TRIBUNWOW.COM – Seorang seniman Denmark, Jens Haaning, dipinjamkan uang tunai sebesar 534 ribu kroner atau sekitar Rp 1,2 miliar untuk digunakan menciptakan kembali karya seni lamanya.
Namun, Jens Haaning justru memilih menyimpan uang itu dan mengirimkan dua kanvas kosong untuk dipamerkan di sebuah museum di Denmark, dikutip dari NPR pada Rabu (29/9/2021).
Jens Haaning berdalih bahwa karya seni pada dasarnya adalah tentang kondisi kerja seniman dan memberi tajuk dua kanvas kosongnya itu 'Take the Money and Run'.
Baca juga: Vaksinasi Capai 80 Persen, Denmark Cabut Semua Pembatasan Virus Covid-19
Baca juga: Kekurangan Sopir Truk Pengangkut BBM, Warga Inggris Panic Buying, Habiskan Stok di Pom Bensin
Pihak museum menunjukkan kanvas kosong itu dan berharap Haaning bersedia mengembalikan uang yang sudah diterimanya.
Jens Haaning ditugaskan oleh Museum Kunsten di kota barat Aalborg, Denmark untuk mereproduksi dua karya menggunakan uang tunai dari mata uang Denmark kroner dan euro.
Karyanya ditujukan untuk mewakili gaji tahunan di Denmark dan Austria.
"Dua hari sebelum pembukaan pameran, kami mendapat email dari Jens yang memberi tahu kami bahwa dia tidak akan menunjukkan karya yang telah kami sepakati,” kata Direktur Museum, Lasse Andersson, dikutip dari AFP.
Jens Haanning memegang kata-katanya dan mengirimkan dua kanvas kosong kepada museum.
Menanggapi hal itu, Andersson mengatakan dirinya tertawa saat menerima hasil karya Haaning dan memutuskan tetap tetap memamerkan karyanya dalam pameran seni modern museum yang disebut Work It Out.
Pameran itu mengeksplorasi hubungan orang dengan pekerjaan dan dibuka 24 September lalu.
Seniman berusia 56 tahun itu, mengirim dua peti besar ke museum, tetapi ketika anggota staf membukanya, mereka terkejut menemukan dua kanvas kosong.
"Saya benar-benar tertawa ketika melihatnya," kata Andersson kepada NPR.
Andersson mengatakan bahwa sementara karya awal Haaning adalah mengubah uang menjadi seni.
"Karya baru ini mengingatkan kita bahwa kita bekerja untuk uang,” katanya.
Baca juga: Sungai Sekitar Festival Glastonbury Tercemar Ekstasi dan Kokain, Ini Penyebabnya
“Ini juga menambah putaran baru pada perdebatan tentang bagaimana karya seorang seniman harus dihargai,” tambahnya.
Sementara itu, Haaning menyimpan uang dari museum dan menyatakan bahwa karya seni pada dasarnya tentang kondisi kerja seniman.
"Kami juga memiliki tanggung jawab untuk mempertanyakan struktur yang menjadi bagian kami. Dan jika struktur ini benar-benar tidak masuk akal, kami harus memutuskannya," kata Haaning dalam siaran pers.
Andersson melihat kejadian itu dari sisi humor sejauh ini, dia juga mengatakan dua kanvas itu akan tetap dipajang hingga pameran berakhir.
Namun, Haaning sekarang juga menghadapi tenggat waktu untuk mengembalikan uang pinjaman museum pada 16 Januari mendatang, ketika pameran ditutup.
"Jika uang itu tidak dikembalikan pada 16 Januari seperti yang disepakati, kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan bahwa Jens Haaning mematuhi kontraknya," kata Andersson.
Meskipun tidak sesuai harapan, pihak museum mengakui Haaning memang menghasilkan karya yang provokatif.
"Bukan itu yang kami sepakati dalam kontrak, tetapi kami mendapat seni baru dan menarik dari Haaning,” ungkap Andersson.
Haaning adalah seniman terkenal di Denmark, di mana banyak proyeknya menarik perhatian, termasuk membuat Dannebrog, bendera nasional merah dan putih Denmark, menjadi hijau.
Selain mendapatkan uang Rp 1,2 miliar, Haaning juga memperoleh komisi 10 ribu kroner atau sekitar Rp 22,3 juta, ditambah bonus pameran. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Denmark lain