Terkini Internasional

Pandora Papers Ungkap Kekayaan Rahasia Para Pemimpin Dunia, Libatkan Puluhan Negara

Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI mata uang dolar Amerika Serikat. Laporan kekayaan dan transaksi rahasia setidaknya 35 pemimpin dunia diterbitkan oleh organisasi media, disinyalir jadi investigasi global terbesar pada Minggu (3/10/2021).

TRIBUNWOW.COM - International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ) merilis laporan berisi kekayaan dan transaksi rahasia para pemimpin dunia, yang disebut investigasi Pandora Papers pada Minggu (3/10/2021).

Setidaknya ada 35 pemimpin dan mantan kepala negara yang dikaitkan dalam dugaan kepemilikan kekayaan rahasia, termasuk Raja Abdullah II dari Yordania, Perdana Menteri Ceko Andrej Babis, hingga Presiden Rusia Vladimir Putin.

Laporan Pandora Papers didasarkan pada kebocoran 11,9 juta dokumen dari 14 perusahaan jasa keuangan di seluruh dunia, dikutip dari Reuters pada Senin (4/10/2021).

Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di negara tersebut terkait wabah Virus Corona di kediaman Novo-Ogaryovo di luar Moskow pada 25 Maret 2020. ((AFP/Alexei Druzhinin/SPUTNIK))

Baca juga: Ada Aturan Penamaan Bayi, Pasangan di Swedia Tak Boleh Namai Anaknya Vladimir Putin

Baca juga: Laporan Rahasia Terungkap, Bank Sentral Afghanistan Sudah Kehabisan Uang sebelum Kemenangan Taliban

Penyelidikan dilakukan oleh ICIJ, jaringan wartawan dan organisasi media berbasis di Washington DC, Amerika Serikat (AS) yang melibatkan lebih dari 600 jurnalis di 117 negara, termasuk dari BBC, The Washington Post hingga The Guardian.

Pandora Papers menjadi satu di antara investigasi global terbesar yang pernah ada. 

Dilansir dari BBC, media telah memiliki akses ke hampir 12 juta dokumen dari 14 perusahaan jasa keuangan di negara-negara, termasuk British Virgin Islands, Panama, Belize, Siprus, Uni Emirat Arab, Singapura dan Swiss.

Dilaporkan ada lebih dari 330 politisi dan pejabat publik di 91 wilayah juga dikaitkan dalam laporan tersebut.

Beberapa tokoh menghadapi tuduhan korupsi, pencucian uang dan penghindaran pajak global.

Tetapi, salah satu pengungkapan terbesar dalam laporan itu adalah bagaimana orang-orang terkemuka dan kaya secara hukum, mendirikan perusahaan untuk diam-diam membeli properti di Inggris.

ICIJ menekankan kepemilikan aset di luar negeri atau penggunaan perusahaan cangkang untuk melakukan bisnis lintas batas negara, bukanlah hal ilegal di sebagian besar negara, dikutip dari AFP.

Namun, pengungkapan kekayaan rahasia tersebut dapat setidaknya mempermalukan para pemimpin, yang mungkin telah berkampanye secara terbuka menentang penghindaran pajak dan korupsi.

Perbankan offshore atau lepas pantai sering digunakan orang kaya untuk menghindari pajak.

Sementara perusahaan cangkang sering digunakan untuk menyembunyikan orang-orang kaya dari kepemilikan mereka atas aset untuk alasan politik atau pun membangun citra publik.

Pandora Papers mengungkap bagaimana Raja Yordania, Abdullah II menciptakan jaringan perusahaan cangkang untuk mengelola kerajaan properti globalnya.

Raja Abdullah II diduga menggunakan 36 perusahaan untuk membeli rumah-rumah mewah di Inggris dan AS senilai Rp 1,4 triliun.

Baca juga: Kontak Erat Positif Covid-19, Presiden Rusia Vladimir Putin Jalani Isolasi Mandiri

Halaman
12