TRIBUNWOW.COM - Sejumlah penyintas Covid-19 akan mengalami perubahan pada bentuk kukunya baik itu pasien gejala ringan atau pasien bergejala berat.
Ada tiga bentuk perubahan pada kuku yang sejauh ini tercatat dialami penyintas Covid-19.
Dilansir dari The Conversation, fenomena itu dikenal dengan Nails Covid.
Baca juga: Lakukan saat Isolasi Mandiri, Ini 6 Gerakan untuk Jaga Kesehatan Paru-paru bagi Pasien Covid-19
Baca juga: Kondisi Delirium Rentan Terjadi pada Pasien Covid-19 Gejala Parah, Pemulihan Disebut Bisa Lama
Penyintas Covid-19 yang mengalami perubahan kuku memang tidak mencapai bahkan setengan pasien Covid-19.
Ini menjadi catatan baru setelah diketahui bahwa penyintas Covid-19 bisa mengalami fenomena di mana gejala bisa bertahan lama, baik itu gejala yang dialami ketika masa akut atau gejala baru yang muncul setelah fase akut.
Beberapa gejala long Covid-19 misalnya fatigue atau kelelahan, napas berat, sakit kepala kambuhan, anosmia, bahkan kabut otak.
Terkait perubahan pada kuku itu sendiri, bukti yang tersedia hingga saat ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat keparahan infeksi Covid-19 dan jenis atau tingkat perubahan kuku.
Berikut beberapa perubahan yang bisa terjadi pada kuku:
1. Pola kuku bulan sabit merah
Salah satu gejalanya adalah pola bulan sabit merah yang membentuk pita cembung di atas area putih di dasar kuku.
Ini tampaknya muncul lebih awal daripada keluhan kuku terkait Covid-19 lainnya, dengan pasien menyadarinya kurang dari dua minggu setelah didiagnosis.
Baca juga: Waspada saat Isolasi Mandiri, Studi Tunjukkan Covid-19 Bisa Picu Sindrom Langka Guillain-Barre
Beberapa kasus telah dilaporkan, tetapi tidak banyak.
Pola kuku bulan sabit merah seperti ini umumnya jarang terjadi, dan sebelumnya belum pernah terlihat begitu dekat dengan pangkal kuku.
Jadi, munculnya pola seperti ini secara eksklusif bisa menjadi indikasi infeksi Covid-19.
Mekanisme yang mendasari pola setengah bulan ini masih belum jelas.
Kemungkinan penyebabnya adalah kerusakan pembuluh darah yang terkait dengan virus itu sendiri.
Atau, mungkin karena respons imun yang dipasang terhadap virus yang menyebabkan pembekuan darah mini dan perubahan warna.
Kabar baiknya, tanda-tanda ini tampaknya tidak mengkhawatirkan, karena pasien tidak menunjukkan gejala.
2. Garis Beau
Beberapa pasien juga menemukan lekukan horizontal baru di dasar kuku jari tangan dan kaki mereka, yang dikenal sebagai garis Beau.
Ini cenderung muncul empat minggu atau lebih setelah infeksi Covid-19.
Garis Beau terjadi ketika ada gangguan sementara pada pertumbuhan kuku karena tekanan fisik pada tubuh, seperti infeksi, kekurangan gizi atau efek samping obat-obatan seperti obat kemoterapi.
Meskipun masuk akal bahwa mereka disebabkan oleh Covid-19, namun ini bukanlah gejala utama.
Bahkan juga belum diketahui apa hubungannya dengan virus penyebab Covid-19.
Ini bisa jadi karena stres yang dialami pasien Covid-19.
Saat kuku tumbuh rata-rata antara 2 mm dan 5 mm per bulan, garis Beau cenderung terlihat empat hingga lima minggu setelah stres fisik terjadi.
Oleh karena itu, waktu terjadinya peristiwa yang membuat stres dapat diperkirakan dengan melihat seberapa jauh garis Beau dari dasar kuku.
Tidak ada pengobatan khusus untuk garis Beau, karena mereka cenderung tumbuh pada akhirnya jika kondisi yang mendasarinya telah teratasi.
Saat ini, bukti yang tersedia menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat keparahan infeksi Covid-19 dan jenis atau tingkat perubahan kuku.
3. Temuan tidak biasa lainnya
Para peneliti juga mencatat beberapa kejadian tidak biasa lainnya.
Kuku seorang pasien wanita terlepas dari pangkal kuku dan akhirnya rontok, tiga bulan setelah infeksinya.
Fenomena ini dikenal sebagai onikomadesis dan diperkirakan terjadi karena alasan yang mirip dengan munculnya garis Beau.
Pasien ini tidak menerima pengobatan untuk perubahan ini karena kuku baru yang sehat dapat terlihat tumbuh di bawah kuku yang terlepas, yang menunjukkan bahwa masalah mulai teratasi dengan sendirinya.
Pasien lain, 112 hari setelah dites positif, menyaksikan perubahan warna oranye pada ujung kuku mereka.
Tidak ada pengobatan yang diberikan dan perubahan warna masih belum teratasi setelah satu bulan.
Mekanisme yang mendasari di balik ini tidak diketahui.
Dan dalam kasus ketiga, seorang pasien memiliki garis putih horizontal yang muncul di kuku mereka yang tidak hilang dengan tekanan.
Ini dikenal sebagai garis Mees atau leukonychia melintang.
Mereka muncul 45 hari setelah dites positif Covid-19.
Ini cenderung sembuh dengan pertumbuhan kuku dan tidak memerlukan perawatan.
Garis Mees diperkirakan disebabkan oleh produksi protein abnormal di dasar kuku karena gangguan sistemik. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya