Terkini Internasional

Terungkap Pria Ini Tak Hanya Bunuh 2 Wanita tapi Juga Merudapaksa Hampir 100 Jasad di Kamar Jenazah

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

David Fuller mengaku bertanggung jawab atas terbunuhnya Wendy Knell (25) dan Caroline Pierce (20), dalam serangan terpisah di Tunbridge Wells, Inggris pada 1987. David Fuller yang berprofesi sebagai teknisi listrik rumah sakit, mengaku membunuh dua wanita dan diduga merudapaksa hampir 100 jasad di kamar jenazah

Kasus tersebut terungkap setelah Fuller ditangkap pada 3 Desember tahun lalu atas tuduhan pembunuhan.

Korban pertamanya adalah Wendy Knell, yang ditemukan tewas dengan luka parah di apartemennya di Guildford Road pada 23 Juni 1987.

Lima bulan kemudian, Fuller menculik korban keduanya, yakni Caroline Pierce di luar rumahnya di Grosvenor Park.

Tubuh Pierce ditemukan di sebuah kanal air di St Mary-in-the-Marsh pada 15 Desember 1987.

Bukti DNA dari kedua tubuh wanita tersebut menghubungkan Fuller dengan pembunuhan mereka.

Jaksa Duncan Atkinson QC mengungkapkan, penangkapan Fuller dilakukan setelah analisis baru terhadap bukti DNA berusia puluhan tahun dan penggeledahan rumah terduga pelaku.

Ketika rumah Fuller digerebek, polisi menemukan 4 juta gambar yang menunjukkan aksi pelecehan seksual. (YouTube/Sky News)

Baca juga: Kronologi Seorang Ayah Tikam Kekasih Putrinya Berulang Kali seusai Temukan Fakta Anaknya Dijual

Baca juga: Detik-detik Pria di Inggris Mutilasi Kekasih lalu Buang Jasadnya ke Tempat Sampah

Petugas kemudian menemukan empat buah hardisk dengan total penyimpanan data sebesar 5TB yang terpasang di bagian belakang lemari.

"Ketika hard drive ini diperiksa, ditemukan berisi sekumpulan kebejatan seksual yang tak terbayangkan," kata Atkinson.

Rekaman itu termasuk gambar ketika Fuller melakukan pelecehan seksual terhadap mayat di kamar jenazah Rumah Sakit Kent and Sussex.

Dalam sebuah wawancara polisi, Fuller mengaku menggunakan Facebook untuk mencari foto orang-orang yang dilecehkannya di kamar jenazah.

Beberapa gambar disusun dalam folder bertuliskan nama-nama korban, yang dia dapatkan dari data rumah sakit.

Atkinson mengatakan gambar-gambar tersebut memberikan bukti bahwa Fuller melakukan tindakan itu karena "kepuasan seksual" dan bukan penyakit mental.

Dilansir dari Newsweek, kepolisian di East Sussex menuduh Fuller sebenarnya telah melakukan pelecehan seksual terhadap 99 mayat selama 12 tahun, tetapi hanya 78 di antaranya yang berhasil diidentifikasi.

"Sayangnya, kemungkinan besar beberapa korban tidak akan pernah diidentifikasi," kata Kepala Detektif Inspektur Paul Fotheringham kepada BBC.

Penyelidik mengatakan Fuller bekerja pada larut malam di rumah sakit dan akan mengunjungi kamar jenazah setelah para staf pergi.

Halaman
123