"Pak Yosef terus berpesan, artinya begini atas kami berdoa kepada Yang Mahakuasa semoga kasus ini tidak berlarut-larut dan tentunya cepat terungkap," ujar Fajar.
Untuk diketahui, kasus ini bermula sejak jasad kedua korban ditemukan di rumahnya di Desa Jalancagak, Subang, Jawa Barat pada Rabu (18/8/2021).
Yosef merupakan orang pertama yang datang ke TKP dan menemukan rumahnya sudah dalam keadaan berantakan dan berceceran darah.
Dia kemudian melaporkan ke polisi di Mapolsek Jalancagak karena mengira ada perampokan di rumahnya.
Polisi kemudian menemukan jasad tersebut bertumpuk di dalam bagasi sebuah mobil yang terparkir di TKP.
Pihak kepolisian menyimpulkan bahwa kasus ini merupakan kasus pembunuhan berencana, karena hampir tidak ada barang berharga yang hilang di TKP.
Hanya ponsel Amalia yang diketahui hilang dan hingga kini tidak diketahui keberadaannya.
Ada dugaan jika pelaku orang dekat korban berdasarkan kesimpulan dari tidak ada barang berharga yang hilang di TKP dan pintu rumah korban juga tidak ditemukan tanda-tanda kerusakan.
Sebulan kasus ini berjalan, terungkap juga masalah di lingkaran korban seperti masalah dalam kepengurusan yayasan yang didirikan Yosef, dan masalah rumah tangga korban.
Tak Pernah Datang di Pengajian Versi Yoris
Hubungan Yosef dengan anak pertamanya, Yoris, memang diketahui sedang tidak akur.
Sebelumnya Yoris menyebut Yosef tidak pernah menghadiri tahlilan dan doa bersama yang diselenggarakan pihak keluarga Tuti untuk mendoakan korban.
"Ya kecewa ya jelas, papah (Yosef) tidak pernah datang di pengajian rutin, semua keluarga mamah (Tuti) juga kecewa," ujar Yoris di Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jumat (24/9/2021).
Yoris saat itu bahkan membandingkan Yosef yang sering ada waktu bermin golf namun tidak untuk mendoakan korban.
Ketidakhadiran itu yang menurut Yoris sangat mengecewakan.