Virus Corona

Uji Coba Obat Covid-19 kepada Pasien Isolasi Mandiri di 13 Negara, AstraZeneca Ungkap Hasilnya

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perusahaan Farmasi AstraZeneca. Perusahaan tersebut merilis hasil uji coba obat Covid-19, Senin (11/10/2021).

TRIBUNWOW.COM - Perusahaan farmasi AstraZeneca merilis hasil uji coba obat untuk pasien Covid-19 gejala ringan dan sedang bahkan pada pasien berisiko tinggi.

Hasilnya, obat tersebut dinyatakan secara efektif berhasil mengurangi risiko pasien yang dirawat di rumah untuk menjadi parah sebesar 50 persen. 

AstraZeneca mengumumkan hasilnya pada hari Senin (11/10/2021) dan disebut sebagai suatu upaya dalam memerangi pandemi Covid-19. 

Baca juga: Sejumlah Pasien dan Penyintas Covid-19 Alami Depresi, Satgas Beri Tips Jaga Kesehatan Mental

Baca juga: Lansia Penerima Vaksin Covid-19 Sinovac dan Sinopharm, Direkomendasikan WHO Dapat Dosis Ketiga

Terapi AstraZeneca, yang diberikan melalui suntikan, merupakan gabungan dua antibodi atau lebih biasa disebut antibodi koktail merupakan yang pertama dari jenisnya. 

Jenis pengobatan tersebut dikatakan menjanjikan sebagai obat pencegahan dan sebagai pengobatan untuk Covid-19 setelah beberapa uji coba.

Tetapi uji coba menunjukkan dosis obat 600mg mengurangi risiko infeksi Covid yang parah atau kematian karena sebab apa pun hingga 50 persen.

Ini dirancang untuk melindungi orang yang tidak memiliki respons kekebalan yang cukup kuat terhadap vaksin.

“Hasil positif ini menunjukkan bahwa dosis intramuskular AZD7442 yang nyaman dapat memainkan peran penting dalam membantu memerangi pandemi yang menghancurkan ini,” Hugh Montgomery, peneliti utama uji coba, dikutip dari Aljazeera.

Sir Mene Pangalos, kepala penelitian dan pengembangan AstraZeneca, mengatakan hasil ini penting karena menambah bukti positif tentang obat tersebut.

“Intervensi dini dengan antibodi kami dapat memberikan pengurangan yang signifikan dalam perkembangan penyakit parah, dengan perlindungan berkelanjutan selama lebih dari enam bulan,” tambahnya.

Baca juga: Selain Makan Sehat dan Minum Suplemen, Lakukan 5 Hal Ini saat Isoman Covid-19 untuk Tingkatkan Imun

Terapi serupa yang dibuat dengan kelas obat yang disebut antibodi monoklonal sedang dikembangkan oleh Regeneron, Eli Lilly dan GlaxoSmithKline dengan mitra Vir Biotechnology.

Terapi ini disetujui untuk penggunaan darurat di Amerika Serikat untuk mengobati Covid-19 ringan hingga sedang.

AstraZeneca, yang lebih dikenal dengan vaksin Covid-19-nya menyebut telah meminta Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS pekan lalu untuk memberikan izin penggunaan darurat untuk obat antibodinya sebagai terapi pencegahan.

AstraZeneca mengirimkan data dari berbagai studi terkait obat antibodinya yang juga disebut AZD7442 ke regulator kesehatan global, kata seorang juru bicara, Senin.

"Kami akan melanjutkan diskusi dengan regulator seputar data baru ini," tambahnya.

Halaman
12