TRIBUNWOW.COM - Nampaknya Amerika Serikat (AS) akan benar-benar segera bisa melakukan vaksin kepada anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun, yang kini belum memenuhi syarat.
Setelah vaksin Pfizer mengeluarkan hasil uji klinisnya dan mengajukan izin kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), kini panel pakar di FDA sepakat mengatakan bahwa vaksin untuk anak di bawah 12 tahun bermanfaat.
Dilansir dari National Geographic, panel pakar ini dinilai akan sangat berpengaruh terhadap keputusan FDA dalam memberikan izin penggunaan darurat kepada Pfizer.
Baca juga: India Laporkan Kasus Covid-19 Varian AY.4.2, Ini Sejumlah Negara yang Telah Diserang Delta Plus
Baca juga: Keduanya Wajib Dijalani, Satgas Covid-19 Jelaskan Perbedaan Isolasi Mandiri dan Karantina
Jika FDA dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memberikan rekomendasi itu, 28 juta anak dalam kelompok usia ini akan dapat bergabung dengan kakak dan orang tua yang telah mendapat vaksinasi Covid-19.
Data yang dikirim pihak Pfizer dalam mengajukan izin itu juga menunjukkan hasil yang sangat signifikan.
Menurut hasil uji klinis mereka vaksin menawarkan perlindungan yang kuat untuk kelompok usia ini, dengan tingkat kemanjuran 90,7 persen dalam mencegah penyakit simtomatik bahkan terhadap varian Delta yang sekarang beredar.
Itu artinya, kemungkinan anak-anak untuk menjadi pasien berejala sangat rendah dibanding orang dewasa.
Ditambah, telah diketahui bahwa anak-anak memiliki kekebalan yag lebih baik dibanding orang dewasa dalam merespon virus penyebab Covid-19.
Itu menjadi kabar baik di tengah fakta bahwa hampir 2 juta anak berusia 5 hingga 11 tahun di AS telah tertular Covid-19 sejak pandemi dimulai, dan lebih dari 150 telah meninggal.
Sebenarnya, tanpa mendapat vaksin, kemungkinan anak-anak untuk menjadi sakit parah jauh lebih kecil dibanding orang dewasa pada umumnya.
Baca juga: Adakah Orang yang Benar-benar Kebal Covid-19? Para Ahli Coba Ungkap Kemungkinan Tersebut
Hal yang paling dikhawatirkan adalah kemampuan Covid-19 menular dari anak-anak ketika anak tersebut tidak diketahui sedang terpapar Covid-19 karena tidak bergejala.
Namun, tetap saja angka di atas juga merupakan masalah dan perlu cegah atau diminimalisir sebisa mungkin.
Kini, yang menjadi pertanyaan adalah seberapa cepat orang tua akan bergerak untuk memvaksinasi anak-anak mereka setelah suntikan tersedia.
Bulan lalu dalam survei Kaiser Family Foundation, para orang tua ditanya apakah mereka ingin anak mereka yang berusia 5 hingga 11 tahun mendapat vaksin Covid-19, 34 persen mengatakan mereka akan segera melakukannya.
Tiga puluh dua persen ingin menunggu dan melihat, dan 7 persen mengatakan mereka akan melakukannya jika diperlukan, seperti ketika dibutuhkan untuk pembelajaran tatap muka atau hal lain.
Dua puluh empat persen mengatakan mereka sepenuhnya menentang.
“Dapat dimengerti bahwa pada tahap ini orang tua memiliki banyak pertanyaan,” kata Kelly Moore, presiden dan CEO Koalisi Aksi untuk vaksin Covid-19.
“Orang-orang akan selalu berhati-hati saat berhubungan dengan anak-anak mereka, dan kami belum memiliki informasi keamanan dan efek samping untuk kelompok ini sebelum saat ini,” katanya.
Dinamika serupa terjadi pada orang dewasa, katanya, tetapi begitu orang melihat cara kerjanya, banyak yang ingin divaksinasi.
Risiko Anak terhadap Covid-19
Kekhawatiran pada anak-anak yang terinfeksi Covid-19 mulai tinggi ketika gelombang kedua Covid-19 yang didominasi oleh varian Delta.
Meski tidak memiliki risiko tinggi, kasus anak-anak selalu sejalan dengan tingkat kasus Covid-19 di suatu daerah.
Selain penyakit ringan atau sedang, anak-anak juga bisa mengalami masalah serius yang yang dikenal sebagai Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C), sebagian besar masalah ini terjadi pada anak di bawah usia 11 tahun.
Di AS sendiri, lebih dari 5.000 anak telah mengalami hal itu, dan itu hanyalah yang tercatat.
Sindrom ini dapat menyebabkan demam, muntah, dan diare dan dapat menyebabkan disfungsi jantung, cedera ginjal, dan, dalam kasus yang jarang terjadi, kematian.
“Ketika Anda membandingkan efek Covid pada anak-anak dengan influenza dan penyakit lain yang memengaruhi mereka, Covid jauh lebih menghancurkan,” kata Moore.
Bahkan, ketika mereka tidak sakit parah akibat Covid-19, mereka juga menjadi orang yang mendapat dampak yang buruk.
Sekitar 140 ribu anak telah kehilangan pengasuh mereka baik orang tua atau keluarga lainnya akibat Covid-19 hingga saat ini.
Dan banyaknya penutupan sekolah dan pembatasan kegiatan sosial memiliki efek psikologis yang begitu mendalam sehingga American Academy of Pediatrics dan kelompok medis lainnya telah menyatakan kesehatan mental anak-anak berada dalam keadaan darurat nasional.
Terlebih lagi, melindungi anak-anak dengan suntikan menambah pertahanan bagi semua anggota keluarga mereka, terutama mereka yang berusia di bawah 5 tahun yang masih belum memenuhi syarat, atau orang dewasa mana pun yang berisiko terkena penyakit parah.
Moore memiliki seorang teman yang suaminya menggunakan obat penekan kekebalan untuk melindungi transplantasi ginjalnya.
“Putri mereka yang berusia 8 tahun bahkan tidak bisa pergi ke toko es krim karena ayahnya rentan jika dia tertular dan menularkan Covid,” katanya.
Sebuah penelitian di Swedia baru-baru ini mengkonfirmasi nilai dari lingkaran perlindungan ini.
Keluarga di mana satu anggotanya diimunisasi memiliki risiko hingga 61 persen lebih rendah daripada anggota keluarga lainnya yang akan terkena Covid-19, sementara tiga atau empat anggota yang diimunisasi memberikan lebih dari 90 persen pengurangan.
Menyuntikkan anak-anak dalam upaya melindungi orang lain sudah terjadi di AS, kata Levy.
“Beberapa orang mengatakan tidak etis untuk memvaksinasi anak-anak untuk penyakit yang tidak terlalu mempengaruhi mereka,” katanya.
"Tetapi anak-anak saat ini diimunisasi terhadap rubella ketika risiko utamanya adalah pada ibu hamil," tambahnya. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya