TRIBUNWOW.COM - Yoris yang menjadi ketua di Yayasan Bina Prestasi Nasional vakum sejak berjalannya kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.
Dia pun memilih beralih profesi bersama istrinya dan meninggalkan posisi ketua yayasan.
"Kalau saya itu memang berencana sama istri mau dagang sih, saya menggeluti dagang sekarang," katanya saat diwawancara di kanal Youtube tvOneNews, Senin (4/10/2021).
Baca juga: Menangis Kunjungi Makam Tuti dan Amalia, Yosef Kembali Tanggapi Tuduhan terkait Pembunuhan di Subang
Baca juga: Kantongi Hasil Autopsi Ulang Korban Kasus Subang, Polisi Fokus Cari Pembunuh Tuti dan Amalia
Sebagai informasi Yoris merupakan anak dari Tuti Suhartini (55) sekaligus kakak dari Amalia Mustika Ratu (23) yang jadi korban pembunuhan di Subang.
Selain Yoris, Tuti dan Amalia juga menjadi pimpinan di yayasan yang didirikan oleh suami Tuti, Yosef.
Sejak kasus ini berjalan, Yoris mengaku sudah tidak mengetahui bagaimana nasib yayasan yang didirikan ayahnya itu.
"Vakum aja kayaknya, saya juga enggak tahu sih ke depan gimana," ujarnya.
Yayasan yang didirikan Yosef diketahui juga ikut menjadi bahan pemeriksaan di kepolisian.
Yoris mengaku bahwa di yayasan juga terdapat polemik kepengurusan.
"Kalau polemik sih dari dulu juga udah jadi polemik yah, apalagi ada ini yah istri muda sama mamah lah, dari dulu juga gitu," katanya.
Yosef diketahui menikah lagi pada tahun 2009 bersama dengan Mimin.
Baca juga: Tangis Yosef saat Kunjungi Makam Tuti dan Amalia di Subang, Begini yang Dikatakannya
Sejak itu, Mimin diangkat Yosef menjadi bendahara yayasan, sebelum dia digantikan Amalia pada tahun 2011.
Karena keterangan-keterangannya soal istri muda Yosef dan yayasan, dia merasa ada opini publik yang menyebutnya menyudutkan Yosef.
Dia kemudian menyangkal hal tersebut dan mengatakan bahwa apa yang dia katakan semuanya adalah fakta.
"Pertama juga sih saya enggak pernah menyudutkan papah atau gimana kan, kalau itu di media itu kan cuma berkata sesuai BAP aja sih, sesuai kenyataan yang ada," jelasnya.
Yoris mengaku hidupnya banyak berubah karena kasus ini.
Dia mengaku kini hidupnya lebih tertutup dan merasa ketakutan menjadi target selanjutnya.
Bahkan dia kerap berpindah-pindah karena tidak tenang tidur di rumah.
"Sekarang mungkin iya sih, menutup diri kita, kadang-kadang kita enggak berani tidur di rumah, iya kita kadang tidur di saudara, kadang di luar, ketakutan juga ada," ungkapnya.
Keterangan Yoris bisa disimak sejak menit ke-15.00:
Fokus Cari Pembunuh
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Erdi A Chaniago menyampaikan progres penyelidikan kasus Subang.
Dia menyebut sudah mengantongi hasil autopsi ulang yang dilakukan pada jasad korban.
Kini, polisi disebut fokus mencari pelaku pembunuhan ibu dan anak tersebut berdasarkan keterangan yang ada, termasuk hasil autopsi ulang yang dilakukan pada Sabtu (2/10/2021).
"Dari sini mereka (penyidik) akan fokus untuk mencari tersangkanya, ya mudah-mudahan dalam waktu dekat ini ya," kata Erdi, dikutip dari Kompas TV yang diunggah pada Jumat (8/10/2021).
Lebih dari 50 hari sejak pertama kali jasad korban ditemukan, tepatnya pada Rabu (18/8/2021), dan hingga kini pihak kepolisian memang belum menetapkan satu pun tersangka.
Hal itu tidak lepas dari rapinya pelaku dalam melakukan aksinya.
Sedangkan, pihak kepolisian menyebut memilih profesional dalam kasus ini dan lebih berhati-hati dalam menentukan tersangka.
"Karena memang kita harus sedetail mungkin, seprofesional mungkin, karena ketika kita menentukan tersangka ini sudah harus siap alat bukti, saksi, dan sebagainya," katanya.
Itu juga yang mendorong pihak kepolisian melakukan autopsi ulang pada kedua jasad korban.
Polisi menyebut mendapat petunjuk baru yang di antaranya berasal dari keterangan terbaru dari para saksi.
"Karena ada keterangan-keterangan tambahan dari saksi-saksi, petunjuk yang kita dapatkan sehingga kita menyesuaikan dengan akibat yang dilakukan oleh pelaku kepada korban tersebut," katanya.
"Jadi ini kita bertahap jika ada temuan-temuan dan petunjuk yang lain, bukti-bukti yang lain, keterangan dari saksi-saksi yang lain, tentu kita harus dalami dengan melakukan autopsi ulang."
Sayangnya dia tidak mengungkap hasil autopsi terbaru yang dilakukan pihak kepolisian.
Dikatakan bahwa kini hasil autopsi masih menjadi konsumsi internal pihak kepolisian.
"Sudah, sudah didapatkan (hasil autopsi ulang), namun ini kan tidak bisa kami sampaikan karena masih dalam ranah penyelidikan dan konsumsi dari penyidik," ujar Erdi.
Untuk diketahui, kasus ini bermula sejak jasad kedua korban yaitu Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) ditemukan di rumahnya di Desa Jalancagak, Subang, Jawa Barat pada Rabu (18/8/2021).
Suami Tuti, Yosef merupakan orang pertama yang datang ke TKP dan menemukan rumahnya sudah dalam keadaan berantakan dan berceceran darah.
Dia kemudian melaporkan ke polisi di Mapolsek Jalancagak karena mengira ada perampokan di rumahnya.
Selain menghubungi polisi, diketahui dia juga menghubungi anaknya Yoris, dan kakak Tuti, Lilis.
Polisi kemudian menemukan jasad korban bertumpuk di dalam bagasi mobil Alphard milik Tuti yang terparkir di TKP.
Pihak kepolisian menyimpulkan bahwa pembunuhan tersebut tidak ada motif pencurian dan merupakan kasus pembunuhan berencana, karena hampir tidak ada barang berharga yang hilang di TKP.
Hanya ponsel Amalia yang diketahui hilang dan hingga kini tidak diketahui keberadaannya.
Ada dugaan jika pelaku merupakan kerabat dekat korban.
Dugaan jika pelaku orang dekat korban berdasarkan kesimpulan dari tidak ada barang berharga yang hilang di TKP dan pintu rumah korban juga tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan.
Keterangan Erdi bisa disimak di bawah ini:
(Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Pembunuhan di Subang Lainnya