TRIBUNWOW.COM – Taliban mengambil alih Afghanistan sejak penguasannya atas ibu kota Kabul pada 15 Agustus lalu.
Selama masa kekuasaan pertama Taliban dari tahun 1996 hingga 2001, kelompok itu melarang gaya rambut pendek dan memaksa pria menumbuhkan janggut.
Hal serupa juga terjadi setelah Taliban kembali menguasai Afghanistan saat ini.
Baca juga: Taliban Ingin Ikut Berbicara dalam Pertemuan PBB, Tunjuk Duta Besar Wakili Afghanistan
Baca juga: Taliban Tutup Kementerian Urusan Wanita Afghanistan, Pilih Aktifkan Kembali Polisi Moralitas
Aturan itu menyebabkan beberapa tukang cukur di Afghanistan kesulitan karena warga di negara itu hanya memiliki sedikit uang dan terlalu takut dihukum karena memotong pendek rambutnya, dilansir dari France24 pada Rabu (22/9/2021).
Seorang tukang cukur di Afghanistan, Nader Shah mengungkapkan perubahan kebiasan pria di negara itu dalam memotong rambut.
“Sebelumnya, orang-orang datang dan meminta gaya rambut yang berbeda, tapi sekarang tidak seperti itu lagi,” kata Shah di toko tukang cukurnya.
“Sekarang mereka patah hati,” tambahnya.
Saat Taliban digulingkan pada 2001 lalu, mencukur bersih janggut sering dianggap sebagai tanda modernitas, termasuk di kota barat Herat yang relatif kosmopolitan.
“Sekarang orang datang ke sini dan mereka hanya meminta potongan sederhana,” ungkap Shah.
“Mereka juga tidak mencukur janggut mereka, jadi itu masalah sekarang,”
Nader Shah yang sudah menjalani pekerjaannya sebagai tukang cukur selama 15 tahun itu menyatakan adanya penurunan pendapatan hariannya, dari Rp 213 ribu menjadi sekitar Rp 71 ribu hingga Rp 113 ribu saja.
Baca juga: Membersihkan Toilet Jadi Satu-satunya Pekerjaan yang Boleh Dilakukan Wanita Afghanistan oleh Taliban
Baca juga: Taliban Tak Izinkan Wanita Afghanistan Bekerja dengan Pria, Ini Alasannya
Hal serupa juga diungkapkan Mohammad Yousefi yang harus menurunkan tarif jasa potong rambutnya hingga hanya Rp 14 ribu.
“Karena situasi (pemerintahan) Taliban, pelanggan memiliki pendapatan lebih sedikit dan mereka membayar kami lebih sedikit,” katanya.
Yousefi mengatakan sejak Taliban menguasai negara itu, banyak orang ingin berpenampilan seperti kelompok itu.
“Itu bukan berarti Taliban modis, tetapi orang-orang (memilih) tidak mencukur janggut mereka karena Taliban akan berhenti dan menanyakan hal itu kepada mereka,” katanya.
“Mereka mengatakan itu (memotong janggut) tidak ada dalam hukum syariah, dan laki-laki harus memiliki janggut dan rambut panjang,” tambahnya.
Seorang tukang cukur yang bekerja di ibu kota Afghanistan, Kabul, mengatakan dia takut dengan apa yang bisa terjadi akibat aturan Taliban bagi bisnisnya di masa depan.
“Tidak ada pekerjaan, dan dalam sistem Imarah Islam sebelumnya, pekerjaan kami melanggar hukum, dan mereka mengatakan bahwa riasan dan tato pria tidak diperbolehkan, jadi pelanggan sangat sedikit, semua orang takut,” kata Mohammad Amin Noori pada Rabu (22/9/2021), dikutip dari Wionews.
“Saya (harus) bekerja dalam ketakutan, dan hukum mereka (Taliban) belum diterapkan, apakah kami akan diizinkan bekerja atau tidak,” tambahnya.
Sementara itu, penduduk lain mengatakan mereka mengharapkan lebih banyak pekerjaan dan peluang di bawah pemerintahan Taliban saat ini. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Afghanistan lainnya