 WIB," jelas Jon.
Meski belum jelas kronologi pasti, menurut Jon, keluarganya menyebut Arsyad terlebih dahulu membunuh Riski menggunakan pisau kecil.
Setelah Riski tewas, Arsyad baru membunuh Sugeng.
Namun dikatakannya, Arsyad sempat kesulitan membunuh Sugeng menggunakan pisau kecil.
Arsyad kemudian mengambil parang di dapur dan menebaskannya pada sang ayah.
"Makanya kalau dilihat, bekas tikaman di tubuh kakaknya lebih banyak di banding Sugeng," jelasnya.
"Tapi luka tikam di tubuh ayahnya lebih besar."
4. Pembunuhan Satu Keluarga di Sintang
Kasus pembunuhan satu keluarga juga terjadi di Desa Solam Raya, Kecamatan Sungai tebelian, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, Selasa (2/8/2021).
RN (27) membunuh pasangan suami istri dan cucu korban karena tersinggung atas ucapan seorang korban.
Ketiga jasad korban ditemukan di sebuah lahan perkebunan sawit di lokasi yang berbeda-beda.
RN diketahui baru berhasil dibekuk di kediamannya, di Dusun Laman Natai, Desa Solam Raya, pada Kamis (5/8/2021) malam.
"Pelaku kita amankan kemarin malam. Pelaku sudah mengakui memang melakukan itu (pembunuhan)," kata Kasat Reskrim Polres Sintang, AKP Hoerrudin, Jumat (6/8/2021).
Semua berawal ketika RN hendak meminjam uang Turyati sebesar Rp 5 juta pada Senin (2/8/2021).
Namun pada saat itu Turyati sempat enggan meminjamkan pelaku uang dan mengucapkan perkataan yang menyinggung perasaan pelaku.
"Pelaku merasa sakit hati dan dendam dengan perkataan korban. Saat pelaku meminjam uang, korban mengatakan, 'Kau ini orang miskin, nanti balikin gimana, tanah tidak punya. Punya uang kalau lele laku'," kata AKP Hoerrudin menirukan perkataan korban ke pelaku saat itu.
Lalu pada Selasa (3/8/2021), korban Sugiyono bersama cucunya AF mendatangi rumah RN.
Mereka datang dengan tujuan mau membantu RN supaya dipinjami uang oleh Turyati.
Baca juga: Isi Permintaan Maaf Pria di Sintang yang Bunuh Pasangan Suami Istri dan Cucu Korbannya
Saat itu RN sempat meminjam uang sebesar Rp 200 ribu kepada korban Sugiyono lalu minta diantar ke rumah mantri.
Ketika berangkat, pelaku sudah bersiap-siap, ia menyelipkan parang ke celananya sebelum pergi tanpa sepengetahuan korban.
Sesampainya di rumah mantri, kondisi rumah tertutup hingga akhirnya RN minta diantar lagi ke rumah adik iparnya.
Di tengah perjalanan, tepatnya di sekitar lahan sawit blok 4 ZZAB, pelaku langsung menghabisi korban Sugiyono dan AF.
Selanjutnya, RN mengambil motor korban dan berangkat menghampiri Turyati.
Ia lalu menipu Turyati bahwa AF sedang menangis dan minta untuk dijemput.
"Kemudian RN membawa Turyati berkeliling terlebih dahulu dan membawa ke blok 4 ZZAB dan menghabisi nyawa Turyati dengan parangnya," ujar AKP Hoerrudin.
5. Suami Bunuh Istri dan Anak
Pria asal Kutai Timur (Kutim), Kalimantan Timur itu tega menghabisi nyawa istri dan anaknya karena masalah utang piutang.
Kasat Reskrim Polres Kutai Timur, AKP Abdul Rauf menyebut pelaku terlilit utang ke sejumlah teman.
Namun, Rauf belum tahu jumlah pasti utang yang dimiliki AH.
Selain itu, kata Rauf, AH juga stres dan malu karena lama menganggur.
Sebagai kepala keluarga, AH disebutnya terbebani kondisinya yang tak bekerja.
"Masalah ini terus jadi beban pikiran pelaku hingga membuatnya stres seorang diri," ujar Rauf.
Pembunuhan sadis itu bermula saat pelaku hendak memotong rumput di sekitar rumahnya, Minggu (13/6/2021).
Karena hari sudah gelap, AH pun dilarang sang istri.
Baca juga: Detik-detik Tukang Kelapa Bunuh Sopir Angkot seusai Ditagih Utang Rp 40 Ribu, Ngakunya Sakit Hati
Menurut Rauf, pelaku mulanya tak sengaja membabi buta membacok istri dan anaknya hingga tergeletak bersimbah darah.
"Pelaku mengambil parang untuk merintis rumput di belakang rumah demi menghilangkan stres," jelasnya.
"Namun istri menghalangi karena matahari telah terbenam. Dan tanpa sengaja pelaku membabi buta kena istri dan anaknya."
Rauf menambahkan, pelaku menyebut saat itu ia sudah tak sadarkan diri.
AH langsung menyayat leher dan alat kelamin, namun gagal.
Seusai upaya bunuh dirinya gagal, AH kemudian pergi ke masjid dan mengamuk di sana.
Masjid itu berjarak 100 meter dari rumahnya.
Di masjid, AH mengamuk dan menyerang jamaah secara acak.
Namun, aksinya tak berlangsung lama karena ia akhirnya dilumpuhkan warga.
"Katanya sudah enggak sadar. Stres, banyak utang ditambah rasa malu telah lama menganggur. Beban ini yang selalu ada dibenak pelaku."
6. Menantu Bunuh Mertua dan Kakak Ipar
Ari Rismawan alias AR (30) diringkus polisi seusai secara sadis menghabisi nyawa ibu mertua dan kakak iparnya, Muhayanah (65) dan Sukaryati (44).
Pembunuhan sadis itu dilatarbelakangi rasa sakit hati pelaku seusai korban Muhayanah memintanya bercerai dari sang istri, Ragil Susanti.
Kapolres Kendal, AKBP Raphael Sandhy Cahya Priambodo menyebut AR mengaku khilaf karena emosi mendengar perkataan Muhayanah.
Sebelum kejadian, AR sempat bersujud minta maaf di hadapan Muhayanah karena menggadaikan sepeda motor keponakannya.
"Karena ini anak menantu korban, makanya (tersangka) masuk dari belakang rumah," kata Raphael.
"Dia diminta menceraikan istrinya saat meminta maaf kepada ibu mertua karena sudah menggadaikan sepeda motor ponakan tersangka. Akhirnya tersangka khilaf dan membunuh korban dengan pisau yang ada di dapur."
Baca juga: 1 Tahun Tak Keluar Rumah, ODGJ di Sumsel Mengamuk lalu Bunuh 5 Warga, Begini Kronologinya
Raphael mengatakan, AR sempat melarikan diri ke Jakarta.
Sebelum ke Jakarta, AR juga sempat kabur ke sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Indramayu, Jawa Barat.
"Karena tersangka sempat mencoba kabur saat dilakukan penangkapan, kami sudah melakukan tindakan tegas terukur dengan menembak kakinya agar bisa ditangkap," ujar Raphael.
Setelah membunuh ibu mertua dan kakak iparnya, AR sempat menyewa mobil rental.
Hal itu dilakukannya menggunakan ponsel milik Sukaryati.
Ia bahkan meminta bantuan adik Sukaryati, Paryadi, untuk menyewa mobil rental tersebut.
Mobil tersebut dikendarai AR ke sejumlah daerah, mulai dari Wonosobo, Temanggung dan kembali ke Semarang.
Merasa bingung hendak bersembunyi di mana, AR lantas meninggalkan mobil itu di depan minimarket di Jalan Sriwijaya Semarang.
Ia kemudian naik ojek online ke pangkalan bus menuju Jakarta.
"Kemudian polisi melakukan pengejaran ke arah Jakarta. Di dalam perjalanan ke Jakarta, kami dapat informasi kalau pelaku terlihat di Indramayu dan kami langsung lakukan penangkapan." (TribunWow.com)