Terkini Nasional

Reza Indragiri Sebut Terduga Korban Pelecehan di KPI Pusat Bisa Alami Trauma Ganda, Ini Dampaknya

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri soroti kasus dugaan pelecehan seksual di lingkungan kerja kantor KPI Pusat, Jumat (3/9/2021).

TRIBUNWOW.COM - Kasus dugaan perundungan dan pelecehan seksual terhadap sesama pegawai di lingkungan kerja Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menjadi perhatian serius viral di media sosial.

Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri, memberi tanggapan soal kasus yang diduga menimpa seorang pegawai berinisial MS tersebut.

Dilansir TribunWow.com, terduga korban dimungkinkan mengalami trauma ganda bila benar kasus tersebut terjadi.

Logo Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Terbaru, viral di media sosial curhatan seorang pria yang mengaku sebagai pegawai KPI Pusat menerima perundungan dan pelecehan dari rekan kerja sesama pria. (Facebook/KPI)

Baca juga: Terduga Pelaku Pelecehan dan Perundungan di Kantor Pusat KPI Dibebastugaskan, Ini Alasan dari Ketua

MS sebagai terduga korban mengaku telah mengalami perundungan dan pelecehan selama bertahun-tahun.

Bahkan, MS dalam pengakuan tertulisnya yang viral mengaku telah mengadu ke sejumlah pihak namun tidak mendapat tanggapan serius.

Menanggapi kasus tersebut, Reza Indragiri menyebut kejadian perundungan dan pelecehan seksual diduga hanya diketahui kalangan tertentu bila memang benar terjadi.

"Kasus semacam ini andaikan memang benar terjadi, niscaya berlaku di ruang tertutup," ujar Reza dikutip dari YouTube KompasTV,  Jumat (3/9/2021).

"Hanya kalangan yang sangat tertentu saja yang mengetahui kejadian persis yang menakutkan sekaligus memilukan semacam itu." 

Baca juga: Bagian Sensitif Pegawai KPI Dicoret Rekan Kerja, Polisi: Para Terlapor Langsung Memegang Badan

Baca juga: Polisi Bantah Pegawai KPI Pernah Lapor Alami Pelecehan Sesama Jenis, Pengacara Berkata Lain

Menurut Reza, hal itu pula yang mungkin membuat MS kesulitan mencari pertolongan kepada pihak lain, termasuk KPI dan kepolisian.

Sebab, terduga korban sudah kehilangan rasa percaya diri dan dikecewakan setelah mengalami kejadian tersebut.

"Itu pula yang mempersulit terduga korban mencari pertolongan termasuk ke pihak eksternal, dalam hal ini penegak hukum," kata Reza.

"Karena pihak terduga korban sudah mengalami ketidakberdayaan diri, mengalami ketidakpercayaan terhadap dirinya."

"Apalagi kemudian beberapa kali mencari pertolongan justru dikecewakan oleh lembaga yang justru semestinya memberi pertolongan," tambahnya.

Trauma Berganda

Lebih lanjut, korban mungkin saja telah mengalami trauma berganda bila benar kejadian tersebut terjadi.

Mengingat, kejadian tersebut sudah terjadi berulang kali dialami sejak bertahun-tahun dan terkesan tidak mendapat pembelaan dari pihak mana pun.

"Terduga korban ini mengalami trauma berganda menurut saya," ungkap Reza.

"Pertama, dia (MS) adalah korban dari perundungan atau pelecehan seksual dari para terduga pelaku."

"Kedua, bagaimana terduga korban justru disakiti, diposisikan kembali menjadi korban oleh otoritas yang semestinya memberikan perlindungan kepada terduga korban tersebut," jelasnya.

Baca juga: Korban Kasus Dugaan Pelecehan di KPI Pernah 2 Kali Lapor Polisi, Pengacara Bongkar Tanggapan Aparat

Dampak Traumatis

Reza juga menyinggung soal dampak traumatis yang akan dan mungkin sudah dialami terduga korban.

Selain menyasar ke mental atau psikis, pengalaman tragis tersebut juga bukan tidak mungkin akan berdampak secara fisik.

"Kita bisa bayangkan ada perasaan atau pengalaman traumatis yang berganda semacam ini," katan Reza.

"Bahkan, melipatgandakan kesedihan, ketakutan."

"Bahkan, muncul penyakit-penyakit yang secara fisik yang pada akhirnya mempersulit proses pemulihan terduga korban," terangnya

Sementara itu, terduga pelaku kini ada lima orang, yakni berinisial RM, FP, RE, EO, dan CL.

Kelimanya kini tengah diperiksa oleh pihak kepolisian dan internal KPI. 

(TribunWow.com/Rilo)

Baca artikel lain terkait