Dalam IVF, sperma dan sel telur digabungkan serta dikembangkan di laboratorium sebelum embrio yang dihasilkan dimasukkan ke rahim sang ibu.
Prosedur tersebut sering digunakan ketika pasangan mengalami kesulitan untuk hamil dan dapat melibatkan sumbangan telur, sperma, mau pun keduanya.
Pasangan Daphna dan Alexander Cardinale menggugat klinik California Center for Reproductive Health (CCRH) di Los Angeles, serta In VitroTech Labs, sebuah laboratorium embriologi, dikutip dari BBC, Selasa (9/11/2021).
Dalam gugatan itu, keduanya menuduh klinik melakukan malpraktik medis, kelalaian dan menutupi penipuan.
Daphna Cardinale mengatakan “patah hati dan kebingungan keluarganya tidak dapat diremehkan” dalam konferensi pers, Senin (8/11/2021).
"Kenangan kami saat melahirkan akan selalu dinodai oleh kenyataan menyakitkan bahwa anak kandung kami diberikan kepada orang lain, dan bayi yang kuperjuangkan untuk dibawa ke dunia ini bukanlah milikku,” ujarnya.
Baca juga: Terjebak Krisis, Keluarga Afghanistan Jual Anak Berusia 9 Tahun sebagai Pengantin Seharga Rp 31 Juta
Baca juga: Dilanda Kemiskinan dan Kelaparan, Keluarga di Afghanistan Terpaksa Jual Bayinya Seharga Rp 7 Juta
Menurut Daphna, dirinya sudah “dirampok dari kemampuannya untuk mengandung anak sendiri”.
Berdasarkan gugatan yang diajukan pasangan Cardinale, mereka mulai mencari klinik kesuburan untuk program bayi tabung pada musim panas 2018.
Daphna kemudian melahirkan seorang anak pada tahun berikutnya, di mana pasangan itu pikir adalah anak mereka.
Di ruang bersalin, Alexander Cardinale berharap melihat bayi yang mirip dengan anak sulung mereka.
Namun, dia terkejut begitu melihat bayi perempuan yang justru memiliki warna kulit yang jauh lebih gelap dan tidak mirip dengan mereka.
"Itu sangat mengejutkan sehingga Alexander benar-benar mengambil beberapa langkah menjauh dari meja bersalin, mundur ke dinding," bunyi gugatan hukum tersebut.
Sekitar dua bulan kemudian, keluarga tersebut memutuskan untuk melakukan tes DNA dan dinyatakan bahwa bayi perempuan itu bukan anak kandung mereka.
"Ruang (terasa) menyusut dan menjadi sangat pusing dan semuanya menjadi mati rasa," kata Alexander saat mengingat hasil DNA itu kembali.
CCRH kemudian membantu mereka menemukan pasangan yang melahirkan seorang bayi perempuan lainnya dalam selang waktu seminggu.