Virus Corona

Alasan Pasien Covid-19 Tak Perlu Tes Swab atau PCR seusai Jalani Masa Isolasi Mandiri

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Virus Corona/Covid-19. Pasien Covid-19 tidak perlu melakukan tes Covid setelah masa isolasi mandiri.

TRIBUNWOW.COM - Pasien Covid-19 yang sudah selesai masa isolasi mandiri tidak perlu melakukan tes ulang baik swab ataupun PCR. 

Namun, masa isolasi setiap pasien juga dibedakan berdasarkan tingkat derajatnya. 

Pemerintah Indonesia, menerapkan kriteria yang sama dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait lamanya masa isolasi mandiri. 

Baca juga: Hasil Riset: Ini 6 Hal yang Para Ahli Sepakat untuk Tidak Dilakukan di Masa Pandemi Covid-19

Baca juga: Covid-19 Bisa Berpengaruh Terhadap Kecerdasan Otak seusai Isolasi Mandiri? Simak Penjelasannya

Bagi pasien tanpa gejala perlu melakukan isolasi mandiri 10 hari dan pasien gejala ringan 10 hari ditambah tiga hari bebas gejala. 

Dilansir dari situs WHO, tidak semua gejala akan menambah masa isolasi mandiri. 

Gejala yang menambah masa isolasi adalah demam dan gejala saluran pernapasan seperti batuk yang dalam dan sesak napas. 

Sedangkan gejala seperti anosmia atau kehilangan indera penciuman, nyeri sendi memang bisa berkepanjangan meski sudah dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Masa 10 hari diambil adalah berdasarkan riset yang menyatakan jika masa penularan Covid-19 sudah tidak signifikan setelah 10 hari.

Biasanya 5-10 hari setelah terinfeksi Covid-19, individu yang terinfeksi mulai secara bertahap memproduksi antibodi penawar.

Pengikatan antibodi penetralisir terhadap virus ini diharapkan dapat mengurangi risiko penularan virus.

RNA dari virus SARS-CoV-2 telah terdeteksi pada pasien 1-3 hari sebelum timbulnya gejala, dan viral load di saluran pernapasan bagian atas memuncak dalam minggu pertama infeksi.

Baca juga: Hindari Depresi-Atasi Masalah Tidur, Ini 8 Manfaat Berjemur saat Isolasi Mandiri Covid-19

Hal itu diikuti dengan penurunan bertahap dari waktu ke waktu.

Faktor-faktor yang menentukan risiko penularan termasuk apakah virus masih mampu bereplikasi, apakah pasien memiliki gejala, seperti batuk, yang dapat menyebarkan droplet infeksi, dan faktor perilaku dan lingkungan yang terkait dengan individu yang terinfeksi.

Tiga penelitian terhadap pasien dengan derajat penyakit yang bervariasi menunjukkan ketidakmampuan untuk membiakkan virus setelah hari ke-7 hingga hari ke-9 sejak terpapar.

Selain itu, masih dimungkinkan juga hasil PCR menjadi positif meski mereka sudah dianggap tidak menularkan atau setelah 10 hari masa isolasi. 

Halaman
12