Pembunuhan di Subang

Terkait Kasus Subang, Ahli Forensik Sebut Dapat Informasi dari Masyarakat di Medsos: Sangat Membantu

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahli Forensik Polri dr Sumy Hastry Purwanti Spf. Kini dirinya menjabar sebagai Kabid Dokkes Polda Jateng, dan terlibat dalam autopsi ulang kasus Subang pada Sabtu (2/10/2021).

"Pemeriksaannya kita bawa ke Pusat Laboraturium Forensik di Jakarta," jelasnya. 

Autopsi ulang itu sendiri merupakan proses autopsi kedua yang dilakukan oleh kepolisian setelah sebelumnya dilakukan seusai ditemukannya jasad korban.

Dia menjelaskan bahwa autopsi ulang dilakukan bukan karena hasil autopsi pertama tidak bagus, namun lebih kepada adanya petunjuk baru yang ditemukan polisi.

"Autopsi pertama sudah bagus, sudah baik, dan saya hanya melengkapi saja, dan memastikan juga dari hasil autopsi pertama itu bisa membuktikan cara kematian, mekanisme kematian, dan sebab kematian," katanya.

Menurutnya, dalam setiap kasus kematian, analisa terhadap jasad korban bisa menjadi bukti yang berharga. 

"Ya kita kan berhubungan dengan tubuh jenazah, tubuh manusia yang sudah berupa jenazah ya, jadi ilmu forensik itu menggunakan seluruh ilmu kedokteran untuk mengungkap kasus tersebut," ungkapnya. 

"Jadi kalau ada kasus pembunuhan, tubuh manusia itu merupakan petunjuk yang luar biasalah, petunjuk emas," tambahnya. 

Sebagai informasi, kasus ini bermula sejak jasad kedua korban yaitu Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) ditemukan di rumahnya di Desa Jalancagak, Subang, Jawa Barat pada Rabu (18/8/2021).

Sejak itu, kasus ini belum terungkap dan belum diketahui siapa yang menjadi pelaku pembunuhan tersebut.

Tim gabungan juga sudah dikerahkan mulai dari Polda Jawa Barat, Polda Metro Jaya, dan Bareskrim Polri menyatakan membantu penyelidikan kasus ini.

Kronologi penemuan jasad dimulai ketika suami Tuti, Yosef diketahui merupakan orang pertama yang datang ke TKP dan menemukan rumahnya sudah dalam keadaan berantakan dan berceceran darah.

Dia kemudian melaporkan ke polisi di Mapolsek Jalancagak karena mengira ada perampokan di rumahnya.

Selain menghubungi polisi, diketahui dia juga menghubungi anaknya Yoris, dan kakak Tuti, Lilis.

Polisi kemudian menemukan jasad tersebut tertumpuk di dalam bagasi sebuah mobil yang terparkir di TKP.

Pihak kepolisian menyimpulkan bahwa kasus ini tidak bermotif pencurian dan merupakan kasus pembunuhan berencana, karena hampir tidak ada barang berharga yang hilang di TKP.

Halaman
123