Dalam lukisan yang ditunjukkan Yoris, terlihat tergambar dua perempuan dan satu laki-laki yang semuanya digambarkan murung dengan bibir memberntuk huruf 'n'.
Ketiga orang tersebut sedang menghadap makam yang di papan nisannya tertulis 'nene'.
"Dari gambarnya anak saya menjelaskan kaya, ada anak saya, istri saya, saya di kuburan yang ada tulisan neneknya, saya juga kaget," katanya.
Sebagai ayah, Yoris bisa mengerti kesedihan yang dirasakan anaknya yang kehilangan sosok nenek dan tante yang dekat dengannya.
Terlebih ada momen-momen tertentu yang memiliki kenangan tersendiri.
Seperti momen hari raya Isra Miraj yang menurut Yoris korban korban dan anaknya memiliki kebiasaan yang dilakukan setiap tahunnya.
"Memang semasa hidupnya nenek sama bibinya itu sayang banget sama anak saya. Terlebih sekarang kan mau Isra Miraj kan ya, setiap tahun itu selalu dibelikan seperti mukena ke anak saya," ucap Yoris.
Hal itu juga yang jadi alasan Yoris ingin pelaku mendapat hukuman berat.
Meski hingga kini belum menemukan titik terang, Yoris berharap pelaku sebenarnya segera tertangkap.
"Ya, harapan saya masih sama dari awal, agar kasusnya segera terungkap dan pelakunya dihukum seberat-beratnya," kata Yoris.
Sebagai informasi, kasus ini bermula sejak jasad kedua korban yaitu Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) ditemukan di rumahnya di Desa Jalancagak, Subang, Jawa Barat pada Rabu (18/8/2021).
Sejak itu, kasus ini belum terungkap dan belum diketahui siapa yang menjadi pelaku pembunuhan tersebut.
Tim gabungan juga sudah dikerahkan mulai dari Polda Jawa Barat, Polda Metro Jaya, dan Bareskrim Polri menyatakan membantu penyelidikan kasus ini.
Kronologi penemuan jasad dimulai ketika suami Tuti, Yosef diketahui merupakan orang pertama yang datang ke TKP dan menemukan rumahnya sudah dalam keadaan berantakan dan berceceran darah.
Dia kemudian melaporkan ke polisi di Mapolsek Jalancagak karena mengira ada perampokan di rumahnya.